Memelihara Kebersihan Pencahayaan yang Memadai

commit to user BAB II - 32 4. Tiang-tiang Tinggi “Yaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Yang belum pernah dibangun suatu kota seperti itu di negeri- negeri lain. Dan kaum Tsamūd yang memotong batu-batu besar di lembah.” QS. Al Fajr [89]: 7-9 Penduduk Iram adalah kaum ‘Ād, kaumnya Nabi Hud ‘alihis- salām, memiliki kemegahan arsitektur yang luar biasa dengan tatanan tiang- tiang besar yang menjulang tinggi. Demikian juga kaum Tsamūd, kaumnya Nabi Shalih ‘alihis- salām., mereka memotong-motong batu gunung untuk membangun gedung-gedung dan ada pula yang melubangi gunung sehingga menyerupai sebuah istana dalam gunung.

b. Memelihara Kebersihan

“Kecuali hama- hamba Allah yang dibersihkan.” QS. Ash Shāffāt [37]: 40 “Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” QS. At Taubah [9]: 108 Dari ‘A`isyah radhiyall āhu ‘anha, “Rasulullah Shallallāhu alaihi wa sallam memerintahkan supaya dibangun masjid-masjid di tiap-tiap kampung, sebagaimana Rasul memerintahkan kita menjaga kebersihan masjid dan mewangikannya.” HR. Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud ibn Majah “Menjadi bersihlah kamu sesungguhnya Islam itu bersih.” HR. ibn Hibban 1 “Sesungguhnya Allah itu Mahabaik lagi menyukai hamba yang baik; Mahabersih lagi menyukai hamba yang bersih; Mahamulia lagi menukai hamba yang mulia; Maha Pemurah lagi menyukai hamba yang suka memberi; karena itu bersihkanlah halaman-halaman commit to user BAB II - 33 rumah kalian dan janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi.” HR. Turmudzi “Kebersihan itu dapat mengajak orang pada iman, sedangkan iman akan bersama pemiliknya ke surga.” HR. Thabrani Kebersihan merupaka aspek yang paling ditekankan dalam Islam. Bersih dan suci merupakan persyaratan yang selalu ditanamkan kepada seorang Muslim baik suci lahir maupun batin. Kegiatan ibadah seperti shalat, membaca mushhaf Al-Qur`an dan ibadah-ibadah sunnah lain diawali dengan bersuci. Allah Subhānahu wa Ta’ālā menyeru orang-orang yang beriman supaya membersihkan menyucikan diri mereka. Kebersihan selalu menyejukkan siapa pun yang memandang dan menikmatinya. Kebersihan meliputi kesucian jiwa, kesucian ragawi, pakaian yang bersih, memelihara kebersihan lingkungan, dan memakan makanan yang bersih. Dengan demikian sebuah bangunan berarsitektur Islami tidak akan meninggalkan pertimbangan yang sangat utama ini. Karena fisik yang bersih di dalam naungan iman, akan melahirkan hati dan perasaan yang bersih.

c. Pencahayaan yang Memadai

“Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah misykat, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. An- Nūr [24]: 35 commit to user BAB II - 34 Seseorang yang berjalan dalam keadaan terang yang disinari oleh cahaya akan merasakan kemudahan dan ketenangan. Namun apabila cahaya itu menghilang, ia akan berjalan dengan penuh kebingungan sambil meraba-raba. Ia bisa tersesat atau terperosok ke dalam lubang. Demikian pula halnya cahaya Allah tidak hanya menerangi secara lahir melalui ciptaan-Nya, tetapi jauh menembus ke dalam qalbu yang menerangi manusia menuju jalan keselamatan. Sebaliknya apabila cahaya itu diambil, maka sudah pasti manusia akan tersesat dan akan terperosok ke dalam jurang kekafiran. Inilah cahaya Islam yang menerangi jiwa-jiwa manusia dari segala kesesatan. Pada bangunan Pondok Pesantren fungsi pencahayaan tidak hanya bersifat fisik pada pencahayaan ruangan. Fungsinya yang mendidik individu Muslim agar menjadi sosok Muslim yang shalih dan berjuang menegakkan Dinullah menjadi bagian dari cahaya-Nya yang menerangi arah hidup kaum Muslimin kepada jalan yang lurus.

d. Struktur yang Kokoh