Uji kemurnian Isolat Hasil Identifikasi Hewan Hasil Ekstraksi Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi n-heksana, Fraksi KCV dan Isolat Kuda

3.15 Uji kemurnian Isolat

Terhadap isolat dilakukan uji kemurnian dengan KLT dua arah dengan menggunakan fase gerak I yaitu n-heksana - etilasetat 80:20 dan fase gerak II yaitu toluene-etilasetat 90:10 dengan fase diam plat pralapis dan penampak bercak pereaksi Liebermann-Burchard. Cara kerja: Isolat ditotolkan pada plat pra lapis silika gel GF 254

3.16 Karakterisasi Isolat

ukuran 10 x 10 lalu dielusi memakai fase gerak I yaitu n-heksana - etilasetat terpilih hingga mencapai batas pengembangan, kemudian plat dikeluarkan dari dalam bejana dan dikeringkan. Setelah plat kering dielusi kembali dengan arah yang berbeda 90° memakai fase gerak II, disemprot dengan memakai penampak bercak Liebermann-Burchard, setelah itu plat dipanaskan pada suhu 105°C selama 10 menit lalu diamati warna yang terbentuk. Karakterisasi isolat secara spektrofotometri ultraviolet, spektrofotometri inframerah, spektrometri massa dan nuclear magnetic resonance dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU Medan.

3.16.1 Karakterisasi Isolat secara Spektrofotometri UV

Cara kerja: Isolat hasil isolasi dilarutkan dalam pelarut metanol, kemudian dimasukkan kedalam kuvet yang telah dibilas dengan larutan sampel. Selanjutnya absorbansi larutan sampel diukur pada panjang gelombang 200 - 400 nm. Universitas Sumatera Utara

3.16.2 Karakterisasi Isolat secara Spektrofotometri IR

Cara kerja: Karakterisasi isolat secara spektrofotometri IR dilakukan dengan cara mencampurkan 1 mg isolat dengan 150 mg kalium bromida menggunakan alat mixture vibrate , kemudian dicetak menjadi pelet pada tekanan 11,5 ton dan dimasukkan kedalam spektrofotometer inframerah serta diukur absorbansinya pada frekuensi 4000 - 400 cm -1

3.16.3 Karakterisasi Isolat secara Spektrometri Massa

. Cara kerja: Karakterisasi isolat secara spektrometri massa dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam metanol kemudian di injeksikan kedalam alat mass spectrometer HRMS dengan teknik ionisasi elektron, kemudian dibaca massa yang diperoleh dari pengukuran.

3.16.4 Karakterisasi Isolat dengan Spektroskopi NMR Nuclear Magnetic

Resonance. Cara kerja: Karakterisasi isolat dengan spektroskopi NMR dilakukan dengan melarutkan isolat dalam CDCl 3 kloroform terdeuterasi kemudian sampel dianalisa dengan percobaan NMR 1 dimensi 1 H dan 13 C NMR dan 2D NMR COSY, NOESY, HMBC dan HSQC. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Hewan

Hasil identifikasi hewan dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah hewan kuda laut Hippocampus trimaculatus Leach dari Suku Syngnathidae. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 118. Hasil pemeriksaan makroskopik kuda laut adalah memiliki bau yang khas, warna kecoklatan, panjang maksimum 17 cm, trunk rings 11, tail rings 40-41, head lengthsnout length 2,2 cm, coronet rendah dan menyerupai 5 titik, tidak terdapatnya duri hidung, duri pipi tunggal dan berbentuk seperti ‘hook’.

4.2 Hasil Ekstraksi

Hasil ekstraksi yang diperoleh dari simplisia kuda laut sebanyak 250 g yang dimaserasi dengan pelarut etanol 96 diperoleh 35,20 g ekstrak setelah di freeze dryer . Hasil fraksinasi ekstrak etanol sebanyak 20 g menggunakan pelarut n -heksana diperoleh fraksi n-heksana sebanyak 5,57 g. Penggunaan pelarut etanol diharapkan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya dapat tersari sempurna, pelarut n-heksana digunakan untuk menarik senyawa kimia non polar, seperti triterpenoidsteroid. Bagan ekstraksi dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4, halaman 120 dan 121.

4.3 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi n-heksana, Fraksi KCV dan Isolat Kuda

Laut terhadap sel MCF-7 Metode MTT [3-4,5-dimetiltiazol-2-il-2,5-difenil tetrazolium bromida] adalah salah satu uji sitotoksisitas yang bersifat kuantitatif. Uji ini berdasarkan Universitas Sumatera Utara pengukuran intensitas warna kolorimetri yang terjadi sebagai hasil metabolisme suatu substrat oleh sel hidup menjadi produk berwarna. Pada uji ini digunakan garam MTT. Garam ini akan terlibat pada kerja enzim dehidrogenase. MTT akan direduksi menjadi formazan oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium, yang termasuk dalam mitokondria dari sel hidup Kupcsick, 2011. Hasil pengujian sitotoksik larutan uji terhadap sel MCF-7 memberikan nilai IC 50 66,815 µgml untuk fraksi n-heksana di mana pada konsentrasi ini fraksi n -heksana sudah dapat menghambat 50 pertumbuhan sel MCF-7. Ekstrak dinyatakan poten jika mempunyai nilai IC 50 kurang dari 100 µgml Ueda, et al., 2002. Dari hasil pengujian dan perhitungan nilai IC 50 fraksi n-heksana, maka dapat dikategorikan poten karena memiliki nilai IC 50 Menurut Yadav, et al., 2010, triterpenoid steroid memiliki aktivitas untuk mengatasi inflamasi, proliferasi sel, apoptosis, invasi, metastasis dan angiogenesis. Karena banyak dari senyawa ini menunjukkan potensi yang baik dalam menangani kanker dengan berbagai mekanisme, seperti mengatur regulasi dari faktor transkripsi contoh: nuclear factor-kappaB [NF- κB], protein anti- apoptotik contoh: bcl-2, bcl-xL, pencetus dari proliferasi sel metalloproteinases [MMPs], intraseluler adhesi molekul-1 ICAM-1 dan protein angiogenik vascular endothelial growth factor VEGF. dibawah 100 µgml. Sebelumnya telah dilakukan penentuan golongan senyawa kimia terhadap fraksi n -heksana dan hasilnya terdapat golongan senyawa kimia yang diduga bersifat antikanker yaitu triterpenoidsteroid. Hasil pengujian sitotoksik dari fraksi hasil KCV terhadap sel MCF-7 memberikan nilai fraksi KL I IC 50 122.391,863 µgml, KL II IC 50 45,392 µgml, Universitas Sumatera Utara KL III IC 50 144,774 µgml, KL IV IC 50 285,723 µgml, KL V IC 50 214,890 µgml. Hasil pengujian sitotoksik larutan uji dari isolat dari fraksi KCV KL II terhadap sel MCF-7 memberikan nilai IC 50 22,082 µgml sedangkan doksorubisin sebagai kontrol positif memberikan nilai nilai IC 50 Kolesterol merupakan salah satu jenis sterol yang banyak ditemukan pada hewan, karena merupakan komponen penyusun membran sel. Menurut Bharat, dkk., 2013, beberapa jenis senyawa sterol seperti dibromostigmasterol, stigmast- 5-en-3-ol, stigmasta-5,22-dien- 3β-ol, cholest-5-en-3-ol kolesterol, ergost-5-en-3- ol, stigmast-5-en-3-il-9-oktadekanoat diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antijamur dan sitotoksik. Doksorubisin merupakan salah satu obat antitumor golongan antibiotik antrasiklin yang bekerja dengan cara menyisip pada DNA dan mengakibatkan pemotongan DNA dan dapat menghasilkan radikal- radikal bebas pada jaringan normal maupun kanker yang dapat menyerang DNA dengan cara mengoksidasi basa-basa DNA Serrano, et al., 1999. sebesar 7,875 µgml.

4.4 Hasil Uji Sitotoksisitas Isolat Kuda Laut terhadap sel Vero dan Selectivity