Hasil Analisis KLT dari Hasil Pemisahan dengan Kolom Kromatografi Hasil KLT Isolat Hasil Pemeriksaan Kemurnian dengan Kromatografi Lapis Tipis Dua Arah

kromatografi kolom gravitasi sejumlah 1,02 g diperoleh eluat yang ditampung dalam 82 vial, kemudian komposisi kandungan kimia dari 82 vial dipantau dengan KLT dengan fase gerak n-heksana-etilasetat 80:20, dan fraksi yang sama digabungkan. Bagan kerja fraksinasi kolom kromatografi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.6. Fraksi KL II Fraksi KL II 3

4.10 Hasil Analisis KLT dari Hasil Pemisahan dengan Kolom Kromatografi

Terhadap fraksi yang ada di dalam 82 vial masing-masing di KLT dengan fase diam silika gel GF 254 , fase gerak n-heksana-etilasetat 80:20 dan penampak bercak Liebermann-Burchard, ditunjukkan pada Gambar 4.7. Vial yang mempunyai pola kromatogram yang sama digabung menjadi satu fraksi. Dari hasil pemantauan dengan KLT diperoleh satu fraksi yang memungkinkan dapat dilanjutkan proses isolasi yang disebut dengan fraksi KL II 3 54,5 mg vial 18-22 Fraksi-fraksi 82 vial F1- 11 F12-17 F18-22 F23-43 F44-52 F53-63 F71-73 F74-82 kristal Satu noda Isolat murni Spektrum dicuci dengan metanol dingin KLT dua arah UV, IR, MS dan NMR Gambar 4.6 Bagan kerja fraksinasi dengan kolom kromatografi Setiap fraksi di KLT dan fraksi yang sama digabung F64-70 Universitas Sumatera Utara 5 fraksi dan dilakukan pencucian kristal dengan menggunakan metanol dingin dan diperoleh kristal sebanyak 22,9 mg.

4.11 Hasil KLT Isolat

Terhadap isolat tersebut di atas dilakukan kromatografi lapis tipis dengan fase gerak n-heksana:etilasetat 80:20, penampak bercak dengan penyemprot Liebermann-Burchard dalam metanol. Hasil KLT isolat KL I diperoleh 1 noda berwarna merah ungu dengan Rf 0,45 yang diduga golongan senyawa steroid bentuk bebas. Pemurnian selanjutnya dilakukan terhadap isolat KL I. Uji kemurnian isolat KL I dilakukan dengan KLT menggunakan beberapa eluen, yaitu: I. n-heksana:kloroform 50:50, II. kloroform:etanol 60:40, III. Kloroform: metanol 70:30, IV. kloroform 100, dari hasil elusi terdapat masing- masing satu noda pada masing-masing fase gerak yang digunakan, diduga bahwa isolat telah murni, kromatogram ditunjukkan pada Gambar 4.7.

4.12 Hasil Pemeriksaan Kemurnian dengan Kromatografi Lapis Tipis Dua Arah

Gambar 4.7 Kromatogram uji kemurnian dengan empat jenis fase gerak yang berbeda I III IV II Keterangan: I. n-heksana: kloroform 50:50 II. Kloroform: etanol 60:40 III. Kloroform: metanol 70:30 IV. Kloroform 100 Universitas Sumatera Utara Hasil KLT isolat KL I di atas, dilanjutkan dengan KLT dua arah dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak I n-heksana:etilasetat 80:20 dengan Rf 0,46 sedangkan fase gerak II adalah toluena:etilasetat 90:10 dengan Rf 0,53 dengan penyemprot Liebermann-Burchard dalam metanol. Dari perlakuan ini dihasilkan satu noda berwarna merah ungu 22,9 mg, kromatogram KLT dua arah ditunjukkan pada Gambar 4.8.

4.13 Hasil Karakterisasi Isolat KL I dengan Spektrofotometri Sinar Ultra Violet