BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan individu untuk mendengarkan ujaran yang disampaikan oleh lawan bicara, berbicara dengan
lawan bicara, membaca pesan-pesan yang disampaikan dalam bentuk tulisan, dan menulis pesan-pesan yang baik secara lisan maupun tulisan. Termasuklah di
dalamnya kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang terdiri atas 2 klausa. Klausa pertama merupakan induk kalimat dan klausa kedua merupakan anak
kalimat. Kedua klausa itu dihubungkan dengan konjungsi, seperti kalau, ketika, meskipun, supaya, jika, sehingga, dan karena.
Berikut ini adalah paparan data yang disajikan berupa percakapan peneliti dengan 8 orang siswa-siswi yang dijadikan subjek penelitian.
Analisis Almira :
Peneliti : Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarakatuh Almira
: Wa’alaikum salam warohmatullohi wabarakatuh Peneliti : Apa kabar Almira?
Almira : Baik Bu.
Peneliti : Sekarang coba kamu lihat gambar apa ini? Almira
: Gambar taman. Peneliti : Bisakah Almira ceritakan isi gambar ini?
Almira : Bisa Bu.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti : Sebelum kamu menceritakan gambar ini, kamu ceritakan dahulu siapa nama lengkap, hobi dan cita-cita kamu
Almira : Nama saya Almira Madani. Hobi saya berenang. Cita-cita saya
menjadi guru karena Mira pengen ingin kayak seperti ibu. Peneliti : Sekarang coba kamu ceritakan gambar apa sajakah ini?
Almira : Gambar ini ada Bapak-bapak yang lagi baca koran dan ada Ibu-ibu
yang sedang mengurus anak-anaknya dan ada pula anak-anak yang bermain papan seluncur. Ada pula keluarga yang memancing di sini
dan ada pula orang yang berenang di sini dan ada pula kapal yang berlayar di situ. Ada juga keluarga yang piknik di taman itu dan ada
juga orang yang bermain layang-layangan. Ada anak-anak yang sedang bermain bola dan ada anak-anak yang sedang bermain
prosotan dan ayunan. Anak-anak juga bermain jungkat-jungkit, papan selancar, mobil-mobilan dan motor-motoran. Ada juga orang yang
bermain mobilan dan bermain sepeda di situ. Ada juga orang yang melihat pemandangan di situ dan ada patung gajah yang besar di situ.
Ada orang yang sedang memancing dengan adik dan kakaknya. Ada orang yang berenang dengan ayahnya. Ada yang melihat
pemandangan air dan kolam renang.
Adanya gambaran dari subjek penelitian no. 2 yang bernama Almira bahwasanya teknik yang dilakukan yaitu teknik klasifikasi elemen sintaksis untuk
melihat bentuk-bentuk konjungsi yang tepat yang digunakan anak dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Dari hasil tanya jawab antara peneliti
Universitas Sumatera Utara
dengan Almira diketahui bahwa Almira belum mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Berdasarkan teori psikolinguistik kognitif Chomsky bahwa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa anak, ternyata Almira belum mampu
menggunakan kalimat majemuk bertingkat dan Almira hanya mampu menggunakan kalimat majemuk setara. Almira ini berusia 5 tahun dan Almira
menghasilkan 17 kalimat dalam bahasa Indonesia. Dari ke 17 kalimat bahasa Indonesia tersebut, ternyata Almira belum mampu menggunakan kalimat
majemuk bertingkat dan Almira hanya mampu menggunakan kalimat majemuk setara berjumlah 9 kalimat dalam bahasa Indonesia.
Dalam teori psikolinguistik kognitif Chomsky menyatakan bahwa otak anak dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak anak
dipersiapkan telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut Language Acquisition Device LAD. Dalam proses pemerolehan LAD ini anak
menerima “ucapan-ucapan“ dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan
itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran bahasa. Bahasa anak dalam hal ini adalah kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Anak usia 5 tahun berdasarkan tahapan kemampuan bahasa seperti yang dikatakan Chomsky dan Piaget dalam Ginn 2006 dinyatakan bahwa anak ini
sudah pada tahap linguistik IV yaitu tahap tata bahasa pradewasa. Terbukti Almira telah memiliki kognitif yang cukup matang.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Alfin :
Gambaran dari subjek penelitian no. 3 yang bernama Alfin bahwasanya teknik yang dilakukan yaitu teknik klasifikasi elemen sintaksis untuk melihat
bentuk-bentuk konjungsi yang tepat yang digunakan anak dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Dari hasil tanya jawab antara peneliti dengan Alfin
diketahui bahwa Alfin sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan menggunakan konjungsi supaya, terbukti dari kalimat
Aku mau jadi pilot sebagai induk kalimat supaya aku bisa terbang tinggi sebagai anak kalimat. Ada anak-anak yang menengok kereta api sebagai induk kalimat,
ketika kereta apinya lagi jalan sebagai anak kalimat. Konjungsi supaya yang digunakan oleh Alfin merupakan salah satu jenis anak kalimat keterangan tujuan,
kemudian konjungsi ketika merupakan jenis anak kalimat keterangan waktu. Berdasarkan teori psikolinguistik kognitif Chomsky bahwa dalam proses
pemerolehan dan pembelajaran bahasa anak, ternyata anak sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Alfin ini berusia 4 tahun dan memiliki
kalimat yang berstruktur dan lengkap dalam menggunakan konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif yang digunakan anak yaitu supaya dan ketika.
Dalam teori psikolinguistik kognitif Chomsky menyatakan bahwa otak anak telah dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak anak ini
dipersiapkan dan telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut Language Acquisition Device LAD. Dalam proses pemerolehan LAD ini
menerima “ucapan-ucapan“ dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan
itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran bahasa. Keluaran bahasa yang
Universitas Sumatera Utara
diujarkan anak adalah kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Berdasarkan atas tahapan kemampuan berbahasa anak yang dikemukakan Chomsky dan Piaget
dalam Ginn 2006 bahasa Alfin telah sampai pada tahap linguistik IV yaitu tahapan tata bahasa pradewasa. Padahal Alfin baru saja berusia 4 tahun, tetapi
perkembangan bahasanya cukup baik. Terbukti penggunaan induk kalimat dan anak kalimat cukup baik digunakan alfin.
Analisis Alifa :
Untuk melihat kriteria komprehensibilitas Chomsky dalam Dardjowidjojo 2005 bahwa kemampuan bahasa anak pada subjek no. 4 atau Alifa. Alifa yang
berusia 5 tahun dalam hal ini adalah kemampuan menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dilakukan juga dalam teknik klasifikasi elemen
sintaksis untuk melihat bentuk-bentuk konjungsi yang tepat yang digunakan anak dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Dari hasil tanya jawab
antara peneliti dengan Alifa diketahui bahwa Alifa sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan menggunakan konjungsi
karena, terbukti dari kalimat Cita-citaku menjadi polwan sebagai induk kalimat, karena aku mau melindungi ayah dan ibu dari penjahat sebagai anak kalimat.
Selain menggunakan konjungsi karena, Alifa ini juga menggunakan konjungsi setelah, ketika, dan sehingga. Ini terbukti dari kalimat Bapak ini sedang memoto
anak-anak yang ada di pesta ulang tahun itu, sebagai induk kalimat, setelah ada anak yang bermain mobil-mobilan bersama kakaknya sebagai anak kalimat. Ada
anak yang menghembus lilin sebagai induk kalimat ketika dia mau berumur 15 tahun sebagai anak kalimat. Ketika dia mau menghembuskan lilin, sebagai anak
Universitas Sumatera Utara
kalimat, dia di foto oleh bapak yang ada dipinggirnya sebagai Induk kalimat. Kawan-kawannya pun mengasih kado kepada dia sebagai induk kalimat, sehingga
banyak kado di depannya, sebagai anak kalimat. Konjungsi setelah dan ketika yang digunakan oleh Alifa merupakan salah satu jenis anak kalimat keterangan
waktu, sedangkan konjungsi sehingga merupakan jenis anak kalimat keterangan akibat.
Dalam teori psikolinguistik kognitif Chomsky menyatakan bahwa otak anak telah dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak anak
dipersiapkan dan telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut Language Acquisition Device LAD. Dalam proses pemerolehan LAD ini anak
menerima “ucapan-ucapan“ dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan
itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran bahasa. Bahasa anak dalam hal ini adalah kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Berdasarkan teori psikolinguistik kognitif Chomsky juga dinyatakan bahwa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa anak, ternyata Alifa
sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Alifa ini berusia 5 tahun dan memiliki kalimat yang berstruktur dan lengkap dalam menggunakan
konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif yang digunakan anak yaitu supaya dan karena. Alifa ini juga menggunakan konjungsi subordinatif di awal kalimat.
Ini terlihat pada kalimat 13 yang di ucapkan Alifa.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Akmal :
Subjek penelitian no. 5 yang bernama Akmal bahwasanya teknik yang dilakukan yaitu teknik klasifikasi elemen sintaksis untuk melihat bentuk-bentuk
konjungsi yang tepat yang digunakan anak dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Berdasarkan teori psikolinguistik kognitif Chomsky bahwa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa anak, ternyata Akmal sudah mampu
menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Akmal berusia 5 tahun dan memiliki kalimat yang berstruktur dan lengkap dalam menggunakan konjungsi subordinatif.
Konjungsi subordinatif yang digunakan anak yaitu karena dan setelah. Dari hasil tanya jawab antara peneliti dengan Akmal diketahui bahwa
Akmal sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan menggunakan konjungsi karena dan setelah, terbukti dari kalimat Aku
mau jadi pilot sebagai induk kalimat karena aku pengen ingin keliling dunia naik pesawat sebagai anak kalimat. Ada juga anak yang mengasih ibu gurunya
daun-daunan, sebagai induk kalimat setelah ada anak yang menggambar perahu dari kertas, sebagai anak kalimat. Konjungsi karena yang digunakan oleh Akmal
merupakan salah satu jenis anak kalimat keterangan sebab, kemudian konjungsi setelah merupakan jenis anak kalimat keterangan waktu.
Dalam teori psikolinguistik kognitif Chomsky juga dinyatakan bahwa otak anak ini telah dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak anak
dipersiapkan dan telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut Language Acquisition Device LAD. Dalam proses pemerolehan LAD ini anak
menerima “ucapan-ucapan“ dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra
Universitas Sumatera Utara
sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran bahasa. Bahasa anak dalam hal
ini adalah kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Analisis Dimas :
Gambaran dari subjek penelitian no. 6 yang bernama Dimas bahwasanya teknik yang dilakukan yaitu teknik klasifikasi elemen sintaksis untuk melihat
bentuk-bentuk konjungsi yang tepat yang digunakan anak dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Dalam teori psikolinguistik kognitif Chomsky menyatakan bahwa otak anak telah dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak anak ini
dipersiapkan dan telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut Language Acquisition Device LAD. Dalam proses pemerolehan LAD ini anak
menerima “ucapan-ucapan“ dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan
itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran bahasa. Bahasa anak dalam hal ini adalah kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Dari hasil tanya jawab antara peneliti dengan Dimas diketahui bahwa Dimas sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia
dengan menggunakan konjungsi karena dan ketika, terbukti dari kalimat Cita- citaku jadi polisi sebagai induk kalimat, karena aku mau tangkap penjahat
sebagai anak kalimat. Ada pula dokter yang melayani pasiennya sebagai induk kalimat, ketika sakit sebagai anak kalimat. Ada pula anak-anak yang terkejut,
sebagai induk kalimat, ketika dia menengok orang ketabrakan itu sebagai anak
Universitas Sumatera Utara
kalimat. Konjungsi karena yang digunakan oleh Dimas merupakan salah satu jenis anak kalimat keterangan sebab, kemudian konjungsi ketika merupakan jenis
anak kalimat keterangan waktu. Berdasarkan teori psikolinguistik kognitif Chomsky juga dinyatakan
bahwa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa anak, ternyata Dimas sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Dimas berusia 5 tahun
dan memiliki kalimat yang berstruktur dan lengkap dalam menggunakan konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif yang digunakan anak yaitu supaya
dan karena. Anak usia 5 tahun berdasarkan tahapan kemampuan bahasa seperti yang
dikatakan Chomsky dan Piaget dalam Ginn 2006 dinyatakan bahwa Dimas sudah pada tahap linguistik IV yaitu tahap tata bahasa pradewasa. Terbukti Dimas
telah memiliki kognitif yang cukup matang dan dapat berbahasa yang lengkap induk dan anak kalimat bahasa Indonesia.
Analisis Irra :
Subjek penelitian no. 7 yang bernama Irra bahwasanya teknik yang dilakukan yaitu teknik klasifikasi elemen sintaksis untuk melihat bentuk-bentuk
konjungsi yang tepat yang digunakan anak dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Dari hasil tanya jawab antara peneliti dengan Irra diketahui
bahwa Irra sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan menggunakan konjungsi karena dan ketika, terbukti dari
kalimat Cita-cita saya adalah menjadi dokter sebagai induk kalimat karena aku mau obati orang sakit sebagai anak kalimat. Ketika Irra bermain, sebagai anak
Universitas Sumatera Utara
kalimat, rupanya ada orang yang mengantar surat yaitu pak pos sebagai induk kalimat. Konjungsi karena yang digunakan Irra merupakan salah satu jenis anak
kalimat keterangan sebab, kemudian konjungsi ketika merupakan jenis anak kalimat keterangan waktu.
Dalam teori psikolinguistik kognitif Chomsky menyatakan bahwa otak anak telah dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak anak ini
dipersiapkan dan telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut Language Acquisition Device LAD. Dalam proses pemerolehan LAD ini anak
menerima “ucapan-ucapan“ dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan
itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran bahasa. Bahasa anak dalam hal ini adalah kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
Berdasarkan teori psikolinguistik kognitif Chomsky juga dinyatakan bahwa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa anak, ternyata Irra
sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Irra berusia 5 tahun dan memiliki kalimat yang berstruktur dan lengkap dalam menggunakan konjungsi
subordinatif. Konjungsi subordinatif yang digunakan anak yaitu karena dan ketika. Irra juga menggunakan konjungsi subordinatif di awal kalimat dan ini
terbukti pada kalimat 14 yang diucapkan Irra. Anak usia 5 tahun berdasarkan tahapan kemampuan bahasa seperti yang
dikatakan Chomsky dan Piaget dalam Ginn 2006 dinyatakan bahwa Irra sudah pada tahap linguistik IV yaitu tahap tata bahasa pradewasa. Terbukti Irra telah
memiliki kognitif yang cukup matang dan dapat berbahasa yang lengkap induk dan anak kalimat bahasa Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Analisis Alfi :
Gambaran dari subjek penelitian no. 8 yang bernama Alfi bahwasanya teknik yang dilakukan yaitu teknik klasifikasi elemen sintaksis untuk melihat
bentuk-bentuk konjungsi yang tepat yang digunakan anak dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Dari hasil tanya jawab antara peneliti dengan Alfi
diketahui bahwa Alfi sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan menggunakan konjungsi karena, supaya, ketika, dan
setelah, terbukti dari kalimat Cita-citaku menjadi dokter sebagai induk kalimat karena aku mau suntik orang sakit sebagai anak kalimat supaya sembuh sakitnya
sebagai anak kalimat. Ketika saya melihat baling-baling, sebagai anak kalimat, saya akan menaikinya dan saya menikmati gula kapas sebagai induk kalimat.
Setelah saya bermain komedi putar, sebagai anak kalimat, saya memasuki arena rumah hantu, sebagai induk kalimat. Konjungsi karena yang digunakan oleh Alfi
merupakan salah satu jenis anak kalimat keterangan sebab, kemudian konjungsi supaya merupakan jenis anak kalimat keterangan tujuan. Selanjutnya konjungsi
ketika dan setelah merupakan jenis anak kalimat keterangan waktu. Berdasarkan teori psikolinguistik kognitif Chomsky bahwa dalam proses
pemerolehan dan pembelajaran bahasa anak, ternyata Alfi sudah mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat. Alfi berusia 5 tahun dan memiliki
kalimat yang berstruktur dan lengkap dalam menggunakan konjungsi subordinatif. Konjungsi subordinatif yang digunakan anak yaitu supaya, karena, ketika dan
setelah. Anak usia 5 tahun berdasarkan tahapan kemampuan bahasa seperti yang
dikatakan Chomsky dan Piaget dalam Ginn 2006 dinyatakan bahwa Irra sudah
Universitas Sumatera Utara
pada tahap linguistik IV yaitu tahap tata bahasa pradewasa. Terbukti Irra telah memiliki kognitif yang cukup matang dan dapat berbahasa yang lengkap induk
dan anak kalimat bahasa Indonesia. Dalam teori psikolinguistik kognitif Chomsky juga dinyatakan bahwa otak
anak telah dipersiapkan secara genetik untuk berbahasa. Untuk itu otak anak ini dipersiapkan dan telah dilengkapi dengan struktur bahasa universal yang disebut
Language Acquisition Device LAD. Dalam proses pemerolehan LAD ini anak menerima “ucapan-ucapan“ dan data-data lain yang berkaitan melalui pancaindra
sebagai masukan dan membentuk rumus-rumus linguistik berdasarkan masukan itu yang kemudian dinuranikan sebagai keluaran bahasa. Bahasa anak dalam hal
ini adalah kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. Dapat disimpulkan dari ke 8 anak bahwa anak yang berusia 4 tahun
mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dengan menggunakan konjungsi keterangan tujuan dan keterangan waktu. Sedangkan
anak yang berusia 5 tahun mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat dengan menggunakan konjungsi keterangan sebab, keterangan tujuan, keterangan
waktu, dan keterangan akibat. Ke 8 anak tersebut tidak mampu menggunakan konjungsi keterangan cara, keterangan pewatas dan keterangan pengganti nomina.
Kemudian dari ke 8 anak tersebut terdapat 3 anak yang menggunakan konjungsi di awal kalimat. Anak TK tersebut berusia 5 tahun yaitu 2 perempuan dan satu
laki-laki. Ternyata anak perempuan lebih banyak bahasa yang diperoleh dibandingkan dengan anak laki-laki. Dari ke 8 anak tersebut, ternyata hanya 1
anak yang belum mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat yaitu Almira. Almira belum mampu menggunakan kalimat majemuk bertingkat tetapi Almira
Universitas Sumatera Utara
mampu menggunakan kalimat majemuk setara yang berjumlah 9 kalimat dalam bahasa Indonesia.
4.2 Pola Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia yang Digunakan Anak dalam Memahami Media Gambar