macam, yaitu : kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.
2.1.2 Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi atas beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara sederajat, yakni yang satu
menjadi bagian yang lain Chaer, 1994 : 244. Klausa yang satu merupakan induk kalimat, dan klausa yang lain merupakan anak kalimat. Kedua klausa itu biasanya
dihubungkan dengan konjungsi subordinatif, seperti kalau, ketika, meskipun, supaya, jika, sehingga, dan karena.
Kalimat majemuk bertingkat sesungguhnya berasal dari sebuah kalimat tunggal. Bagian dari kalimat tunggal tersebut kemudian diganti atau diubah
sehingga menjadi sebuah kalimat baru yang dapat berdiri sendiri. Bagian kalimat majemuk bertingkat yang berasal dari bagian kalimat
tunggal yang tidak mengalami pergantian perubahan dinamakan induk kalimat, sedang bagian kalimat majemuk yang berasal dari bagian kalimat tunggal yang
sudah mengalami penggantian peubahan dinamakan anak kalimat.
Contoh:
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti diubah
menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah diganti dengan kalimat: ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi
Universitas Sumatera Utara
kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang makan.
Perkataan: ia datang yang tidak pernah mengalami perubahan pergantian dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan yang
mengubah mengganti kata kemarin dinamai anak kalimat.
2.1.3 Pola Kalimat Majemuk Bertingkat Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Perbedaan kalimat dan anak kalimat dapat dilihat dari ciri kemandirian sebagai kalimat tunggal, unsur konjungsi, dan urutan unsurnya.
1. Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal
Pernyataan saya masuk dapat menjadi kalimat mandiri tanpa unsur ketika mereka diam. Sebaliknya , unsur ketika mereka diam tanpa unsur saya masuk
tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Dengan kata lain, induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak kalimat
tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat.
2. Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk. Dengan kata lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk
kalimat tidak didahului konjungsi. Contohnya :
Saya membaca buku ketika dia datang.
Universitas Sumatera Utara