Hak bertetangga

1. Hak bertetangga

Manusia sebagai makhluk sosial itu tidak mungkin bisa hidup sendirian di dunia ini yang penuh ujian dan cobaan. Sebagai perumpamaan Nabi Adam as ketika sendirian sebelum di temani Siti Hawa merasa sepi ketika berada di surga sebelum diturunkan ke alam dunia ini, padahal surga adalah tempat penuh kenikmatan tanpa harus bersusah payah terlebih dahulu untuk menggapainya.

Manusia saling membutuhkan dalam pemenuhan segala kebutuhannya dari sandang pangan dan papan, mustahil ada seorang manusia yang mampu memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain. Baju yang dipakainya, rumah yang ditempatinya, makanan dan minuman yang disantapnya itu mustahil didapatkan tanpa bantuan orang lain, belum ditambah dengan pertolongan dari selainnya bila ditimpa kecelakaan atau musibah.

Sesungguhnya manusia itu lemah bercontoh pada pemenuhan kebutuhan hidupnya tersebut. Allah ta'ala berfirman:

Artinya: Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.

"Lemah" yang dimaksud disini adalah tidak terbatas pada kemampuan fisik, tetapi mencakup juga kemampuan rohani dalam mengekang hawa nafsu, sehingga

terjadi pelanggaran terhadap syari'at 96 .

96 . Ab d ul Ka rim A mrullah, T a f sir a l-A z h a r , ( Jak ar ta , P T . P us ta ka P an jimas , 1 9 8 3 ) , J uz V II, Hal. 2 3 .

Dalam kehidupan kemasyarakatan, manusia harus saling bergotong-royong dan tolong-menolong. Suatu ketika seseorang akan meminta bantuan kepada orang lain, dan apabila orang lain tersebut mampu maka dia wajib memenuhinya, bagitu pula sebaliknya sehingga terjadi timbal balik yang harmonis.

Hal tersebut adalah salah satu tujuan seseorang dengan lainya berkumpul, bersatu menjadi kumpulan suatu masyarakat, dan seseorang menyebut seorang

lainnya baik sanak kerabat atau bukan dengan sebutan tetangga. Tetangga menurut tim penyusun kamus besar bahasa Indonesia berarti :

a. orang (rumah) yang rumahnya berdekatan atau sebelah menyebelah.

b. Orang yang tempat tinggalnya (rumahnya) terletak berdekatan 97 . Sekalipun ada istilah jauh dan dekat, pada dasarnya manusia harus saling

tolong-menolong dan bukan saling memerangi dan saling menghancurkan, sebab itu adalah perusakan dan perusakan di muka bumi haram hukumnya. Firman Allah:

Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya…

Pengertian pengrusakan dalam ayat tersebut itu tidak terbatas pada sarana fisik, tetapi juga rohani, mafhum mukhalafahnya adalah saling tolong-menolong termasuk dalam etika bertetangga itu hukumnya wajib. Firman Allah ta'ala:

97 . T im P en yus un ka mus b esa r b a has a In don es ia , op .c it, ha l: 9 4 4 . .

Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Nabi saw bersabda: demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, beliau saw ditanyakan siapa ya Rasulullah? Rasulullah saw menjawab: orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya. (Muttafaq Alaih)

Tetangga walaupun tidak mempunyai pertalian darah, terkadang dalam kesehari- hariannya itu lebih dekat dibanding saudara kandung. Hal tersebut tidak mengherankan, sebab apabila butuh pertolongan atau bantuan pasti yang diminta pertolongan adalah orang yang terdekat dengannya terlebih dulu yakni tetangga, lebih dari itu tetangga bisa juga dijadikan tempat berbagi dalam suka dan duka serta menyimpan rahasia.

Islam mewajibkan menolong tetangga yang ditimpa kesusahan berdasarkan firman Allah dan sabda Rasul-Nya diatas, bertujuan menghilangkan kecemburuan sosial yang berkembang di masyarakat serta memperkuat tali persatuan kemasyarakatan. Apabila seorang tetangga (kaya) misalnya memasak, maka sebaiknya dia memperbanyak kuahnya agar tetangga sebelah dan yang lain ikut kebagian menikmati hidangan yang akan disantapnya, terlebih jangan sampai

98 . Y a hya b in S yar af an -N a wawi, R iyâ d h S h â lih in , ( Beiru t, Mua sa ss ah 'U lu m al- Q ur'a n, 1 9 9 0 ) , ha l. 1 5 2 .

membiarkannya kelaparan ditengah dinginnya malam yang menggigit menusuk tulang, karena itu bukan bagian dari Islam.

Tetangga juga adalah teman bertukar pikiran memecahkan problem sehari-hari, bercanda-tawa melepas kepenatan setelah seharian bekerja, berbagi pengalaman hidup terutama yang berkenaan dengan dimensi spiritual dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, oleh karenanya Islam mengharamkan menyakiti tetangga

secara fisik maupun rohani pada berbagai bentuknya. Nabi saw bersabda: ﰊﺃ ﻦـﻋ ، ٍﲑﺒـﺟ ﻦﺑ ﻊﻓﺎﻧ ﺖﻌﲰ ، ٍﺭﺎﻨﻳﺩ ِﻦﺑ ﻭﺮﻤﻋ ﻦﻋ ، ﹶﺔﻨﻴﻴﻋ ﻦﺑ ﹸﻥﺎﻴﻔﺳ ﺎﻨﹶﺛ ، ٍﺪﻤﳏ ﻦﺑ ﹸﻥﺎﻤﺜﻋ ﺎﻧﱪﺧﺃ

Artinya: 'Utsman bin Muhammad mengkhabarkan pada kami bahwa Sufyan bin 'Uyaynah berkata pada kami dari 'Amr bin Dinar: saya mendengar Nafi' bin Jubair dari Abu Syuraih al-Khuza'iy r.a bahwa: sesungguhnya Nabi s.a.w bersabda: Sesiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia berbuat baik kepada jiran tetangganya