menjadi sebuah unconditioned response yang tidak diperkirakan sebelumnya. Jika Van dan Norm tidak berhasil meringkus Wishbone dan remaja itu terbukti membawa
senjata api maka siapapun korban yang akan terluka akan menjadi tanggungjawab Sophia. Hal tersebut adalah suatu kesalahan besar bagi seorang polisi. Situasi sulit
yang dialami Sophia biasanya jarang terjadi namun harus diantisipasi. Upaya antisipasi dapat berupa olahraga, latihan menembak, atau menambah pengalaman di
lapangan. Hasil yang baik atau buruk yang terjadi dalam sebuah situasi sulit belum dapat menjadi penentu kualitas kerja seorang polisi.
3.2.2.10 Mary Frances Devlin dan Sally Weston
Mary dan Sally menjalankan tugas patroli bersama karena Paul Randall sedang berlibur. Meskipun mereka telah saling mengenal, mereka belum pernah berpatroli
bersama sebelumnya. Mary memiliki pengalaman berpatroli lebih banyak dari Sally sehingga ia juga akan memberikan beberapa pengetahuan dan pengalaman baru bagi
Sally. Mereka berpatroli di sektor H dari bagian daerah kepolisian ke enambelas 16 atau One-Six precinct, kode RMP yang mereka gunakan adalah One-Six Henry.
Mereka menerima laporan mengenai seorang wanita tua yang berteriak-teriak di daerah West End Avenue dan Seventy-fifth Street. Wanita tua itu bernama Mabel,
Mary telah cukup mengenalnya di daerah tersebut 1987:181. Mabel mengatakan bahwa ia berteriak-teriak karena tidak menemukan kaleng-kaleng minuman yang
dapat ditukar dengan sejumlah uang. Mary menawarkan untuk memberinya makanan dan Mabel segera menerimanya. Mary meminta Sally untuk membantunya membeli
makanan bagi wanita itu. Mereka kembali ke mobil patroli setelah menenangkan Mabel. Mary menjelaskan kepada Sally bahwa Mabel adalah seseorang yang
menderita gangguan kejiwaan dan berkeliaran di jalanan sejak diusir dari SRO Single Room Occupancies. Ia juga menjelaskan alasan sebenarnya Mabel berteriak-teriak.
“Everyone in the precinct knows her and we all buy her soup and a roll whenever we can. That’s usually why she starts yelling on the streets,” Mary
Frances said with laugh. “I guess she’s not as crazy as she acts. She knows if she screams, someone will call the police and whoever comes will buy her soup
and something to eat.” Taubman, 1987:183.
Mary dan polisi lain yang telah mengenal Mabel selalu membelikannya makanan selama hal tersebut masih dimungkinkan. Mereka melakukannya berdasarkan laporan
dari radio maupun warga setempat saat mobil patroli berpapasan dengan Mabel. Tindakan Mabel telah mengganggu ketertiban dan ketenangan masyarakat dan warga
yang melaporkannya tetap mendapat perhatian dari polisi. Mereka meluangkan waktu untuk membelikan Mabel makanan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan
walaupun Mabel belum pernah membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain di sekitarnya.
Mary dan Sally mendengar dari radio bahwa petugas patroli dari sektor G sedang mengejar tersangka tindak perkosaan. Mary memutuskan membantu upaya
penangkapan tersebut. Mereka bergabung dengan dua orang petugas patroli yaitu Larry Holland dan Jeff McMichaels saat memasuki gedung tempat kejadian. Korban
menyatakan bahwa tersangka melarikan diri menuju atap bangunan. Para petugas tidak menemukan tersangka dan tempat terakhir yang belum diperiksa adalah sebuah
menara tangki air. Mary Frances and Larry, the two senior partners from each team,
looked at one another. It was just getting to dusk and someone would have to climb the water tower before it got completely dark. Sally realized it almost as
soon as they did. She hated heights, but she was the lightest. She knew no one expected her to volunteer. She also knew that she was the most logical person to
make the climb Taubman, 1987:184.
Petugas harus bertindak cepat karena tersangka dapat melarikan diri ketika hari menjadi gelap. Sally akhirnya memutuskan untuk memanjat menara itu secara
sukarela. Ia teringat pada pelajaran di akademi bahwa polisi yang baik harus dapat menyadari keadaan di sekitarnya dan kemudian melakukannya tanpa diperintah lebih
dahulu. Sally melakukannya meskipun ia takut pada ketinggian dan merasa kedinginan.
Perilaku Sally merupakan hasil dari operant conditioning karena ia melakukannya dengan sukarela. Ia takut berada di ketinggian tetapi ia juga menyadari
bahwa petugas patroli yang secara fisik paling tepat melakukan pemeriksaan menara tersebut adalah dirinya. Mary dan dua petugas lainnya tidak memintanya untuk
memeriksa menara namun ia merasa tindakan yang sesuai dengan pelajaran akademi polisi adalah melakukannya dengan sukarela. Rasa takut yang timbul sebelum Sally
memutuskan untuk memanjat adalah unconditioned reinforcer yang negatif. Pengaruh pendidikan akademi polisi di sisi lain menjadi conditioned reinforcer yang positif.
Sally mempunyai pilihan untuk tidak memanjat menara karena petugas yang lain tidak memintanya namun ia tetap melakukannya. Tindakannya yang operant itu
mengandung consequence yang mengandung suatu punishment karena tersangka telah melarikan diri dan ia masih merasa takut dan kedinginan. “She got off the ladder and
found she could barely stand up, her kness were shaking so badly. Mary Frances moved close to Sally, unobtrusively helping her stand” Taubman, 1987:185. Rasa
takut yang berkepanjangan dapat mengganggu tugas patroli Sally berikutnya. Mary menjelaskan bahwa ketakutan yang dialami Sally merupakan keadaan
yang wajar selama hal itu tidak sering terjadi. Baik polisi wanita ataupun pria juga mengalaminya. Ia juga menjelaskan perbedaan penilaian di antara sesama polisi
mengenai ketakutan saat bertugas yang dialami polisi wanita dibanding polisi pria. “The trouble is, no one talks about the men, but every time a woman does something
like that, all the women on the job are assumed to be cowards with some personal
exceptions.” Taubman, 1987:187. Mary menyimpulkan bahwa polisi wanita mendapat penilaian negatif saat mereka mengalami ketakutan dibanding polisi pria.
Perbedaan penilaian tersebut dapat mengakibatkan kesalahpahaman yang akan mempengaruhi kualitas kerja para polisi di NYPD. Penilaian adalah hasil yang
diperoleh dalam suatu periode tertentu atau atas beberapa peristiwa yang melibatkan satu atau beberapa individu baik wanita maupun pria. Apabila penilaian negatif terjadi
melalui tanggapan pribadi atau masyarakat terhadap polisi wanita, maka hal tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan dan lebih berpotensi menimbulkan konflik karena
tidak sesuai dengan peraturan atau hukum yang berlaku di NYPD. Mary juga menjelaskan perilaku yang tidak diterima di kalangan polisi saat
bertugas meskipun tidak terdapat dalam Patrol Guide. “That doesn’t mean you can look the other way if a big strong guy jumps
your partner. That’s one unforgivable sin on this job,” she went on. “Always back up your partner. If there’s a fight, call for help on the radio, then join in.
You may get a few bruises and stuff, but the backup will be there in seconds. But if you don’t help, if you come back neat when your partner is hurt, that will be
remembered and held against you as long as you’re on the job.” Taubman, 1987:187-188.
Mary menekankan pentingnya membantu seorang rekan yang berada dalam kesulitan. Penjelasan Mary menjadi berlebihan pada saat ia menggunakan istilah unforgivable
sin dosa yang tidak termaafkan bagi polisi yang tidak memberikan bantuan kepada rekannya. Penggunaan istilah tersebut tidak dapat dibenarkan secara behavioristik
karena tidak memiliki dasar yang kuat. Seorang polisi yang tidak dapat memberikan bantuan dapat disebabkan oleh banyak hal seperti bingung, lelah, atau takut. Kondisi
fisik dan mental tersebut telah diperbaiki dan dimodifikasi baik di akademi polisi maupun di lapangan tetapi kemungkinan terjadinya kondisi itu masih tetap ada
meskipun sangat kecil. Punishment dari perilaku tersebut hanya dapat dijatuhkan setelah terdapat bukti dalam beberapa peristiwa yang melibatkan seorang polisi
tertentu. Polisi pemula seperti Sally dapat menafsirkan penjelasan Mary dengan keliru sehingga menganggap setiap kesulitan rekan dalam bertugas harus dibantu tanpa
mempertimbangkan keadaan diri sendiri atau lingkungan sekitarnya. Bagian lain dari penjelasan Mary yang dapat menimbulkan kesalahpahaman
adalah jangka waktu hukuman bagi polisi yang tidak membantu rekannya. Penjelasan tersebut dapat disamakan dengan hukuman seumur hidup bagi seorang pelaku tindak
kejahatan. Mary tidak menjelaskan solusi ketika seorang polisi berada dalam kondisi seperti itu. Jika ia menganggap Sally telah mengetahui solusi tersebut maka
perilakunya tersebut tidak dapat dibenarkan dan cenderung problematis. Sally telah menempuh pendidikan dan menjalani tugas yang sama seperti Mary tetapi persamaan
dalam memahami sesuatu permasalahan atau kenyataan tidak dapat dipastikan berdasarkan dua hal tersebut saja.
Mary dan Sally membicarakan kehidupan rumah tangga mereka saat istirahat. Mary menceritakan rencana suaminya yang ingin kembali menjalankan tugas patroli.
Sally mengetahui bahwa rekan patroli Mary yaitu Paul Randall, adalah seorang pria. Ia menanyakan sikap Mary jika suaminya memiliki rekan kerja seorang polisi wanita.
“Mary Frances looked startled and hesitated before answering. “I hadn’t thought of that. Now that you mention it, I have to admit I wouldn’t like it. I don’t like saying it,
but I sure wouldn’t be happy about that.” Taubman, 1987:194. Jawaban Mary tersebut mengejutkan Sally karena ia menyangka Mary tidak akan merasa cemburu.
Mary berusaha menjelaskan jawabannya itu. “You get very close to a partner. You spend a lot of time with them and being
that close to someone else has to put a strain on the marriage. I guess if it happened I’d learn to live with it. I wouldn’t want to be responsible for making
another woman on this job feel unwanted, but it wouldn’t be easy. And he puts up with my having partners.” Taubman, 1987:194.
Kedekatan seorang polisi dan rekannya dapat mempengaruhi hubungan perkawinan bagi Mary Frances. Neal, suaminya, tidak mempermasalahkan siapapun rekan kerja
Mary baik pria atau wanita tetapi ia tidak dapat melakukan hal yang sama. Mary mengakui bahwa dirinya akan cemburu dan hal tersebut akan sulit diatasi jika benar-
benar terjadi pada dirinya. Perilaku Mary yang mengejutkan Sally itu merupakan suatu bentuk
unconditioned response yang negatif sebagai hasil dari classical conditioning. Ia seharusnya tidak merasa cemburu seperti yang dilakukan suaminya. Tanggapan Mary
mengakibatkan consequence yaitu usaha untuk menjaga diri dari perbuatan negatif terhadap rekan polisi wanita suaminya itu. Kegagalan untuk mengatasi rasa cemburu
dapat merusak keutuhan rumah tangga sehingga menjadi sebuah punishment bagi Mary. Polisi senior seperti dirinya telah cukup memahami sifat hubungan sesama
polisi dalam menjalankan tugas bersama. Kecemburuan yang terjadi menunjukkan bahwa pemahaman Mary tidak menjamin adanya kesesuaian dalam berperilaku.
Usahanya untuk membiasakan diri bersikap positif adalah sebuah bentuk modifikasi perilaku agar sesuai dengan pemahaman yang telah ia miliki sebelumnya.
3.2.2.11 Sophia Amadetto dan Geri Casey