JUDUL PENGERTIAN JUDUL SISTEMATIKA PEMBAHASAN

commit to user BAB I - 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. JUDUL

Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta

1.2. PENGERTIAN JUDUL

Pusat : Pangkal pokok yang menjadi tumpuan berbagai macam urusan. tim penyusun Kamus Pusat Pembangunan dan Pengembangan Bahasa, 1998 : 177 Perdagangan : Berasal dari kata dagang, yang berarti pekerjaan yang berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan ; jual beli ; niaga. Raharjo Bayu, TA, 2001 Perlengkapan : Berasal dari kata lengkap, yang berarti tidak ada kurangnya, genap. pusatbahasa.diknas.go.id. Muslim : Penganut Agama Islam. KBBI, Depdikbud, RI, Jakarta. 1998 Surakarta : Suatu kota di Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan berada pada Wilayah aliran Sungai Bengawan Solo. BAPPEDA, Surakarta, 2003. Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta merupakan sarana untuk menampung kegiatan produksi, konsultasi, promosi, penjualan perlengkapan muslim, dan aktifitas penunjang lainnya, sebagai pendukung aktivitas penganut agama Islam.

1.3. LATAR BELAKANG

1.3.1. Diberlakukannya AFTA

Asean Free Trade Area AFTA merupakan bentuk kerjasama perdagangan di wilayah negara-negara ASEAN yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan volume perdagangan di antara negara anggota melalui commit to user BAB I - 2 penurunan tarif beberapa komoditas tertentu. AFTA mulai efektif pada tahun 2008, namun dalam perkembangannya dipercepat menjadi tahun 2003. Bagi Indonesia, kerjasama AFTA merupakan peluang yang cukup terbuka bagi kegiatan ekspor komoditas yang selama ini dihasilkan dan sekaligus menjadi tantangan untuk menghasilkan komoditas yang kompetitif di pasar regional AFTA. Diharapkan dengan diberlakukannya otonomi daerah perhatian pada sektor perdagangan dapat menjadi salah satu dorongan bagi peningkatan kualitas produk sehingga lebih kompetitif di pasar lokal, regional maupun pasar global, dan sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Sehingga pemenuhan sektor perdagangan di Indonesia akan sangat mendukung kerjasama AFTA tersebut.

1.3.2. Mata Pencaharian Penduduk Surakarta

Mata pencaharian penduduk di Surakarta antara lain kerajinan batik, kerajinan ukir, dan sebagainya. Dalam lingkungan keluarga keraton mempunyai warisan leluhur berupa resep obat-obatan maupun kosmetika yang sekarang berkembang menjadi industri jamu dan kosmetika. Home industri sudah menjamur di kota Surakarta. Apalagi industri konveksi yang telah menyebar sampai ke kampung – kampung. Hal ini dapat dikatakan perdagangan menjadi salah satu mata pencaharian tradisional, sehingga Surakarta mempunyai potensi sebagai kota perdagangan. Berikut tersaji tabel data penduduk menurut mata pencaharian di Surakarta dalam angka 2008. commit to user BAB I - 3 Tabel. 1.1. Data Penduduk menurut mata pencaharian di Surakarta 2008 Kecamatan Petani Buruh Pengusaha Buruh Buruh District Sendiri Tani Entepreneur Industri Bangunan Farmers Farm workers Industry workers Workers of constructor 1 2 3 4 5 6 Laweyan 38 32 964 16.421 12.648 Serengan - - 1.124 5.264 4.372 Pasar Kliwon - - 2.237 8.894 7.589 Jebres 81 - 1.119 17.653 16.534 Banjarsari 337 397 2.810 21.802 21.616 K o t a 2007 450 438 8.752 74.655 63.114 2006 486 569 8.218 75.667 68.535 2005 486 569 8.042 70.254 64.406 2004 768 1.061 9.035 76.059 71.329 sumber : Surakarta dalam angka 2008 Salah satu cara untuk melihat kondisi ekonomi suatu kota adalah dengan melihat mata pencaharian penduduk. Di Kota Solo yang terkenal sebagai kota jasa dan perdagangan, prosentase terbesar dari mata pencaharian penduduk, adalah dagang dan wiraswasta sebesar 38,28 persen, buruh industri sebesar 18,25 persen dan buruh bangunan sebesar 16,15 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perdagangan memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian daerah.

1.3.3. Potensi Pariwisata Belanja

Destinasi pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat commit to user BAB I - 4 unsur: daya tarik, fasilitas, aksesibilitas, masyarakat, yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menarik pada sebuah atau berbagai destinasi pariwisata yang memiliki unsur alam, budaya, dan atau minat khusus yang bersifat unik, khas, dan atau langka. Kota Surakarta dapat dikatakan kota yang memiliki daya tarik wisata. sumber : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Tabel.1.2.Perkembangan laju inflasi menurut kelompok barang dan jasa di Surakarta Tahun Kelompok Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi OR Transport, Komunikasi Keuangan 1 2 3 4 5 2001 15,58 18,28 21,25 14,82 2002 8,64 6,42 8,41 12,95 2003 1,73 -4,13 3,01 5,55 2004 3,03 2,75 7,76 6,5 2005 2,69 1,92 8,24 44,33 2006 1,44 2,88 2,72 0,56 2007 3,82 2,58 2,23 2,09 2008 2,98 6,65 1,82 4,14 Sumber : BPS kota Surakarta Dari tabel di atas tersaji perkembangan laju inflasi kelompok barang dan jasa yang berada di kota Surakarta. Ada beberapa jenis wisata belanja di Surakarta yang menarik wisatawan. Pasar Klewer adalah urutan pertama bagi yang perlu berbelanja oleh – oleh khas Solo, yaitu batik. Pasar Klewer terletak di alun-alun utara tepat berseberangan dengan masjid Agung commit to user BAB I - 5 Surakarta dan hanya berjarak beberapa meter dengan keraton, pasar Klewer menyediakan batik dalam beragam corak dan aplikasi. Bersebrangan dengan alun-alun ada pusat perbelanjaan Pusat Grosir Solo PGS, Beteng Square. Juga ada pasar Gede yang lebih beragam, mirip pasar tradisional di daerah- daerah lain. Barang yang dijual pun lebih banyak kebutuhan rumah tangga. Di Kampung Batik Laweyan merupakan sentra pembuatan batik yang bisa jadi sama besarnya dengan Kota Gede di Yogyakarta. Kampung Batik Kauman juga menyediakan beragam batik yang tak kalah dalam menarik perhatian wisatawan. Satu tempat lagi sebagai wisata belanja yang mendukung wisata budaya keraton mangkunegaran, yaitu night market yang berada di depan gerbang mangkunegaran, lebih dikenal dengan sebutan “ngarsopuro”. Pasar ini dibuka tiap sabtu malam. Sepanjang jalan diponegoro akan ditutup pada sabtu sore. Dan berfungsi kembali pada minggu pagi dini hari.

1.3.4. Penduduk Muslim Indonesia

Pada kenyataannya, negara Indonesia menempati peringkat pertama dengan jumlah muslim terbesar di seluruh dunia sumber: Pew Forum on Religionand Public Life. Setidaknya 1,57 miliar populasi muslim dari seluruh dunia diperkirakan 60 persennya dari benua Asia. Penduduk muslim Indonesia dengan total kurang lebih 202.867.000 jiwa. Kota Surakarta termasuk kota dengan prosentasi penduduk muslim tinggi. Hal ini belum didukung kualitas yang sesungguhnya oleh penganut agama Islam tersebut, termasuk dalam tata cara berbusana muslim yang sesuai syari’at. Secara khusus fasilitas ini ditujukan bagi masyarakat muslim, maka perlu pula diketahui demografi penduduk berdasar kepercayaannya. Berikut tabel demografi penduduk tahun 2008, commit to user BAB I - 6 Tabel. 1.3. Demografi penduduk berdasar kepercayaanagama di Surakarta tahun 2008 Kecamatan Islam Kristen Kristen District Moslem Katholik Protestan Catholic Protestan 1 2 3 4 5 6 7 Laweyan 88.520 10.464 10.564 426 530 110.504 Serengan 38.545 5.532 6.532 100 91 50.800 Pasar Kliwon 67.686 10.238 9.139 750 167 87.980 Jebres 95.296 20.802 22.518 1.804 872 142.292 Banjarsari 116.292 23.256 20.700 1.382 463 162.093 K o t a 406.339 70.292 69.453 4.462 2.123 553.669 2007 412.283 74.355 69.971 4.605 2.141 563.355 2006 408.992 74.253 71.538 4.624 2.169 561.576 2005 403.412 73.251 75.171 4.211 1.993 558.038 2004 401.358 74.665 74.504 .4.687 2.517 557.731 Budha Hindu Jumlah Sumber : surakarta dalam angka 2008

1.3.5. Kurangnya Fasilitas Perlengkapan Muslim di Surakarta

Banyaknya Pusat Perdagangan perlengkapan muslim yang tidak mewadahi kegiatan penjualan, produksi, konsultasi, promosi, dan aktifitas penunjang kegiatan Islam lainnya secara lengkap sebagai pendukung aktivitas penganut agama Islam. Beberapa contoh butik rumah mode muslim di Surakarta yang kurang lengkap dalam menyediakan perlengkapan muslim untuk keperluan masyarakat muslim pada khususnya. sumbe: analisa pribadi 1. Kilat Hanya menyediakan busana muslimah dan perangkat Sholat dalam variasi yang sangat terbatas dan sederhana telah melalui berbagai tahapan perkembangan dan kini telah tersedia aneka produk commit to user BAB I - 7 perlengkapan muslim, namun dalam skala kecil, dalam hal ini tidak semua perlengkapan dapat dijangkau di toko ini. 2. Boutiq Savanah Butik savanah ini merupakan show room dan work shop busana muslim yang terdapat di jalan wora – wari no 16 Mangkubumen wetan, Surakarta. Semua busana yang dipasarkan merupakan hasil desain dan produksi sendiri oleh pemilik. Selain busana, juga menyediakan aksesoris berupa tas dan beranekaragam kerudung. Di butik ini hanya melayani fasilitas busana dan aksesoriesnya. Untuk perlngkapan lain, seperti perlengkapan haji, perlengkapan walimahan, belum tersedia di tempat ini.

1.3.6. Potensi pasar di Surakarta

Pasar Klewer merupakan pasar tradisional yang barang dagangannya sudah merambah ke negara – negara ASEAN. Tak jarang warga Asing yang berkunjung ke Indonesia menyempatkan berkunjung di Pasar Klewer. Banyak pula warga asing yang sengaja datang ke Indonesia khusus untuk mengunjungi pasar klewer. Kota Surakarta memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan produk busana, terutama busana muslim. Dewasa ini busana muslim banyak diminati oleh masyarakat. Industri tekstil dan sandang yang ada di Surakarta sudah cukup banyak dan ditunjang dengan adanya industri batik yang terkenal baik di dalam maupun di luar negeri. Tabel. 1.4. Perusahaan Yang Bergerak Di Bidang Garmen Dan Tekstil No Industri Jumlah 1 Tekstil 28 2 Benang dan jarum 3 3 Pakaian jadi 27 4 Batik 5 Sumber: Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Surakarta tahun 2000 commit to user BAB I - 8 Dengan adanya industri-industri di atas maka akan sangat membantu dalam pemenuhan bahan di dunia fashion.

1.4. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1.4.1. Permasalahan

Bagaimana merencanakan suatu wadah fisik yang mampu menampung kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop tentang perlengkapan muslim sehingga mampu melaksanakan fungsinya secara optimal dalam melayani customernya dengan penampilan fisik yang dapat mencerminkan pusat perdagangan perlengkapan muslim.

1.4.2. Persoalan

Makro 1. Bagaimana merencanakan konsep lokasi dan site Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim pada tapak yang sesuai dengan fungsi kegiatan yang dapat menjadi pusat untuk mewadahi kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop. 2. Menentukan kriteria dan persyaratan yang meliputi kapasitas pemakai, struktur organisasi pengelola, serta program ruang yang sesuai dengan fungsi kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop yang berkarakter Islami. Mikro 1. Memanfaatkan site yang dipilih untuk dapat menentukan pola tata massa bagi fungsi sebuah Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang direncanakan. 2. Menentukan tata ruang bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang disesuaikan jenis kegiatan islami yang dapat memperhatikan aspek kelancaran, kenyamanan serta aktivitas pemakainya. commit to user BAB I - 9 3. Menentukan bentuk dan penampilan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang mampu menampung jenis kegiatan produksi, promosi, konsultasi, penjualan dan workshop di dalamnya berkarakter Islami.

1.5. TUJUAN DAN SASARAN

1.5.1. Tujuan

Merancang bangunan sebagai wadah kegiatan promosi, produksi, konsultasi dan penjualan perlengkapan muslim serta kegiatan pendukung lainnya sehingga mampu melaksanakan fungsinya secara optimal sebagai pusat perdagangan yang efektif dan efisien bagi warga muslim.

1.5.2. Sasaran

Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan sebagai landasan perwujudan fisik bangunan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim yang mewadahi kegiatan penjualan, promosi, produksi, konsultasi dan informasi tentang perlengkapan muslim serta kegiatan pendukung lainnya yang meliputi: 1. Konsep Perencanaan a. Konsep penentuan tapak b. Konsep pengolahan tapak, lokasi, site, dan zonifikasi 2. Konsep perancangan a. Konsep bentuk kegiatan perdagangan yang Islami b. Konsep kelompok kegiatan dan kebutuhan ruang yang Islami c. Konsep besaran ruang d. Konsep pola hubungan ruang dan organisasi ruang e. Konsep tuntutan dan persyaratan ruang f. Konsep penampilan eksterior dan interior bangunan g. Konsep sirkulasi commit to user BAB I - 10

1.6. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN

1.6.1. Lingkup

Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan pembahasan teoritik di luar disiplin ilmu arsitektur digunakan sebagai bahan pendukung untuk memperkuat keputusan konsep dalam perancangan dan memberi pengarahan dalam pembahasan.

1.6.2. Batasan

1. Lingkup wilayah yang digunakan adalah wilayah kota Surakarta. 2. Pembahasan mengacu pada tinjauan serta analisa konsep arsitektur islami akan diterapkan dalam bangunan.

1.7. METODE PEMBAHASAN

1.7.1. Tahap pengumpulan data

Konteks kebutuhan data dan informasi menentukan program perancangan bangunan, dimana berpengaruh pada pemecahan permasalahan. 1. Observasi lapangan a. Wilayah, dimana dalam langkah ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan identifikasi kondisi tapak terpilih yang berada di sentra perdagangan. Kawasan PGS, BTC, Pasar Klewer. b. Komparasi, pengamatan terhadap objek sejenis yang sudah ada. Pengamatan mengenai bangunan PGS dan BTC. 2. Studi literatur dengan berorientasi pada objek observasi untuk mendapatkan data sekunder yang tidak dapat diperoleh dari observasi. Dengan Tugas Akhir Jurusan Arsitektur yang berada di perpustakaan jurusan Arsitektur. 3. Wawancara Sumber informasi utama adalah pelaku pengguna yang akan menempati site, seperti pemilik usaha mikro konveksi di wilayah Surakarta, serta pemilik usaha perlengkapan haji di wilayah Surakarta dan Sukoharjo. commit to user BAB I - 11

1.7.2. Analisis

Data–data yang didapat dari hasil studi observasi yang terdiri dari observasi wilayah dan komparasi dan wawancara dengan pihak–pihak yang terkait. Akan didapatkan data–data mengenai penyewa retail pada pusat perdagangan, pembeli, maupun pihak pengelola tersebut. Diperhitungkan keterkaitan dengan standart yang ada didapat dari studi literatur yang ada untuk pendekatan menuju konsep perencanaan dan perancangan bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim.

1.7.3. Sintesis

Sintesis ini merupakan jawaban dari permasalahan yang telah diungkapkan diatas. Hasil dari sintesis ini selanjutnya dijadikan dasar dalam pembuatan konsep perancangan yang nantinya akan berpengaruh pada bentuk serta peruangan pada bangunan pusat perdagangan perlengkapan muslim.

1.8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika yang digunakan dalam pembahasan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta sebagai wadah yang merupakan sarana untuk menampung kegiatan produksi, konsultasi, promosi, penjualan, dan aktifitas penunjang lainnya bagi penganut agama Islam, sebagai berikut: Tahap I Mengemukakan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metoda penulisan serta sistematika pembahasan. Tahap II Mengemukakan tinjauan umum Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim, dan tinjauan Arsitektur Islami yang akan diterapakan dalam proses perancangan. commit to user BAB I - 12 Tahap III Mengemukakan tinjauan khusus kota Surakarta yang akan menjadi tempat didirikannya bangunan yang akan dirancang. Tahap IV Melakukan analisis pendekatan perencanaan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta yang direncanakan untuk menentukan perencanaan luar dan dalam bangunan yang direncanakan. Tahap V Kesimpulan dari analisis berupa konsep perencanaan dan perancangan Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim di Surakarta. commit to user BAB II - 13

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1. TINJAUAN UMUM PUSAT PERDAGANGAN

Perdagangan diartikan sebagai pedagang yang menjual barang dalam jumlah yang besar maupun kecil. Perdagangan berhubungan dengan kegiatan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan jual beli; niaga. Untuk kegiatan ini dibutuhkan suatu tempat bursa pasar sebagai tempat untuk memperjualbelikan sesuatu. sumber: http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php Secara umum pusat perdagangan diartikan sebagai suatu tempat berkumpulnya kegiatan yang dilakukan di suatu tempat bursa pasar dengan sistem penjualan yang dapat dinikmati oleh khalayak. Skala pelayanan dalam pusat perdagangan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan akan kegiatan perdagangan dalam lingkungan sekitar. Dapat berkisar dari tingkat lokal setempat maupun tingkat regional propinsi, bahkan dapat dikembangkan sampai ke tingkat Nasional. Skala pelayanan ini sangat berpengaruh terhadap besar – kecilnya luasan bangunan pusat perdagangan. Untuk skala pelayanan yang semakin luas maka diperlukan juga luasan bangunan, dan keberagaman barang dagangan yang diperjualbelikan di pusat perdagangan tersebut.

2.1.1. Karakteristik

Dalam sebuah pusat perdagangan disamping skala pelayanan yang nantinya akan berpengaruh dalam luasan bangunan, hal yang harus diperhatikan yaitu sistem sirkulasi baik di luar maupun di dalam bangunan. Dalam hal ini tingkat efisiensi dan nilai ekonomis sangat diperhatikan, sehingga selain bangunan dapat diukur maksimal dalam nilai ekonomis bisnis harus juga dipertimbangkan sistem sirkulasi yang baik, sehingga kegiatan yang ada dalam pusat perdagangan dapat berjalan dengan lancar. Dalam pengaturan sistem sirkulasi ada beberapa hal yang perlu