commit to user
BAB IV - 86
Q.S.3:107
Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, Maka mereka berada dalam rahmat Allah surga; mereka kekal di dalamnya.
Beberapa alternative warna yang sering diterapkan dalam arsitektur Islami antara lain warna kuningemas, hijau, biru, putih, hitam, dan coklat. Untuk
memberikan penilaian pada alternatif yang ada digunakan standar pembobotan sebagai berikut,
Penerapan standar pembobotan yang telah ditentukan pada pemilihan warna untuk Pusat Perdagangan Perlengkapan Muslim, yaitu
Tabel. 4.6. Penerapan penilaian pemilihan dominan warna
NO ASPEK YANG DINILAI
PEMBOBOTAN emas hijau biru putih hitam
coklat 1
Mewakili warna ciptaan Tuhan di alam semesta
1 3
3 3
1 3
2 Identik dengan agamaIslam
3 3
1 2
1 2
3 Tingkat dominasi penerapan
dalam preseden 3
3 1
2 1
3 TOTAL
7 9
5 7
3 8
Sumber : analisa pribadi, 2010
Berdasarkan penilaian yang dilakukan maka warna yang dinilai paling efektif menciptakan seting berkonsep arsitektur Islami adalah warna hijau. Dan untuk
mengatasi repetisi berlebihan yang berujung pada kebosanan maka diaplikasikan pula warna lain sesuai tingkat efektifitas atau dapat pula di gradasi.
b. Analisa Proporsi Setting
Dengan menggunakan dasar penggunaan simbol berkonsep religi yang didapat dari telaah preseden serta telah diungkapkan pada bab II maka skala
proporsi yang dinilai dapat memberikan pengingatan pada kekuasaan Tuhan adalah skala proporsi heroik.
commit to user
BAB IV - 87
Bentukan berskala heroik dapat diciptakan dengan melebih-lebihkan skala proporsi pada ruang atau bangunan, sehingga perbandingan antara skala seting
jauh lebih besar dari skala pengamatnya sama sekali tidak antroposentris. Semakin besar perbandingan maka semakin besar pula stimulus yang diberikan
sehingga semakin kuat perasaan pengamat bahwa dia merasa kecil. Beberapa perbandingan skala proporsi yang mungkin dapat diterapkan pada seting antara lain
sebagai berikut,
a
Ruang dengan ceiling standard setinggi 3 meter
Gambar. 4.4. Ruang antroposentrik sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009
Dari ilustrasi tersebut kita dapat memembayangkan atau mengingat pengalaman kita pada ruang serupa, bahwa ruang tersebut memberikan
kenyamanan bagi pengguna untuk beraktifitas. Namun sayangnya tanpa ada persepsi lain yang muncul selain atribt kenyamanan tersebut.
b
Ruang dengan perbandingan proporsi tiga kali lebih besar yakni dengan ceiling setinggi 6 meter
Gambar. 4.5. Ruang berceiling setinggi 6 meter sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009
Dari ilustrasi terlihat bahwa ruangan tersebut selain memberikan kenyamanan sekaligus memberikan rasa keleluasaan bagi penggunanya.
commit to user
BAB IV - 88 c
Ruang dengan perbandingan proporsi lima kali lebih besar yakni dengan ceiling setinggi 8 meter
Gambar. 4.6. Ruang berskala heroik sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009
Dari ilustrasi terlihat bahwa ruang dengan ceiling yang tinggi membuat pengguna semakin merasa kecil. Ketinggian ceiling dalam batas tertentu
memberikan kesan agung namun bila terlalu besar juga dapat menimbulkan stressketakutan.
Selain pada ruang, skala heroik juga dapat diaplikasikan pada seting lain yakni pada bagian bangunan. Seting lain yang memungkinkan menggunakan
konsep skala heroik antara lain,
kolom-kolom
bukaan dindingpintu adn jendela Untuk memperkuat stimulus tersebut dapat pula digunakan teori keunikan
novelty dan keterkejutan. Sehingga pengamat dihadapkan pada ruang berskala antoposentris terlebih dahulu sebelum melalui seting yang berskala heroik.
Gambar. 4.7. Peningkatan kualitas stimulus melalui keunikan dan keterkejutan sumber: Hidayatul Muslihah, TA. 2009
commit to user
BAB IV - 89
Setelah mengetahui bagaimana mencipkaan seting berskala heroik maka analisa bentuk seting ini menjadi feed back untuk analisa peruangan terkait
penentuan seting berkonsep religi. Dalam tabel berikut dapat dijelaskan pada seting mana saja skala heroik akan diterapkan dalam perancangan,
Tabel.4.7. Setting dengan penerapan konsep skala heroik
No. Alternatif Seting Penerapan
1
Menara
2
Hall penerimaan
3
Area sirkulasi
4 Masjid
Sumber : Analisa Pribadi, 2010
Pada ruang-ruang yang digunakan untuk beraktifitas penerapan alternatif kedua yakni proporsi tiga kali dirasa sudah cukup menimbulkan kesan heroik. Hal ini
perlu dilakukan untuk menghindari sikap mubadzir pemborosan. Namun pada seting khusus untuk menciptakan keterkejutan dapat dilakukan
dengan penerapan void sehingga skala proporsi antara ketinggian orang dengan ketinggian bangunan yang semula hanya tiga kali dapat berlipat sesuai jumlah lantai
void pada bangunan tersebut.
c. Analisa Bentuk Setting Ruang dan Bangunan