Spektrum Proton NMR METODE PENELITIAN

4.16 Spektrum Proton NMR

Spektrum proton NMR 300 MHz, CDCl 3 isolat murni KL pada gambar 4.22 menunjukkan terdapat dua puncak singlet pada δ H 1.0264 ppm dan δ H 0.6966 ppm yang diduga merupakan gugus metil pada C-19 dan C-18. Puncak doublet pada δ H .0.8953 ppm; 0.8732 ppm diduga merupakan CH 3 -26 dan CH 3 -27. Spektrum 1 H-NMR dengan puncak multiplet pada geseran δ 3,4908 - 3,5956 ppm yang menunjukkan adanya proton H-3. Hal ini merupakan ciri dari atom C-3 metin pada steroid seperti pada Gambar 4.25. Berdasarkan harga geseran kimia proton metil angular H-19 pada 1,0264 ppm s mengindikasikan bahwa satu gugus hidroksil tersubstitusi pada C-3 dan posisi ikatan rangkap dua antara C-5 dan C-6. Indikasi ini didasari oleh geseran kimia H- 19 δ 1,0264 ppm akan lebih paramagnetik dibandingkan dengan senyawa berdekatan yang tidak tersubstitusi gugus hidroksil dan tidak mempunyai ikatan rangkap dua pada posisi C-5 dan C-6 Goad dan Akihisa, 1997. Gambar 4.22 Spektrum 1 H-NMR isolat KL I Universitas Sumatera Utara Gambar 4.23 Spektrum 1 Selanjutnya dari spektrum H NMR Isolat KL I 1,0264 ppm 1 H-NMR dapat ditemukan puncak metil yaitu δ 1,0264 s, 0,9431 s, 0,9213 s, 0,8909 d J = 1,32 Hz , 0,8689 d J = 1,29 Hz dan 0,6966 ppm s. Adanya puncak pada δ 0,6966 ppm dan δ 3,5270 ppm menunjukkan bahwa senyawa ini merupakan senyawa steroid karakteristik geseran kimia untuk steroid Tesemma, et al., 2013. Gambar 4.24 Spektrum 1 H NMR Isolat KL I yang menunjukkan gugus metil H-19; mengindikasikan bahwa satu gugus hidroksil tersubstitusi pada C-3 dan posisi ikatang rangkap dua pada C-5 dan C-6 Puncak-puncak yang menunjukkan adanya gugus metil dari senyawa isolat ditemukan sebagai signal singlet dan doublet Universitas Sumatera Utara Penentuan orientasi gugus –OH pada atom C-3 penentuan stereokimia pada C-3, gugus –OH pada C- 3 mempunyai kemungkinan menduduki posisi β- ekuatorial atau posisi α-aksial, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.26. A. Gugus -OH pada posisi B. Gugus –OH pada posisi β-ekuatorial α-aksial Orientasi gugus –OH pada atom C-3 dapat ditentukan dengan cara melihat interaksi antara atom H-3 dengan atom- atom H pada C-2 dan C-4, yaitu dengan melihat besaran harga konstanta kopling J dari puncak resonansi atom H-3 pada δ 3,5413 ppm. Pada atom C-2 terdapat 2 buah atom – H β-aksial dan 1 atom –H α-ekuatorial. Demikian pula pada atom C-4 terdapat dua atom –H yang terdiri dari satu H β-aksial dan 1 H α-ekuatorial. Interaksi antara satu atom –H aksial dengan Gambar 4.25 Spektrum 1 H-NMR isolat KL I untuk atom H-3 C 3 C 5 HO H C 3 HO H C 3 H OH Gambar 4.26 Orientasi gugus –OH pada atom C-3 Universitas Sumatera Utara J = 10 Hz J = 10 Hz H-3 aksial 2a 2b 2c 2d 2e 2f δ 3,5413 ppm H- 3 satu atom –H aksial yang lainnya akan mempunyai harga J yang besar J a,a = 10 Hz sedangkan J a,e = 5 Hz dan J e,e = 3 Hz. Puncak resonansi H- 3 pada δ 3,5413 ppm mempunyai anak puncak 7 buah septet dengan jarak antar anak puncak sebesar ±5 Hz. Hal ini hanya bisa terjadi jika posisi H- 3 adalah α-aksial, maka H-3 mempunyai interaksi aksial-aksial J a,a = 10 Hz dan interaksi aksial-ekuatorial J a,e = 5 Hz dengan keempat buah atom-atom H pada C-2 dan C-4. Mula-mula atom H-3 aksial dipecah menjadi triplet split into a triplet oleh 2 atom H aksial pada C-2 dan C-4 dengan J a,a = 10 Hz. Selanjutnya setiap anak puncak dipecahkan menjadi triplet oleh 2 atom –H ekuatorial pada C-2 dan C-4 dengan J a,e = 5 Hz. Hasil akhirnya adalah puncak H-3 aksial akan muncul sebagai septet seperti diperlihatkan pada berikut. Keterangan : 1a; 1b: J a,a = 10 Hz dan 2a; 2b; 2c; 2d; 2e; 2f : J a,e = 5 Hz 1a 1b Universitas Sumatera Utara H α, ax HO β, eq Dengan ditentukan orientasi H- 3 sebagai α-aksial, maka gugus –OH pada C-3 disimpulkan menempati posisi β-ekuatorial seperti pada Gambar 4.27. Spektrum 1 H- NMR dengan puncak doublet pada δ 5,3609-5.3782 ppm dapat ditafsirkan dengan pasti sebagai atom H-6 pada Gambar 4.28. Pada spektrum terlihat bahwa hanya terdapat dua puncak yang menunjukkan atom H-6 yang menunjukkan terdapatnya satu atom H yang bertetangga dengan atom H-6, sedangkan jika dilihat terdapat tiga geseran kimia pada puncak yang menunjukkan atom H-6 yang berarti bahwa terdapat 2 atom H yang bertetangga sehingga puncak seharusnya triplet atau kuartet. Hal ini Gambar 4.28 Spektrum 1 H-NMR ciri atom C-6 C 3 2 3 4 5 6 1 H HO Gambar 4.27 Kedudukan gugus –OH pada atom C menempati posisi β-ekuatorial Atom H-6 melekat pada gugus C=C sehingga beresonansi pada daerah yang sangat downfield ciri khas atom H olefinik. H H H H 6 Universitas Sumatera Utara dimungkinkan karena terjadinya tumpang tindih dan kurangnya tingginya resolusi dari alat yang digunakan, sehingga seharusnya terdapat 3 atau 4 anak puncak terlihat seperti hanya terdapat 2 anak puncak.

4.17 Spektrum DEPT Distortionless Enhancement by Polarization Transfer