mampu mengevaluasi diri tentang kegagalan kegagalannya dalam melakukan tugas.
Pengembangan kompetensi dasar dalam kurikulum bersifat kompleks, artinya belum terdapat penekanan pengembangan kecerdasan peserta didik pada
satu titik sehingga belum terincikan ke dalam tujuan instruksional umum maupun tujuan instruksional khusus. Padahal, rincian tujuan pengembangan akan
memudahkan guru mengevaluasi tingkat keberhasilan, karena tolok ukur sudah dibuat jauh sebelum kegiatan pembelajaran.
3. Analisis Kompetensi
Tujuan analisis kompetensi yaitu menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara sistematis. Dengan melakukan kegiatan
identifikasi perilaku khusus dapat menggambarkan perilaku umum. Adapun identifikasi perilaku umum menjadi perilaku khusus didasarkan atas 8 delapan
potensi dasar kecerdasan sebagai berikut:
a. Kecerdasan matematis-logis
Perilaku umum kecerdasan matematis-logis pada peserta didik antara lain: peserta didik mampu menghitung dalam jumlah tertentu, membilang, mengurutkan
angka dari kecil ke besar dan menunjukkan simbul bilangan sampai pada angka tertentu serta peserta didik mampu membedakan lebih berat-ringannya suatu benda.
Atas dasar inilah maka standar kompetensi di bidang kecerdasan matematis-logis dirumuskan sebagai berikut
“Peserta didik mampu membilang jumlah frekuensi denyut nadi, frekuensi pernapasan, benda yang harus digunakan, benda yang
tersisa setelah digunakan untuk beraktivitas dan mengenal simbol angka serta mengurutkan sim
bol tersebut”.
Jabaran perilaku khusus kecerdasan matematis-logis yang muncul dari standar kompetensi pada saat sebelum melakukan pemanasan, memindah tongkat
estafet, melempar bola dan menyusun balok adalah sebagai berikut: 1 Menghitung jumlah frekuensi denyut nadi yang diraba melalui arteri radialis.
2 Menghitung frekuensi pernapasan sebelum beraktivitas dan setelah beraktivitas. 3 Menghitung jumlah keseluruhan tongkat yang ada, jumlah yang sudah
dipindahkan dan jumlah yang masih tersisa. 4 Menghitung jumlah bola yang tersedia, lemparan bola yang mengenai sasaran
dan yang tidak mengenai sasaran serta jumlah bola yang masih tersisa setelah sebagian digunakan untuk melampar.
5 Mengurutkan balok dari kecil ke besar dan menunjukkan simbol angka sesuai dengan nomor dalam balok.
b. Kecerdasan linguistik
Perilaku umum kecerdasan linguistik dalam diri peserta didik yaitu peserta didik sudah mampu menggunakan kata dan memaknai kata, mengkomunikasikan
ide melalui bahasa lisan maupun bahasa tubuh. Atas dasar inilah maka standar kompetensi kecerdasan linguistik dirumuskan sebagai berikut:
“Peserta didik mampu
berkomunikasi secara
lisan maupun
isarat serta
mampu mel
ambangkan simbul simbul bahasa”. Jabaran perilaku khusus yang timbul dari
perilaku umum untuk kecerdasan linguistik pada masing masing pos kegiatan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani berbasis kecerdasan kinestetik antara lain:
1 Bernyanyi dengan menyebut nama anggota badan dan menggerakkan anggota badan sesuai dengan yang dinyanyikan, misal kaki langkah ke samping kanan,
samping kiri, maju dan mundur serta berputar.
2 Menyentuh salah satu anggota badan kawan tim maka kawan yang disentuh tanggap hal yang harus dikerjakan bahasa isarat.
3 Mendengar dan memahami kata serta mengkomunikasikannya pada teman sepermainannya.
4 Melaksanakan perintah sesuai dengan permainan berpola yaitu pada saat pengambilan tongkat estafet, pengambilan tongkat dilakukan secara berurutan.
Pengambilan dimulai dari merah kemudian kuning dan terakhir hijau, sehingga penyebutan warna sesuai dengan warna yang dikehendaki.
c. Kecerdasan musik