Menjaga kehormatan orang faqir

C. Menjaga kehormatan orang faqir

Sistem kapitalisme mengenal perbedaan kelas, mengakuinya namun tidak menghapusnya. Sosialisme mengenal pertentangan kelas dan berusaha

. R. A Fird aus , Kep em im p in a n Kh a lifa h U m a r b in A b d u lA z iz , (J ak arta, CV P edo man Ilmu J aya, 1 9 8 8 ), h al: 1 9 6 .

meniadakannya, Hindu mengenal sistem kasta, serta isme-isme lainnya akan didapati pengakuan terhadap strata-strata yang berkembang dimasyarakat.

Adapun syarat-syarat strata adalah:

1) Kontinuitas

2) Diperparah dengan taqlid buta 155 . Berbeda dengan Islam. Islam datang dengan keadilannya yang paripurna,

meniadakan sistem kelas, meniadakan strata yang membagi kehidupan sosial masyarakat dalam kelompok-kelompok tertentu, kemudian menggantikannya dengan persamaan derajat manusia kecuali taqwanya di hadapan Allah ta'ala.

Sistem Islam tidak mengenal perbedaan kelas sosial. Kemiskinan yang menimpa seseorang dalam pandangan Islam tidak menjadikannya hina, sehingga hak- haknya diabaikan dalam pergaulan kemasyarakatan. Dalam pembentukan tatanan masyarakat yang Islamy, orang kaya bersatu bergotong-royong dengan orang miskin, turut bersama-sama aktif dalam pembentukan kemasyarakatan yang Islamy, menghapus sistem kelas, dituntun bahwa kaya dan miskin tidak diukur berdasarkan materi tetapi berdasarkan ilmu serta iman. Allah ta'ala berfirman:

Artinya: Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

. Y us uf Q ar dawi, M u s ykila t a l- Fa q r wa Ka if a ' âla ja h â a l-I sla m , (Be ir ut, Mu as sas ah a l- Risâlah , 1 9 9 4 ) , ha l. 1 4 6 .

Firman Allah ta'ala dalam ayat lain :

Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan diajarkan pula kemuliaan dan budi luhur hanya bisa dicapai dengan taqwa dan amal sholeh. Allah ta'ala berfirman:

Artinya:… Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Firman Allah ta'ala dalam ayat yang lain:

Artinya: Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.

Karakteristik kefakiran adalah relatif, tidak tetap dan selalu berubah-rubah dalam pandangan Islam, dia hanyalah sifat yang sementara yang dilekatkan secara kebetulan bagi mereka yang tidak mampu, sehingga sifat kesementaraan itu suatu saat akan hilang, sangat bisa terjadi seseorang hari ini miskin, hari esoknya menjadi kaya.

Islam datang menggantikan sistem yang tidak adil serta tanpa standar ukuran yang benar, dengan standar ukuran yang pasti benar adanya, ukuran yang membebaskan manusia dari keterbelengguan dan keterpakuan terhadap materi (cinta kepada harta dunia secara membabi buta) yang hina sebab ketidak-kekalannya serta keburukan yang ditimbulkannya, bukan seperti ukuran jahiliyah klasik dan modern untuk sekarang ini yang menilai manusia berdasarkan kekayaan materinya. Bila

seseorang mempunyai satu juta rupiah, maka seperti itulah kedudukannya dalam pandangan masyarakat jahiliyyah tersebut.

Bahkan pada masa jahiliyah klasik, di sebabkan orang yang menerima wahyu itu orang fakir yaitu Muhammad, para penolak dakwah tersebut mengeluh atas status sosial yang disandangnya, berangan-angan wahyu diemban oleh orang kaya yang dalam pandangan mereka lebih mulia kedudukannya, dan kemudian menjadikan hal

tersebut sebagai alasan utama yang dibuat-buat untuk menolak seruan Islam yang benar 156 . Allah ta'ala berfirman:

Artinya: Dan mereka berkata: "Mengapa Al Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?