stabil yang memungkinkan dilakukannya pembedaan atau penemuan ciri khas setiap individu. Keadaan stabil tersebut dinyatakan pula oleh Cardwell yang menyatakan
bahwa kepribadian refers to stable characteristics traits of a person that underlie consistencies in
the way they behave over time and across different situations…If personality is stable over time, and personality determines behavior, then it follows that a
person should behave in a consistent way on different occasions…Opponent of this trait view of personality suggest that behavior does not remain consistent
over time, but is influenced by the current situation Cardwell,2003:182.
Ia juga menyatakan bahwa terdapat pula pandangan yang menyatakan bahwa kepribadian bukan merupakan ciri khas yang stabil dalam setiap situasi dan kondisi
melainkan berbeda-beda karena terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang berlaku saat itu.
Peneliti menyimpulkan bahwa dalam definisi tentang kepribadian terdapat unsur-unsur yaitu perilaku, ciri khas atau pembeda, situasi dan kondisi, dan keadaan
stabil atau tidak stabil. Kepribadian dengan demikian dapat didefinisikan sebagai perilaku manusia yang menjadi ciri khas individu dalam berbagai situasi dan kondisi.
Kekhasan tersebut dapat ditampilkan dalam keadaan yang konsisten atau stabil maupun dalam keadaan yang senantiasa berubah sebagai bentuk adaptasi terhadap
lingkungan.
2.2.3 Kepribadian Sebagai Perilaku
Teori kepribadian pada awalnya berasal dari observasi klinis sehingga sebagian besar definisi kepribadian merefleksikan minat para psikolog klinis. Kepribadian kemudian
juga menarik minat psikolog eksperimental. Psikolog eksperimental mempelajari perilaku binatang dalam laboratorium sebagaimana dijelaskan Wortman.
Experimental psychologists typically study one of several “basic” processes in the sense that they are shared by a variety of animal species and in the sense
that they are often involved in other aspects of behavior. These processes
include sensation, perception, learning, memory, problem solving, communication, emotion, and motivation. Experimental psychologists often do
their research in a laboratory, and they frequently use animals other than humans as their subjects Wortman,2004:24.
Binatang dari berbagai spesies dianggap memiliki keterkaitan dalam beberapa proses dasar dan aspek perilaku. Penelitian terhadap binatang dilakukan sebelum hasil
akhirnya diterapkan pada manusia. Psikologi eksperimental memiliki hubungan dengan bidang ilmu eksakta sebagaimana dinyatakan oleh Latipun. “Pada awalnya,
penelitian eksperimen ini diterapkan pada bidang ilmu eksakta, tetapi lambat laun juga berkembang pada ilmu perilaku, termasuk psikologi. Bidang ilmu yang banyak
memberi sumbangan bagi berkembangnya psikologi eksperimen adalah fisika, kimia dan biologi” Latipun,2002:6-7. Psikolog eksperimental memandang bahwa
kepribadian merupakan perilaku khusus atau khas manusia yang diteliti melalui serangkaian eksperimen dalam sebuah laboratorium. Kesimpulan yang diambil
terhadap suatu kepribadian adalah sesuatu yang dapat dipastikan secara ilmiah. Kepribadian dengan demikian memiliki pengertian yang sama dengan perilaku
manusia.
2.2.4 Teori Kepribadian
Teori kepribadian adalah dasar untuk memahami kepribadian manusia secara ilmiah. Teori tersebut memiliki dua fungsi sebagaimana diuraikan oleh Koeswara. Fungsi
pertama teori kepribadian adalah fungsi deskriptif. Teori tersebut dapat menguraikan dan menerangkan perilaku atau peristiwa yang dialami individu secara sistematis.
Fungsi kedua adalah fungsi prediktif. Teori kepribadian dapat memperkirakan perubahan perilaku yang mungkin terjadi pada individu secara spesifik. Hal tersebut
memungkinkan bagi dilaksanakannya pengujian terhadap teori secara empiris 1991:6.
Teori-teori kepribadian pada awalnya dikembangkan oleh para psikolog klinis. Mereka mengembangkan teori psikodinamika dan teori aktualisasi diri. Teori
psikodinamika memiliki fungsi dan konsep sebagai berikut. “It describes any theory that emphasizes change and development in the individual, and secondly any theory
where drive is a central concept in development. Both of these approach stress the importance of change i.e the human organism is seen as dynamic, or constantly
changing” Cardwell,2003:195. Perubahan dalam diri individu adalah hal penting dalam teori psikodinamika sehingga konflik batin menjadi perhatian dalam teori
psikodinamika. Tokoh-tokoh teori psikodinamika lainnya yaitu Alfred Adler, Carl Jung, Karen Horney, Harry Stack Sullivan, Erich Fromm, dan Erik Erikson. Tokoh
teori psikodinamika yang terkenal adalah Sigmund Freud dengan teori psikoanalisanya. Hasrat untuk mengembangkan potensi diri menjadi perhatian dalam
teori aktualisasi diri. Tokoh-tokoh teori aktualisasi diri yaitu Carl Rogers dan Abraham Maslow. Aktualisasi diri menurut Maslow adalah “…the assumption that
people are free to shape their own lives, and they are motivated by a desire to achieve self-actualization…self-actualized person finds fulfillment in doing the best that he or
she is capable of, not in competition with others but in an effort to become “the best me I can be” Wortman,2004:451.
Para psikolog eksperimental kemudian juga mengembangkan teori-teori kepribadian. Teori-teori kepribadian mereka berdasarkan atas prinsip rangsangan dan
tanggapan terhadap objek penelitian berupa manusia dan bukan binatang sehingga analisis kepribadian atau perilaku ditekankan pada rangsangan, tanggapan, dan
perkuatan. Tokoh-tokoh kepribadian behavioral antara lain John Dollard, Neal E. Miller, dan Burrhus Frederic Skinner.
2.3 Teori Kepribadian Behavioristik