Hasil Identifikasi Hewan Hasil Ekstraksi Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi n-heksana, Fraksi KCV dan Isolat Kuda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Hewan

Hasil identifikasi hewan dilakukan oleh Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI adalah hewan kuda laut Hippocampus trimaculatus Leach dari Suku Syngnathidae. Hasil dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 118. Hasil pemeriksaan makroskopik kuda laut adalah memiliki bau yang khas, warna kecoklatan, panjang maksimum 17 cm, trunk rings 11, tail rings 40-41, head lengthsnout length 2,2 cm, coronet rendah dan menyerupai 5 titik, tidak terdapatnya duri hidung, duri pipi tunggal dan berbentuk seperti ‘hook’.

4.2 Hasil Ekstraksi

Hasil ekstraksi yang diperoleh dari simplisia kuda laut sebanyak 250 g yang dimaserasi dengan pelarut etanol 96 diperoleh 35,20 g ekstrak setelah di freeze dryer . Hasil fraksinasi ekstrak etanol sebanyak 20 g menggunakan pelarut n -heksana diperoleh fraksi n-heksana sebanyak 5,57 g. Penggunaan pelarut etanol diharapkan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya dapat tersari sempurna, pelarut n-heksana digunakan untuk menarik senyawa kimia non polar, seperti triterpenoidsteroid. Bagan ekstraksi dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4, halaman 120 dan 121.

4.3 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi n-heksana, Fraksi KCV dan Isolat Kuda

Laut terhadap sel MCF-7 Metode MTT [3-4,5-dimetiltiazol-2-il-2,5-difenil tetrazolium bromida] adalah salah satu uji sitotoksisitas yang bersifat kuantitatif. Uji ini berdasarkan Universitas Sumatera Utara pengukuran intensitas warna kolorimetri yang terjadi sebagai hasil metabolisme suatu substrat oleh sel hidup menjadi produk berwarna. Pada uji ini digunakan garam MTT. Garam ini akan terlibat pada kerja enzim dehidrogenase. MTT akan direduksi menjadi formazan oleh sistem reduktase suksinat tetrazolium, yang termasuk dalam mitokondria dari sel hidup Kupcsick, 2011. Hasil pengujian sitotoksik larutan uji terhadap sel MCF-7 memberikan nilai IC 50 66,815 µgml untuk fraksi n-heksana di mana pada konsentrasi ini fraksi n -heksana sudah dapat menghambat 50 pertumbuhan sel MCF-7. Ekstrak dinyatakan poten jika mempunyai nilai IC 50 kurang dari 100 µgml Ueda, et al., 2002. Dari hasil pengujian dan perhitungan nilai IC 50 fraksi n-heksana, maka dapat dikategorikan poten karena memiliki nilai IC 50 Menurut Yadav, et al., 2010, triterpenoid steroid memiliki aktivitas untuk mengatasi inflamasi, proliferasi sel, apoptosis, invasi, metastasis dan angiogenesis. Karena banyak dari senyawa ini menunjukkan potensi yang baik dalam menangani kanker dengan berbagai mekanisme, seperti mengatur regulasi dari faktor transkripsi contoh: nuclear factor-kappaB [NF- κB], protein anti- apoptotik contoh: bcl-2, bcl-xL, pencetus dari proliferasi sel metalloproteinases [MMPs], intraseluler adhesi molekul-1 ICAM-1 dan protein angiogenik vascular endothelial growth factor VEGF. dibawah 100 µgml. Sebelumnya telah dilakukan penentuan golongan senyawa kimia terhadap fraksi n -heksana dan hasilnya terdapat golongan senyawa kimia yang diduga bersifat antikanker yaitu triterpenoidsteroid. Hasil pengujian sitotoksik dari fraksi hasil KCV terhadap sel MCF-7 memberikan nilai fraksi KL I IC 50 122.391,863 µgml, KL II IC 50 45,392 µgml, Universitas Sumatera Utara KL III IC 50 144,774 µgml, KL IV IC 50 285,723 µgml, KL V IC 50 214,890 µgml. Hasil pengujian sitotoksik larutan uji dari isolat dari fraksi KCV KL II terhadap sel MCF-7 memberikan nilai IC 50 22,082 µgml sedangkan doksorubisin sebagai kontrol positif memberikan nilai nilai IC 50 Kolesterol merupakan salah satu jenis sterol yang banyak ditemukan pada hewan, karena merupakan komponen penyusun membran sel. Menurut Bharat, dkk., 2013, beberapa jenis senyawa sterol seperti dibromostigmasterol, stigmast- 5-en-3-ol, stigmasta-5,22-dien- 3β-ol, cholest-5-en-3-ol kolesterol, ergost-5-en-3- ol, stigmast-5-en-3-il-9-oktadekanoat diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antijamur dan sitotoksik. Doksorubisin merupakan salah satu obat antitumor golongan antibiotik antrasiklin yang bekerja dengan cara menyisip pada DNA dan mengakibatkan pemotongan DNA dan dapat menghasilkan radikal- radikal bebas pada jaringan normal maupun kanker yang dapat menyerang DNA dengan cara mengoksidasi basa-basa DNA Serrano, et al., 1999. sebesar 7,875 µgml.

4.4 Hasil Uji Sitotoksisitas Isolat Kuda Laut terhadap sel Vero dan Selectivity