merah, energi yang diserap menyebabkan kenaikan dalam amplitude getaran atom-atom yang terikat itu. Jadi molekul ini berada dalam keadaan vibrasi
tereksitasi. Energi yang diserap ini akan dibuang dalam bentuk panas bila molekul itu kembali ke keadaan dasar. Panjang gelombang eksak dari absorpsi oleh suatu
tipe ikatan, bergantung pada macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu, tipe ikatan yang berlainan C-H, C-C, C=O, C=C, O-H, dan sebagainya
menyerap radiasi infra merah pada bilangan gelombang yang berlainan. Dengan demikian spektrofotometri infra merah dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya gugus fungsi dalam suatu molekul.
2.7 Spektrometri Massa
Banyaknya energi yang diserap juga beraneka ragam dari ikatan ke ikatan. Ini disebabkan sebagian oleh perubahan dalam momen dipol pada saat energi
diserap. Ikatan non polar seperti C-H atau C-C menyebabkan absorpsi lemah, sedangakan ikatan polar seperti O-H, N-H dan C=O menunjukkan absorpsi yang
lebih kuat Supratman, 2010.
Spektrometer massa adalah suatu instrumen yang memiliki prinsip yang berbeda dengan instrumen lainnya. Dalam sebuah spektrometer, suatu sampel
dalam keadaan gas dengan elektron berenergi cukup untuk mengalahkan potensial ionisasi pertama senyawa tersebut potensial ionisasi kebanyakan senyawa
organik antara 185 - 300 kkalmol Supratman, 2010. Tabrakan antara sebuah molekul organik dengan salah satu elektron berenergi
tinggi menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari molekul itu dan terbentuknya suatu ion organik. Ion organik yang dihasilkan oleh penembakan elektron
berenergi tinggi tersebut tidak stabil dan pecah menjadi fragmen kecil, baik
Universitas Sumatera Utara
berbentuk radikal bebas maupun ion-ion lain. Dalam sebuah spektrometer massa yang khas, fragmen yang bermuatan positif ini akan dideteksi. Oleh karena itu,
struktur dan massa fragmen memberikan petunjuk mengenai struktur molekul induknya. Juga digunakan untuk menuntukan bobot molekul suatu senyawa dari
spektrum massanya Supratman, 2010.
2.8 Spektrometri Resonansi Magnetik Inti Nuclear magnetic Resonance
Pada pengukuran fisikokimia resonansi magnetik inti nuclear magnetic resonance
lebih popular digunakan dibandingkan instrumen lainnya. Penerapannya tidak terbatas dari senyawa organik yang sederhana tetapi hingga
ke biopolimer yang sangat komplek seperti protein dan asam nukleat. Resonansi magnetik inti berhubungan dengan sifat magnet dari inti atom. Spektroskopi NMR
didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti tertentu dalam molekul organik, bila molekul ini berada dalam magnet yang sangat kuat dan homogen
Supratman, 2010. Mempelajari molekul senyawa organik secara spektrometri resonansi magnet
inti akan memperoleh gambaran perbedaan sifat magnet dari berbagai inti yang ada dan untuk menduga letak inti tersebut dalam molekul. Dari spektra resonansi
magnet inti proton
1
H-NMR akan diperoleh informasi tentang jenis hidrogen, jumlah hidrogen dan lingkungan hidrogen dalam suatu senyawa, begitu halnya
dengan spektra resonansi magnet inti karbon
13
C-NMR Supratman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara eksploratif deskriptif yang meliputi pengumpulan dan pengolahan bahan, pembuatan ekstrak etanol, fraksi n-heksana,
isolasi senyawa dari fraksi n-heksana, pengujian sitotoksisitas terhadap isolat terhadap sel MCF-7, pengujian imunositokimia dari isolat dan pengujian
penghambatan siklus sel dengan flow cytometer, serta melakukan elusidasi struktur dari isolat aktif. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi,
Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, autoclave
Hirayama, blender Philips, conical tube, eksikator, elisa reader BenMark Biorad, FACScan flow cytometer Becton Dickinson, High
Resolution Mass Spectrometer Mass Spectrometer MAT 95 XL Thermo
Finnigan inkubator CO
2
Heraceus, inverted microscope Olympus, laminar air flow
Labconco, mikropipet, neraca kasar Home Line, neraca listrik Boeco, nuclear magnetic resonance
Bruker 300, penangas air Yenaco, rotary evaporator
Stuart, sentrifugator, seperangkat kolom kromatografi, seperangkat kromatografi cair vakum, spektrofotometer UV-Vis Shimadzu, spektrofotometer
FTIR Shimadzu, vortex dan 96-well plate.
Universitas Sumatera Utara