Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang dapat dipahami orang lain sebagai anggota kelompok. Anak yang mampu
berkomunikasi dengan baik akan diterima lebih baik oleh kelompok sosial dan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memerankan kepemimpinannya,
dibandingkan dengan anak yang kurang mampu berkomunikasi atau takut menggunakannya.
4.3.3.3 Alfin
Latar belakang sosial yang dimiliki Alfin memberikan andil dalam proses bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui
media gambar. Kedua orang tuanya berusaha menyediakan fasilitas yang memadai berupa tontonan yang baik yang berguna untuk mendukung
perkembangan menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Sehingga Alfin berada pada tahap yang baik.
Latar belakang orang tua akan mempengaruhi pemerolehan dari perkembangan bahasa anak. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan
kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dari anak. Kreativitas penggunaan konjungsi supaya, ketika, untuk, pembentukan
induk kalimat dan anak kalimat benar-benar secara teori dalam anak kalimat unsur induk kalimat berada di awal kalimat dan anak kalimat berada di akhir kalimat.
Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini : 5 Aku mau jadi pilot supaya aku bisa terbang tinggi.
S P O konjungsi S P O K
Induk Kalimat Anak Kalimat
Universitas Sumatera Utara
6 Ada anak-anak yang menengok kereta api ketika kereta apinya lagi jalan. S
P O konjungsi
S P
Induk Kalimat Anak Kalimat
7 Ibu-ibu yang membeli mainan untuk anak-anaknya. S
P O konjungsi S
Induk Kalimat Anak Kalimat
Dari contoh di atas di tegaskan bahwa induk kalimat berada di awal kalimat dan anak kalimat berada di akhir kalimat. Hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang sosial mencakup struktur keluarga dan lingkungan budaya memungkinkan terjadinya perbedaan serius dalam pemerolehan bahasa anak
Vygotsky, 1978 dalam
http:psikonseling.blogspot.com201101faktor- perkembangan-bahasa-anak.html. Pendapat Vygotsky ini adalah
semakin tinggi tingkat interaksi sosial sebuah keluarga, semakin besar peluang anggota keluarga anak
memperoleh bahasa. Sebaliknya semakin rendah tingkat interaksi sosial sebuah keluarga, semakin kecil pula peluang anggota keluarga anak memperoleh
bahasa. Hal lain yang turut berpengaruh adalah status sosial. Anak yang berasal dari golongan status sosial ekonomi rendah menunjukkan perkembangan
kosakatanya lebih sedikit sesuai dengan keadaan keluarganya. Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang dapat
dipahami orang lain sebagai anggota kelompok. Anak yang mampu berkomunikasi dengan baik akan diterima lebih baik oleh kelompok sosial dan
mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memerankan kepemimpinannya, dibandingkan dengan anak yang kurang mampu berkomunikasi atau takut
menggunakannya.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3.4 Alifa