Mary Frances Devlin dan Paul Randall

mereka juga untuk membicarakan Sophia. Alex membicarakan teman Geri tersebut karena ia menyukainya. Ancaman tersebut hanya sebuah tipuan untuk memberi pelajaran kepada Alex. Tindakan tersebut adalah contoh operant conditioning yang menghasilkan response yang mengandung reward karena Alex memikirkan tentang hubungannya dengan Sophia. Profesi polisi memiliki persamaan dengan profesi lain secara behavioristik. Wanita dan pria yang memutuskan untuk menjadi polisi harus menciptakan perilaku yang akan menunjang profesinya tersebut. Perilaku tersebut disesuaikan dengan lingkungan yang akan dipengaruhi oleh profesinya sebagai polisi. Perilaku polisi wanita dan pria yang positif maupun negatif akan menjadi stimulus bagi sejumlah response dari masyarakat, lingkungan, dan diri polisi sendiri. Alasan awal untuk menjadi polisi tidak menentukan dalam mengukur keberhasilan seorang polisi secara behavioristik. Keberhasilan seorang polisi tidak juga diukur melalui pangkat atau jabatan yang diraihnya namun merupakan nilai yang diperoleh dari sebuah konsistensi berperilaku sejak hari pertama ia diterima di akademi polisi hingga hari terakhirnya menjelang masa pensiun.

3.2.2.6 Mary Frances Devlin dan Paul Randall

Mereka kembali bertugas bersama setelah Mary selesai mengurus Willy North. Mary dan Paul mempunyai beberapa permasalahan berkaitan dengan pekerjaannya sehari- hari seperti orang lain. Salah satu permasalahan bagi petugas patroli adalah sikap tidak akomodatif dari masyarakat yang mereka lindungi dan layani. Hal tersebut terjadi pada saat mereka berusaha menolong seorang pemabuk yang terluka kepalanya akibat terjatuh. Pemabuk yang bernama Enrique itu menolak dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan atas luka yang dideritanya. Mary tidak suka berurusan dengan pemabuk karena mereka sering menyulitkan pekerjaannya. Paul listened to Mary Frances complain. He felt the same way, but part of the job was dealing with the alcoholics and junkies, the mental cases and the homeless people who wandered the streets. Civilians seemed to think that the police spent all their time chasing criminals or sleeping. But most cops, those who worked in uniform anyway, went days without dealing with a lawbreaker. Mary Frances liked helping people, but the street people they were most often called on to help frequently resisted their efforts and frustrated her Taubman, 1987:129. Enrique adalah contoh seorang warga masyarakat yang wajib dilindungi dan dilayani oleh aparat pemerintah seperti polisi atau petugas kesehatan masyarakat. Ia menolak dibawa ke rumah sakit akibat pengaruh alkohol yang membuat ulahnya tidak terkendali. Mary dan Paul tetap menjalankan tugas mereka sebaik-baiknya walaupun mereka menyadari bahwa sikap masyarakat sering menyulitkan tugas mereka. Sikap masyarakat tersebut bersumber dari kesalahpahaman mengenai tugas atau peran polisi di dalam masyarakat. Masyarakat menganggap tugas polisi adalah memberantas kejahatan saja. Anggapan itu lebih ditujukan kepada polisi berseragam seperti Mary dan Paul karena mereka hampir selalu dijumpai pada saat terjadi permasalahan di jalanan atau lingkungan permukiman. Keadaan serupa juga terjadi saat mereka hendak membeli makanan pada waktu istirahat. “Going to a restaurant in uniform was often uncomfortable. The other customers kept watching them, apparently wondering why they were not on patrol. Civilian never seemed to understand the job and believed the TV cop shows portrayed reality.” Taubman, 1987:131-132. Kesalahpahaman mengenai tugas atau peran polisi di dalam masyarakat diperburuk oleh tayangan televisi yang tidak menggambarkan tugas dan peran polisi yang sesungguhnya. Masyarakat tidak menyadari bahwa polisi juga memerlukan waktu istirahat untuk menjaga kondisi fisiknya saat bertugas. Pemberantasan kejahatan merupakan bagian dari tugas polisi secara keseluruhan. Bagian lain dari tugas mereka adalah melayani masyarakat. Bentuk pelayanan masyarakat tersebut dapat bermacam-macam dan berlangsung selama dua puluh empat 24 jam sehari. Pembagian jenis, wilayah dan jam kerja menyebabkan perbedaan maupun persamaan tugas setiap polisi. Perubahan komposisi tugas bagi polisi terutama petugas patroli seperti Mary dan Paul tidak dapat diperkirakan secara pasti karena bergantung pada beberapa faktor seperti wilayah, jam kerja, dan sebagainya. Mary dan Paul dapat bekerja berhari-hari tanpa menangkap satupun pelaku tindak kejahatan atau pelanggaran berdasarkan keadaan tersebut namun mereka tetap menjalankan bagian tugas patroli yang lainnya. Sebagian besar masyarakat enggan memahami hal tersebut sehingga banyak polisi yang merasa frustrasi termasuk Mary dan Paul. Pengendalian rasa frustrasi sangat diperlukan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang atau penyimpangan tugas polisi. Hal tersebut telah diberikan di akademi polisi. Mary dan Paul melanjutkan tugas patroli di sektor yang telah ditentukan. Sebuah peristiwa di daerah Amsterdam menarik perhatian Mary. Ia menghentikan RMP Radio Motor Patrol dengan mendadak untuk menghampiri seorang pria. Pria itu sedang mengotori jalanan dengan air seninya. Mary menganggap tindakan pria tersebut termasuk sebuah pelanggaran hukum. “You can’t go to the bathroom on the street,” Mary Frances continued. “It’s a violation of the city laws, besides being disgusting. Haven’t you heard of bathrooms? What’s wrong with you?” Taubman, 1987:135. Mary tidak mengetahui nama pria tersebut namun berdasarkan penampilannya ia adalah seorang tukang cat. Ia merasa malu diperhatikan oleh Mary dan menjelaskan alasan dari tindakannya namun Mary tetap pada pendirian semula. Mary memerintah tukang cat itu untuk membersihkan kotorannya. Tukang cat menganggap Mary mempermasalahkan hal yang tidak berarti dan ia meminta agar Paul membantunya. “Paul didn’t answer. This is Mary Frances’s pet cause and he had gone through this often since they had become partners. He found it funny most of the time. He left it to her to do as she wanted. Most cops didn’t bother taking action, but Mary Frances almost always did something” Taubman, 1987:135. Paul memutuskan untuk membiarkan tindakan Mary. Ia sering mengalami kejadian serupa sejak bertugas dengan Mary dan menurutnya hal tersebut merupakan sesuatu yang lucu. Paul termasuk dalam sebagian besar polisi yang tidak peduli mengenai pelanggaran semacam itu. Pria yang bekerja sebagai tukang cat akhirnya mematuhi perintah Mary dan membersihkan kotorannya dengan sebotol air mineral yang ia beli dari sebuah toko di dekatnya. Paul berkata kepada Mary bahwa pelanggaran pria itu adalah sesuatu yang wajar dan banyak dilakukan oleh polisi pria pula. Mary merasa hal tersebut menjijikkan sedangkan Paul menganggap tindakan Mary mewakili kecemburuan wanita pada umumnya yang tidak dapat melakukan hal yang sama akibat adanya perbedaan fisik. Mary merasa jijik terhadap air seni yang mengotori jalanan. Sebagian besar wanita memiliki perasaan yang sama terhadap kotoran manusia atau hewan apapun jenisnya. Perasaan tersebut dapat merupakan sesuatu yang dapat tercipta secara alami atau melalui proses belajar. Proses belajar menyimpulkan bahwa sebuah kotoran yang bersumber dari makhluk hidup selain tumbuhan pada umumnya tidak bermanfaat, mengandung penyakit dan berbau tidak sedap. Perasaan jijik merupakan akibat dari proses alami atau belajar dan menjadi unconditioned dan conditioned reinforcer dari stimulus berupa air seni. Pemahaman Mary tentang hukum dan kebersihan adalah conditioned reinforcer baginya yang semakin memperkuat perilakunya. Sebagian besar pria memiliki tingkat rasa jijik yang lebih rendah dari wanita berkaitan dengan kotoran manusia atau hewan. Pria bahkan sering menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang wajar dan tidak selalu mengganggu kesehatan atau kebersihan. Paul termasuk salah satu dari kelompok pria semacam itu meskipun ia juga mempunyai pemahaman hukum dan kebersihan yang sama dengan Mary. Pemahaman atas sesuatu yang sama tidak menjamin munculnya perilaku yang sama. Kecemburuan wanita yang dinyatakan Paul terhadap Mary adalah suatu kemungkinan tetapi bukan merupakan sebuah kesimpulan atas tindakan Mary. Perbedaan perilaku Mary dan Paul kembali terjadi pada saat mereka mendatangi rumah seorang pria Rastafarian yang diduga menyimpan senjata api. Pria tersebut ternyata tidak terbukti memiliki senjata api. Laporan yang diterima polisi berasal dari seorang tetangga apartemen yang berada pada lantai yang sama. Ia membuat laporan palsu agar polisi datang dan memerintahkan pria itu untuk mengecilkan suara musik reggaenya yang terlalu keras. Mary meminta agar ia mengecilkan suara musiknya dan meminta maaf atas tindakan polisi yang telah mengganggu ketenangannya. Pria Rasta tersebut berterima kasih padanya dan mengatakan bahwa polisi lain tidak akan memberikan penjelasan seperti Mary. “Hey, man, thanks,” the Rastafarian said. “No other cop ever bothered to explain to me before when they frisked me. They usually just treat me like a criminal because I’m a Rasta. I appreciate it. No hard feelings. You were just doing what you had to do.” Taubman, 1987:139. Permintaan maaf yang disampaikan Mary menimbulkan pertanyaan bagi Paul. Mary berpendapat bahwa tindakannya lebih merupakan penjelasan daripada permintaan maaf. “I didn’t apologize, I explained,” Mary Frances answered. “Did you hear me apologize? I explained what happened because I wanted to avoid another complaint with the CCRB. It doesn’t cost anything to explain. I just told him why we did what we did. You heard him. He understood.” Taubman, 1987:139. Mary merasa perlu memberikan penjelasan karena tindakan mereka telah mengganggu ketenangan dan tidak terbukti adanya senjata api dalam proses pemeriksaan. Paul akhirnya mengerti namun ia tidak yakin akan melakukan hal yang sama karena ia tetap menganggap pria Rastafarian tersebut sebagai pelaku tindak kejahatan. Perilaku Mary dilatarbelakangi oleh pertimbangan prosedural di NYPD. Gangguan yang dialami warga akibat pemeriksaan yang tidak terbukti dapat menjadi keluhan atas tindakan kasar polisi atau police brutality. Penjelasan merupakan bentuk tanggungjawab dan kewajiban bagi Mary. Paul merasa tidak perlu memberikan penjelasan karena ia telah memiliki pandangan negatif terhadap masyarakat Rastafarian. Perilaku Mary mendatangkan simpati atau tanggapan positif dari pria itu sedangkan perilaku Paul berpotensi menimbulkan tanggapan negatif akibat pandangan yang diyakininya.

3.2.2.7 Geri Casey, SCRU, SCU, dan Narkotika