7 Kegiatan pos 7
a Berani merangkak melewati terowongan. b Peningkatan kekuatan otot lengan dan tungkai.
c Melewati terowongan tanpa menyentuh bagian atap terowongan. d Koordinasi mata tangan, tubuh dan tungkai secara baik.
8 Kegiatan pos 8
a Peningkatan kekuatan otot lengan dan tungkai. b Melewati bawah tali laba-laba 40 cm di atas permukaan tanah tanpa
menyentuh tali laba-laba. c Memperkirakan ketinggian tali laba-laba untuk dapat dilewati.
d Koordinasi mata, tangan dan tungkai secara serasi.
9 Kegiatan pos 9
a Peningkatan kekuatan otot lengan dan tungkai. b Melewati jaring laba-laba pada ketinggian 1.5 meter.
c Memperkirakan ketinggian tali yang dipegang dan tali yang dipanjat untuk dapat menghasilkan kekuatan.
d Koordinasi mata, tangan dan tungkai serasi.
6. Penyusunan Strategi Kompetensi
Pendidik merupakan faktor utama dalam proses pembelajaran pada para peserta didik sehingga pendidik dituntut untuk menyusun, mengatur strategi
kompetensi. Kurangnya pemahaman pendidik tentang materi yang akan diajarkan akan menyulitkan pendidik untuk dapat menyusun atau pengatur urutan kegiatan
instruksional. Di dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang berlangsung di lapangan, kurangnya pemahaman terhadap materi akan mengakibatkan pendidik
sulit menguasai peserta didik, kurangnya pengawasan dalam proses pembelajaran
dan menjadikan tidak menariknya materi bagi peserta didik. Penelitian pendahuluan terhadap 22 orang pendidik di taman kanak kanak dengan instrumen berupa angket,
memperlihatkan bahwa 95.45 guru menyatakan belum banyak mengetahui bentuk pembelajaran pendidikan jasmani. Hanya 4.54 guru yang menyatakan
tahu, itu pun terkendala oleh adanya alat fasilitas yang dimiliki oleh sekolah. Minimnya halaman sekolah atau tidak seimbangnya rasio antara jumlah peserta
didik dengan luas ruang terbuka untuk beraktivitas menambah sulitnya pembelajaran di luar kelas.
Kendala yang disampaikan oleh pendidik tersebut bukan alasan utama yang tidak ada solusinya. Pendidik yang mengetahui peran pendidikan jasmani
dalam mengembangkan kecerdasan majemuk bagi peserta didik akan berupaya sedemikian rupa mengkreatifkan diri dalam mengatasi permasalahan-permasalahan
pembelajaran tersebut dengan menciptakan berbagai model pembelajaran. Rumusan strategi instruksional ini dimaksudkan untuk mengatur urutan
kegiatan instruksional guna mengembangkan kecerdasan majemuk sebagai potensi dasar kecerdasan peserta didik. Menurut peneliti, dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani perlu pengembangan lebih lanjut sehingga memungkinkan pembelajaran pendidikan jasmani yang berbasis kecerdasan kinestetik dapat
mengembangkan 8 delapan kecerdasan sebagai unsur potensi dasar peserta didik. Pengembangan semacam ini sejalan dengan pandangan Howard Gardner 2003: 36
yang menyatakan bahwa pada diri peserta didik setidaknya memiliki 8 kecerdasan kecerdasan majemuk yang perlu dikembangkan. Kedelapan kecerdasan tersebut
meliputi: kecerdasan matematis-logis logical mathematical intelligence, kecerdasan linguistik linguistic verbal, kecerdasan musik musical intelligence,
kecedasan gerak fisik bodily kinesthetic intelligence, kecerdasan visual spatiall intelligence, kecerdasan natural natural intelligence, kecerdasan hubungan sosial
interpersonal intelligence dan kecerdasan intra personal intrapersonal intelligence.
7. Pengembangan Bahan Kompetensi