Perumpamaan orang yang bersedekah dalam al-Qur'an.

1. Perumpamaan orang yang bersedekah dalam al-Qur'an.

Perumpamaan dalam bahasa Arab disebut al-Matsal, secara etimologi berarti ibrah 73 / ibarat (kalimat penyamaan) . Disyawâhidkan dalam al-Qur'an :

72 . Ib n u Mand zur , o p . c it , ha l. 1 96 . 73 . Ib n u Man z hû r , op . c it , ha l. 6 12 .

Artinya : dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian.

Sedangkan matsal secara terminologi disiplin ilmu Tafsir adalah:

Artinya: Menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya yang berkesesuaian dalam hukumnya, dan memperdekatkan objek yang rasional terhadap objek

yang diindera atau salah satu dari dua objek yang diindera dan mengungkapkan salah satunya dengan selainnya.

Selain hal-hal lainnya dalam memahami al-Qur'an dengan baik, tidak kalah pentingnya dalam disiplin ilmu Tafsir mengerti dan mengetahui tentang permisalan- permisalan dalam al-Qur'an.

Begitu pentingnya pengetahuan tentang permisalan ilmu Tafsir, sebab banyak ungkapan-ungkapan dalam al-Qur'an tertuang dalam format matsal. firman Allah: ﺎـﱠﻟِﺇ ﻢﺘـﻧﹶﺃ ﹾﻥِﺇ ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﻦﹶﻟﻮﹸﻘﻴﹶﻟ ٍﺔﻳﺂِﺑ ﻢﻬﺘﹾﺌِﺟ ﻦِﺌﹶﻟﻭ ٍﻞﹶﺜﻣ ﱢﻞﹸﻛ ﻦِﻣ ِﻥﺍَﺀﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﺍﹶﺬﻫ ﻲِﻓ ِﺱﺎﻨﻠِﻟ ﺎﻨﺑﺮﺿ ﺪﹶﻘﹶﻟﻭ

Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al Qur'an ini segala macam perumpamaan untuk manusia. Dan sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu ayat, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka".

Allah ta'ala berfirman dalam surat lain :

Artinya : Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

74 . Mu hamma d b in Ab i Ba ka r, a l-A m ts âl f i a l- Q u r 'a n a l- Ka r im , CD Maktab ah T afsir wa 'U lu muhu .

Allah ta'ala memberi matsal-matsal dalam al-Qur'an tak ubahnya sebagai pengingat dan nasehat, sebagaimana dikatakan oleh Izzuddin bin Abdussalam yang

dinukil oleh as-Suyuthi 75 . Allah ta'ala juga memberikan perumpamaan dalam masalah infaq atau shadaqah ini, firman-Nya:

Artinya : Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Pada ayat sebelumnya, Allah ta'ala memberi tahukan kepada manusia tentang perkara kebangkitan, bahwa mereka akan dibangkitkan kepada alam dimana mereka akan dibalas segala amal perbuatan masing-masing individu, baik dan buruknya. Maka pada ayat ini Allah ta'ala memberitakan pahala yang diterima mereka yang

berinfaq pada jalan-Nya 76 . Melalui ayat ini, Allah memberitahu pelipat gandaan bagi yang berinfaq

keapada-Nya, digambarkan satu kebaikan dibalas dengan kelipatan sepuluh sampai tujuh ratus hingga sampai lebih. Dalam ُﺀﺎﺸـﻳ ﻦـﻤِﻟ ﻒِﻋﺎﻀـﻳ ﻪـﱠﻠﻟﺍﻭ , Allah tidak memberikan

gambaran pahala, sebagai sebuah perumpamaan yang paling mendalam dari pada sebelumnya sebagai surprise bagi para penginfaq akan balasan yang akan diterima

75 . J alalud din S uyu th i, a l- Itq ân f i 'U lu m a l-Q u r' â n , ( Beir ut, Ma ktab ah Ash riya h, 1 9 8 8 ), h al. 3 8 .

76 . Wa hb ah Zuh aily, a t-T a fs ir a l- M u n ir , (Be ir ut, D a ar al- Fik r, 1 9 9 1 ), jilid III. hal.

a. Perumpamaan al-Qur'an terhadap mukmin yang bersedekah

Undang-undang dan peraturan yang dibuat oleh Allah untuk manusia ada yang mentaatinya dan ada yang menentangnya, yang mentaatinya disebut mukmin dan yang menentangnya disebut kafir.

Perumpamaan-perumpamaan dalam al-Qur'an itu tidak terbatas pada masalah infak ini saja, tetapi didapatkan juga untuk amalan-amalan yang baik serta amalan-

amalan yang buruk, serta perumpaan itu tidak tertuju khusus untuk orang yang beriman saja, namun juga untuk golongan selainnya. Allah ta'ala berfirman :

Artinya : Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.

Hampir seluruh perumpamaan dalam al-Qur'an terhadap orang-orang yang beriman serta beramal shaleh, dan terhadap perbuatan-perbuatan baik itu sendiri, diperumpamakan dengan sesuatu yang baik dan indah. Hal tersebut tidak mengherankan, sebab orang-orang yang beriman serta beramal sholeh sebenarnya sedang berhias diri agar enak lagi indah dipandang mata serta menyenangkan bagi yang melihatnya.

b. Perumpamaan al-Qur'an terhadap orang kafir yang bersedekah

Hakikatnya orang kafir itu jelek, dan apa-apa yang diperbuatnya adalah jelek walau pada lahirnya adalah bagus, sebabnya asalnya (dasar hatinya) itu ingkar atau

kufur kepada Allah, kufur itu sama dengan menipu diri sendiri, sedangkan orang yang bersedia diri untuk ditipu adalah bodoh dan bodoh itu jelek. Oleh karena itu, mustahil yang pada awalnya jelek (buruk) bisa melahirkan kebaikan, mungkin bisa saja terlihat baik pada luarnya namun tidak demikian pada hakikatnya. Allah ta'ala berfirman :

Artinya: Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

Hal tersebut berlaku juga pada masalah shadaqah ini; Allah ta'ala berfirman : ﻢـﻬﹶﻟ ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ ِﻪِﺑ ﻯﺪﺘﹾﻓﺍ ِﻮﹶﻟﻭ ﺎﺒﻫﹶﺫ ِﺽﺭﹶﺄﹾﻟﺍ ُﺀﹾﻞِﻣ ﻢِﻫِﺪﺣﹶﺃ ﻦِﻣ ﹶﻞﺒﹾﻘﻳ ﻦﹶﻠﹶﻓ ﺭﺎﱠﻔﹸﻛ ﻢﻫﻭ ﺍﻮﺗﺎﻣﻭ ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.

Dalam al-Qur'an, Allah ta'ala menjelaskan tujuan dibalik sedekah orang-orang kafir kepada orang-orang mukmin yang miskin sebagai pengingat untuk berhati-hati berinteraksi dengan mereka dalam segala hal. Allah ta'ala berfirman :

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu,

kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,

Kalimat ﺍ ﻞﻴﺒـﺳ ﻦـﻋ ﺍﻭﺪﺼﻴﻟ menunjukkan daya upaya orang kafir dengan berbagai

cara dalam menghancurkan syi'âr agama Islam, dan mengajak orang-orang yang telah terpengaruh hatinya oleh shadaqah mereka untuk keluar dari Islam, dan masuk

kepada ajaran mereka 77 .

Syi'âr agama Islam akan tetap ada sampai akhir zaman sebagai jaminan dari Allah ta'ala, maka tidak akan ada penyimpangan sampai kapanpun didalamnya. Allah ta'ala berfirman :

Artinya: Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.

Firman Alllah ta'ala pada ayat yang lain

Artinya: … Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah…

Tapi tidak ada jaminan dari Allah bagi perpindahan agama seseorang, berubah keyakinan masuk kedalam agama lain. Sebagai isyarat agar berhati-hati tidak masuk kedalam agenda mereka, dan supaya tumbuh kesadaran untuk bersatu menolong dan membangun terutama untuk golongan orang-orang kaya Muslim terhadap para fuqarâ'nya.

77 . Mu hamma d Hu sa in Ath-T hab a'th ab a 'I, A l-M izâ n f i T a f sir a l- Q u r 'a n , (Q u m, Ma ns yur ât J amâ'a t a l-Mud ar risiin fi a l- Hau za h a l- Ilmiyah , ta np a tahu n) , juz IV ,

h al. 7 3 .

Seandainya orang-orang kafir mempunyai harta seluas langit dan bumi, kemudian harta tersebut seluruhnya diinfakkan, Allah ta'ala tidak akan menerima amal perbuatan tersebut, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah ta'ala terdahulu pada surat Ali 'Imrân ayat 91.

Mustahil bahwa didunia ini ada orang kafir yang berinfak secara suka rela, dengan hati yang tulus tanpa ada maksud apapun serta tujuan tertentu, karena ini

memang fitrahnya orang kafir yang mencintai harta benda melebihi apapun dan tertutup hatinya untuk menerima hidayah Islam. Bahkan, andaikan terdapat orang kafir berinfak penuh keikhlasan, Allah ta'ala tetap tidak akan menerima amal perbuatannya

tersebut, sebab terhalang oleh kekafiran dan keingkarannya. Allah ta'ala berfirman:

Artinya: Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan tuhanku".

Firman Allah ta'ala dalam ayat yang lain: ﺎـﹶﻟﻭ ﻰﹶﻟﺎﺴﹸﻛ ﻢﻫﻭ ﺎﱠﻟِﺇ ﹶﺓﺎﹶﻠﺼﻟﺍ ﹶﻥﻮﺗﹾﺄﻳ ﺎﹶﻟﻭ ِﻪِﻟﻮﺳﺮِﺑﻭ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ﺍﻭﺮﹶﻔﹶﻛ ﻢﻬﻧﹶﺃ ﺎﱠﻟِﺇ ﻢﻬﺗﺎﹶﻘﹶﻔﻧ ﻢﻬﻨِﻣ ﹶﻞﺒﹾﻘﺗ ﹾﻥﹶﺃ ﻢﻬﻌﻨﻣ ﺎﻣﻭ

Artinya: Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah- nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.