Harta kekayaan yang tidak terlihat

2- Harta kekayaan yang tidak terlihat

Selanjutnya Islam datang dengan membawa sistem ekonomi yang adil, tidak memihak sosialisme walau sama-sama mengharamkan riba, dan juga tidak memihak kapitalisme walau sama-sama memperbolehkan kepemilikan individu.

. E uis Amalia, P eta Pem ikira n E ko n o m i Is la m , ( Ja kar ta , U IN S ya rif H ida ya tu llah , 2 0 0 4 ) , ha l: 3 5 .

137 . Mu ra sa S a rka nip utr a,

B e rb a sis Kec er d a s a n M a sy a ra ka t, (J ak ar ta , P us at P e ngk ajia n d an P en gemb ang an E ko nomi Islam U IN S ya rif Hidayatulla h Ja kar ta , 2 0 0 4 ) , ha l: 7 .

Pe m b a n g u n a n

E ko n o m i

Peniadaan ribâ' dan adanya pungutan wajib (zakat dan infak wajib lainnya) dalam sistem ekonomi Islam merupakan karakteristik tersendiri guna mewujudkan tatanan ekonomi yang adil.

Sebagian para ulama masih ada pendapat yang memperbolehkan ribâ' selama penambahan atas utang pokok jumlahnya tidak berkali-kali lipat serta disahkan oleh negara, dan jika mengambil secukupnya guna sekedar menutupi biaya administrasi itu

juga diperbolehkan. Berdasarkan hujjah tersebut, sebagian para pemikir Indonesia memperbolehkan bunga (arti lain dari ribâ' dalam bahasa Indonesia) 138 .

Pendapat diatas dibantah, bahwa ayat-ayat yang dijadikan dalil pembolehan ribâ' bila jumlah tambahan yang dijadikan hutang pokoknya tidak melebihi batas serta tidak berkali-kali lipat itu dibatalkan oleh ayat yang mengharamkan ribâ' secara keseluruhan dalam berbagai bentuknya, tidak peduli penambahan jumlah atas utang pokok itu banyak atau sedikit, dan alasan penambahan sekedar menutupi biaya administrasi adalah kebohongan secara teori dan praktek, sebab secara riil tidak ada ukuran yang adil didalamnya.

Para pendukung bunga berargumentasi lagi bahwa ribâ' dan bunga itu berbeda nama dan berbeda istilahnya, maka secara aksioma berbeda pula implikasi hukumnya. Pendapat tersebut dibantah bahwa hal tersebut adalah sebuah keanehan setelah melihat esensi ribâ' dan bunga itu sama seratus persen, sama-samamelakukan penghisapan atas manusia. Dari berbagai argumen yang telah dikemukakan

. D a wam Rah ar djo, E n clic o p e d ia a l- Q u r 'a n : T a fs ir S o sia l b er d a s a rk a n Ko n se p - K o n s ep Ku n ci , ( Jak ar ta , P a ra madina , 1 9 9 6 ) , ha l. 5 9 6 .

sebelumnya, ribâ' atau bunga atau rente atau usury atau apapun namanya yang menghisap manusia dari sisi ekonominya karena ketiadaan keadilan adalah haram.

Sesuatu yang dilarang atau diperintahkan agama itu mengandung hikmah tersendiri, diantara hikmahnya adalah ribâ' memberikan dampak negatif dalam

banyak sisi 139 yaitu:

1- Dampak psikologi

Ribâ' menimbulkan rasa cinta kepada diri sendiri dan ego bagi seseorang. Dia tidak melihat kecuali dirinya sendiri, tidak ada yang menarik perhatiannya kecuali manfaat dan kepentingannya sendiri, sehingga tidak memiliki ruh pengorbanan dan mendahulukan kepentingan orang lain, kehilangan makna cinta yang hakiki dan kebaikan terhadap individu maupun sosial, karena tempat itu digantikan oleh rasa

cinta kepada dirinya sendiri. Akibatnya, hubungan persaudaraan antara dirinya dengan yang lainnya menjadi retak.

2- Dampak ekonomi. Ekonomi ribâ' menimbulkan ketidak-pastian. Ekonomi ribâ' menimbulkan kelabilan serta membuat ketimpangan antara sektor rii dan sektor moneter sehingga menjadi semakin saling menjauhi saling tidak mengait.

Ketidak-terkaitan sektor moneter dan sektor riil menimbulkan fluktusi harga yang tak menentu dan tidak karuan, hal ini disebut "Random Walk of Stock Price"

. Muha mmad Ali a s- S ha b un i, Ca h a y a A l- Q u r' a n , ( Ja ka rta, P u staka Ka uts ar , 2 0 0 0 ), h al. 9 7 .

yaitu: harga saham yang berjalan secara acak , Disebabkan harga saham tidak lagi ditentukan oleh kinerja riil perusahaan yang mengikuti hukum Supply and demand asli, tetapi mengikuti yang palsu yang sengaja direkayasa untuk menaikkan atau menurunkan sutu saham, sehingga tidak mencerminkan kekuatan pasar yang riil, maka tidak mengherankan harga saham menjadi berfluktuasi secara random. Pada gilirannya akan menjadikan harga-harga saham terus menggelembung seperti

gelembung udara dan pada saatnya akan pecah (istilah ekonominya Bubble Pricing Problems 141 ), dan timbullah Chaos .

Teori Random Walk ini sebenarnya berasal dari ilmu Statistik yang mempelajari langkah kaki seoarang yang sudah mabuk, dan mendapatkan kesimpulan bahwa orang mabuk mempunyai pola langkah yang random. Sekarang ini teori Random Walk juga di gunakan untuk menerangkan fluktuasi nilai tukar mata uang

yang tidak rasional pergerakannya 142 . Ini diingatkan oleh firman Allah ta'ala: ﺎـﻤﻧِﺇ ﺍﻮﹸﻟﺎـﹶﻗ ﻢﻬﻧﹶﺄِﺑ ﻚِﻟﹶﺫ ﺲﻤﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﹸﻥﺎﹶﻄﻴﺸﻟﺍ ﻪﹸﻄﺒﺨﺘﻳ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ﻡﻮﹸﻘﻳ ﺎﻤﹶﻛ ﺎﱠﻟِﺇ ﹶﻥﻮﻣﻮﹸﻘﻳ ﺎﹶﻟ ﺎﺑﺮﻟﺍ ﹶﻥﻮﹸﻠﹸﻛﹾﺄﻳ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ

Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

140 . Chr istop h er p as s an d Bryan Lowe s, D ic tio n a ry o f E co n o m ics , ( Ja kar ta , P ene rb it E rlan gga , 1 9 9 9 ) , ha l: 1 9 0 .

. Za in ul Ar ifin , M em a h a m i B a n k S y a r i' a h ; L in g ku p , Pe lu a n g , T a n ta n g a n , d a n P ro s p e k, ( Ja kar ta, Alva Bet, 2 0 0 0 ) , ha l: 6 1 - 6 2 .

. Ib id.

mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya

3- Dampak sosial. Ribâ' menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara sesama anggota masyarakat sebab penghisapannya, serta secara otomatis juga menghilangkan rasa kasih sayang dan kebaikan dalam jiwa manusia. Dan masih banyak lagi dampak riba dalam berbagai aspeknya. Oleh karena itu, Allah memberi pernyataan perang terhadap orang yang mengambil ribâ' dalam firman-Nya:

Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

Orang yang mengambil ribâ' sudah dapat dipastikan mendapatkan laknat dari Allah dan Rasul-Nya, Rasulullah saw bersabda:

Artinya: Muhammada bin Shabah dan Zuhair bin Harb dan Ustman bin Abi Syaibah berkata pada kami bahwa Hasyim berkata pada kami bahwa Abu Jabir dari Zubair memberitakan pada kami bahwa Rasulullah saw malaknat pemakan riba dan yang mewakilinya dan pencatatnya dan dua orang yang (besedia) menjadi saksinya. Beliausaw bersabda :" Mereka itu sama saja".

. Mu s l im , S hah ih M u s lim , C D M a kt ab a h a l- Had is t as -S ya r if.

Pelarangan terhadap kepemilikan barang secara individu itu juga merupakan penyelewengan dari fitrah manusia, menjadikan barang sebagai milik bersama tanpa ada batasan antara orang yang bekerja sungguh-sungguh dengan orang yang duduk berleha-leha merupakan suatu ketidak-adilan, sistem ini pada gilirannya membuat kemalasan bagi orang yang ingin berproduktif dan berkreasi, berfikir bahwa tiada guna bekerja karena hasilnya sama saja serta tidak berbeda dengan orang yang

bertopang dagu di rumahnya. Kemalasan, ketidakefisienan, tidak/ kurang produktif menjadi sebab utama hancurnya sosialisme sebelum genap satu abad umurnya. Sosialisme yang berkedok tolong-menolong dari kesama-rataan akhirnya hancur di tingggalkan oleh para pengikutnya, Islam mencela kemalasan dan memuji daya upaya yang di keluarkan oleh seseorang yang berusaha serta tidak menyamakannya dengan yang bertopang dagu.