Peningkatan ventilasi akibat dari peningkatan frekuensi pernapasan, sedangkan peningkatan tekanan denyut nadi berpengaruh pada tekanan darah. Denyut nadi akan
menyesuaikan dengan irama yang didengarnya, irama musik dengan kecepatan ¾ per detik hampir sama dengan irama denyut jantung rata-rata 0,8 detik sehingga
lebih nyaman didengar. Musik orkes lebih cenderung membuat gelisah, sakit kepala, mudah marah, agresif dan sering menyebabkan murung, sedangkan musik
klasik senada dengan irama denyut jantung lebih membuat suasana nyaman Lemmer, 2008: 972
.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Pengembangan Penjas dan Olahraga Bagi anak yang Tinggal di Tepi Pantai. Penelitian ini dilakukan oleh Asim dengan tujuan pengembangan materi ajar
bahan ajar dan pengembangan metode pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga sehingga diharapkan dapat menyiapkan keterampilan siswa dalam menghadapi
berbagai kemungkinan terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan research and
development. Penelitian dilakukan pada sejumlah siswa sekolah dasar SD yang berjumlah 45 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan pemilihan metode
mengajar dalam pendidikan jasmani sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode mengajar perlu disesuaikan dengan
karakteristik siswa yang akan diajar sehingga guru harus mengenal karakteristik para siswa terlebih dahulu sebelum mengajar.
2. Growth and Development Motor Development During Infancy and Early Childhood.
Penelitian ini dilakukan oleh Malina. Penelitian ini bertujuan untuk mengadakan remidi terhadap perkembangan pola gerak pada masa bayi dan anak usia dini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kemampuan motorik pada masa bayi dan anak usia dini sangat tergantung pada karakteristik lingkungan termasuk cara
memanipulasikan lingkungan anak.
C. Kerangka Berfikir
Tubuh seseorang terdiri atas pikiran, jiwa dan raga yang dalam perkembangannya tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan baik sekolah maupun di luar sekolah sebagai
konsekuensi adanya interaksi di antara keduanya. Pengaruh di dalam sekolah sengaja diciptakan untuk mewujudkan tujuan pendidikan yaitu untuk menjadikan kedewasaan
pada diri anak didik. Proses pendewasaan pada para peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu di antaranya adalah dengan pendidikan jasmani.
Pembelajaran pada anak prasekolah melalui bermain memungkinkan anak dapat mengekpresikan kegiatannya penuh kebebasan dan meluapkan emosi sepuas-puasnya.
Belajar melalui bermain merupakan cara yang menyenangkan dan membuat anak tidak jenuh karena itu tidak salah orang mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain.
Banyak muatan materi yang dapat dikembangkan melalui bermain dalam pendidikan jasmani baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Materi yang terkait
dengan aspek psikomotor selalu berhubungan dengan keterampilan fisik. Pelaksanaan pendidikan jasmani terkait dengan keterampilan fisik menunjukkan adanya fase-fase atau
pentahapan penguasaan keterampilan diawali dengan tahap pertama, yaitu specific responding, kedua motor chining dan ketiga rule using.
Berdasar kajian fisiologis, pengembangan keterampilan atas dasar rangsang sistem saraf sebagai pengendali sistem otot, maka pada anak usia prasekolah masih
bersifat mencoba dan menirukan gerakan yang baik dan benar. Untuk itu peserta didik perlu melihat contoh aktivitas yang akan dilakukan dan untuk memberikan kekomplitan
atau penguat informasi perlu penjelasan lebih lanjut sebab fungsi sistem saraf adalah menerima rangsang, menyampaikan rangsang dan mengolah rangsang untuk selanjutnya
memberikan respon. Atas dasar pemikiran ini pulalah maka hasil yang di peroleh dengan pembelajaran
pendidikan jasmani berbasis kinestetik yang di awali dengan melihat, mendengar dan melakukan berulang-ulang yang dikemas dalam bentuk permainan dapat meningkatkan
kecerdasan majemuk anak usia prasekolah. Di samping itu, melalui aktivitas bermain perilaku motorik pada anak akan lebih banyak berkembang.
D. Pertanyaan penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berfikir di atas, peneliti merumuskan
sejumlah pertanyaan tentang model pembelajaran pendidikan jasmani berbasis kinestetik yang dapat mengembangkan 8 delapan kecerdasan pada anak usia prasekolah dan
bagaimanakah mengemas model pembelajaran tersebut dalam bentuk CD yang dilengkapi dengan buku panduan sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru.
1. Apa sajakah unsur gerak yang harus ada dalam pembelajaran pendidikan jasmani berbasis kinestetik yang dapat mengembangkan kecerdasan majemuk pada anak usia
prasekolah? 2. Bagaimanakah mengemas unsur-unsur gerak kinestetik untuk pembelajaran
pendidikan jasmani yang mudah dilakukan pada anak usia prasekolah? 3. Mengapa jenis-jenis gerak yang ada dalam model pembelajaran pendidikan jasmani
berbasis kinestetik dapat mengembangkan kecerdasan majemuk pada anak usia prasekolah?
4. Bagaimanakah model pembelajaran pendidikan jasmani berbasis kinestetik dilakukan, apakah dalam bentuk potongan atau harus sirkuit?
5. Apakah urutan gerak model pembelajaran pendidikan jasmani berbasis kinestetik sesuai dengan teori fisiologis?
6. Apakah urutan aktivitas dari masing-masing pos dapat dirangkaikan dalam bentuk satu rangkaian kegiatan sehingga dapat dilombakan?
7. Apakah aktivitas dari masing-masing pos dapat digunakan untuk mengembangkan unsur dasar gerak?
8. Apakah aktivitas dari masing-masing pos dapat mengembangkan minimal salah satu bagian dari kecerdasan majemuk?
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan