Hasil Analisis Fraksi n-heksana dengan Cara Kromatografi Lapis Tipis Hasil Pemisahan Fraksi n-heksana dengan Kromatografi Cair Vakum

4.7 Hasil Analisis Fraksi n-heksana dengan Cara Kromatografi Lapis Tipis

KLT Hasil analisis KLT fraksi n-heksana menggunakan fase diam silika gel GF 254 dan penampak bercak LB , diperoleh fase gerak yang memisahkan noda dan yang paling baik adalah n-heksana – etilasetat 8:2 pada Gambar 4.1. Berdasarkan hasil KLT di atas dengan fase gerak n-heksana:etilasetat 80:20 diperoleh 3 noda yang terpisah dengan harga Rf masing-masing ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Harga Rf hasil KLT Fraksi n-heksana kuda laut fase gerak n-heksana-etilasetat 8:2 Visual Harga Rf Fraksi n-heksana Tidak berwarna 0,38 mc 0,87 mc 0,96 mu Keterangan : mc = merah coklat, mu = merah ungu Gambar 4.4 Kromatogram hasil analisis fraksi n-heksana dengan KLT a b c d e f Keterangan: a. n -heksana: etilasetat 100:0 b. n -heksana: etilasetat 90:10 c. n -heksana: etilasetat 80:20 d. n -heksana: etilasetat 70:30 e. n -heksana: etilasetat 60:40 f. n -heksana: etilasetat 50:50 Universitas Sumatera Utara Noda yang memiliki harga Rf tertinggi 0,96 relatif bersifat kurang polar dibandingkan dengan noda yang mempunyai harga Rf yang lebih rendah. Hal ini didasarkan pada polaritas sampel, eluen dan fasa diam yang digunakan. Sampel yang digunakan adalah fraksi n-heksana yang bersifat non polar sedangkan fasa diam yang digunakan adalah silika gel GF 254

4.8 Hasil Pemisahan Fraksi n-heksana dengan Kromatografi Cair Vakum

bersifat polar dan fasa gerak yang digunakan cenderung bersifat kurang polar lebih mudah larut dalam fasa gerak yang digunakan sehingga senyawa-senyawa yang bersifat kurang polar akan lebih mudah larut dalam fase gerak yang digunakan dan akan cepat terpisahkan dengan nilai Rf yang lebih tinggi karena senyawa yang kurang polar diikat lemah oleh fase diam. Dugaan senyawa yang diperoleh dari hasil KLT adalah steroidtriterpenoid bebas non glikosida dengan harga Rf 0,96 0,87 dan 0,33. KCV. Pada kromatografi cair vakum, pemisahan senyawa-senyawa yang terdapat dalam fraksi n-heksana dengan cara elusi landaian gradient elution dimulai dengan eluen yang bersifat non polar sampai eluen yang lebih polar. Perlakuan ini merupakan pemisahan tahap awal untuk mempermudah proses pemisahan selanjutnya, sehingga dapat diperoleh isolat tunggal. Sejumlah 2 gram fraksi n- heksana dicampur dengan silika gel 60H dan dilakukan elusi landaian sehingga diperoleh 12 fraksi, kemudian dari 12 fraksi dilakukan analisis KLT dan diperoleh 5 fraksi yang sama yaitu dengan fase gerak n-heksana:etilasetat fraksi KL I 100:0, KL II 90:10; 80:20 dan 70:30, KL III 60:40; 50:50; dan 40:60, KL IV 30:70; 20:80; 10:90 dan 0:100 dan KL V fraksi metanol. Diperoleh sejumlah 1,02 gram fraksi KL II yang kemudian dilanjutkan dengan kromatografi kolom. Universitas Sumatera Utara Bagan kerja ekstraksi Kromatografi Cair Vakum KCV, yang dilanjutkan dengan kromatogarafi kolom ditunjukkan pada Gambar 4.5. 100:0 90:10 80:20 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90 0:100 me 100 Digabung kromatogram sama masing-masing fraksi diuji sitotoksisitasnya 4.9 Hasil Pemisahan Fraksi n-heksana dengan Kromatografi Kolom Pada kromatografi kolom gravitasi, pemisahan senyawa-senyawa yang terdapat dalam fraksi aktif adalah didasarkan pada daya ikat molekul-molekul sampel oleh fasa diam dan fasa gerak yang mengalir. Aliran yang terjadi disebabkan oleh adanya gravitasi. Zat berkhasiat diserap secara sempurna oleh adsorben berupa pita sempit pada puncak kolom. Dengan mengalirkan pelarut, masing-masing senyawa akan turun dengan laju yang berbeda-beda hingga terjadi pemisahan dalam kolom yang disebut kromatogram Gritter, dkk., 1991. Hasil elusi fraksi 90:10; 80:20 dan 70:30 dari kromatografi cair vakum dengan Fraksi n -heksana 12 fraksi difraksinansi dengan KCV dengan fase gerak n-heksana-etilasetat secara gradien dan fase diam silika gel 60H di kromatografi kolom dengan fase gerak n-heksan:etilasetat gradien dan fase diam silika gel Fraksi-fraksi 82 vial Gambar 4.5 Bagan kerja KCV dan kromatografi kolom Universitas Sumatera Utara kromatografi kolom gravitasi sejumlah 1,02 g diperoleh eluat yang ditampung dalam 82 vial, kemudian komposisi kandungan kimia dari 82 vial dipantau dengan KLT dengan fase gerak n-heksana-etilasetat 80:20, dan fraksi yang sama digabungkan. Bagan kerja fraksinasi kolom kromatografi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.6. Fraksi KL II Fraksi KL II 3

4.10 Hasil Analisis KLT dari Hasil Pemisahan dengan Kolom Kromatografi