commit to user
BAB II - 45
banyak mengambil bagian pada perencanaan dan perancangan arsitektur Islami. Sudah menjadi fitrah manusia menyenangi keindahan. Setiap
manusia sesunggguhnya menginginkan sesuatu yang dapat menyenangkan dan menenagnkan hati.
Dalam hampir semua karya arsitektur, aspek estetika selalu mendapat perhatian utama. Dekorasi pada arsitektur sangat terkait pada zaman dan
budaya suatu masyarakat. Sejalan dengan waktu perkembangan seni hiasan atau ornamental dalam arsitektur kian menunjukan kreatifitasnya. Banyak
gaya baru diciptakan tapi tak sedikit yang masih bertahan pada corak hias masa lampau yang sangat bernilai dan beberapa mencoba memadukan di
antara keduanya. Motif hias yang sering digunakan pada karya-karya arsitektur Islami terdahulu dan masih digunakan sekarang adalah motif
floral, geometris dan kaligrafi.
Berikut beberapa yang termasuk dalam ornamen Islam :
1. Ornamen Floral Arabesque
Berdasakan hadits dari ibn ‘Abbas Ra yang diriwayatkan oleh dua imam hadits,
“Jika memang kamu harus menggambar, maka gambarlah pepohonan, dan apa yang
tidak mempunyai ruh nyawa”, menjadikan ornamen Floral sebagai bagian dari seni
dekoratif Islami yang cukup digemari. Motif tersebut berupa bentuk tumbuhan yang memiliki sulur-sulur dan cabang yang banyak dengan
pola yang melengkung-lengkung yang menghiasi dinding, kolom, interior, kubah, dan lain-lain.
2. Geometris
Kerap kali kita jumpai, bangunan yang Islami, menggunakan unsur-unsur desain geometris baik dari bentuk bangunan, fasad, denah,
maupun pola peruangan yang ada di dalamnya. Bentuk geometris
commit to user
BAB II - 46
sendiri mempunyai pemaknaan kesederhanaan dalam desain. Walaupun tampil dengan kesederhaan, tetapi mempunyai nilai estetis
tersendiri jika diterapkan dengan desain yang indah.
3. Kaligrafi
Dari sekian
banyak elemen
dekoratif yang mendukung sestetika pada sebuah bangunan ataupun karya arsitektur
Islami lainnya, kaligrafi menjadi elemen yang oleh banyak orang dianggap
menyatu pada sebuah desain arsitektur Islami. Jadi keberadaannya seperti menjadi sebuah keharusan. Kaligrafi adalah seni menulis huruf
indah. Dan dalam konteks ini adalh seni menulis huruf Arab yang umunya berupa ayat Al-Qur’an, lafadz Allah, asmaul khusna, dan
nama Muhammad Saw. Jadi keindahannya tidak hanya terletak pada bentuk tulisannya, namun lebih kepada makna dan kemuliannya.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kaligrafi pun selama berabad-abad lamanya mengalami perkembangan dengan berbagai
aliran atau gaya penulisan baru pada setiap zamannya. Pada masa Islam awal, dikenal gaya Mashq. Huruf Arab kuno ini bentuknya jauh
berbeda dengan huruf Arab yang kita kenal sekarang ini. Berkembang pada abad pertama Islam di Makkah dan Madinah. Kemudian dikenal
pula model Kafic yang berkembang di Kufa, Irak. Model ini banyak ditemukan pada manuskrip Al-Qur’an yang dibuat pada abad ketiga
Hijriyah. Model Eastern Kufic memiliki gaya penulisan yang lebih rumit dengan garis-garis yang tegas, berkembang sejak akhir abad X.
Naskhi adalah diri dari kaligrafi yang paling popular karena relative paling mudah ditulis dan dibaca sehingga sering dipakai untuk
menulis Al-Qur’an. Tidak jauh beebeda dengan Naskhi yaitu model Muhaqqaq.
commit to user
BAB III - 47
BAB III TINJAUAN KOTA SURAKARTA
3.1. Data Fisik Surakarta
3.1.1. Kedudukan Geografis
Letak geografis kota Surakarta berada di antara 110 45’15’ -110
45’35’ Bujur Timur ; 70 36’-7056’ Lintang Selatan. Kota Surakarta
merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta. Daerah-daerah yang
berbatasan dengan wilayah kota Surakarta :
Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Gambar.3.1.Peta Surakarta