dari golongan status sosial ekonomi rendah menunjukkan perkembangan kosakatanya lebih sedikit sesuai dengan keadaan keluarganya.
Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang dapat dipahami orang lain sebagai anggota kelompok. Anak yang mampu
berkomunikasi dengan baik akan diterima lebih baik oleh kelompok sosial dan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memerankan kepemimpinannya,
dibandingkan dengan anak yang kurang mampu berkomunikasi atau takut menggunakannya.
4.3.3.8 Alfi
Pekerjaan ayah Alfi adalah seorang Polri. Sedangkan ibunya adalah seorang bidan. Kedua orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka
masing-masing. Pulang dari sekolah Alfi dititipkan dengan nenek dan kakeknya. Dirumah nenek dan kakeknya banyak anak bidan yang sedang PKL karena
neneknya juga seorang bidan. Meskipun orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, tapi Alfi sering berkomunikasi dengan anak bidan yang
PKL di rumah neneknya sehingga Alfi mampu bercerita menggunakan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar.
Latar belakang orang tua akan mempengaruhi pemerolehan dari perkembangan bahasa anak. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penggunaan
kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia dari anak. Kreativitas penggunaan konjungsi karena, setelah, ketika, sehingga,
pembentukan induk kalimat dan anak kalimat benar-benar secara teori dalam anak
Universitas Sumatera Utara
kalimat unsur induk kalimat berada di akhir kalimat dan anak kalimat berada di awal kalimat. Hal ini terlihat pada contoh di bawah ini :
20 Cita-citaku menjadi dokter karena aku mau suntik orang sakit supaya S
P O konj S P O K
konj sembuh sakitnya.
K Induk kalimat
Anak Kalimat 21 Ketika saya melihat baling-baling,
Konj S P O
Anak Kalimat saya akan menaikinya dan saya menikmati gula kapas.
S P
konj S P
O Induk Kalimat
22 Setelah saya bermain komedi putar, saya memasuki arena rumah hantu. Konj S P O
S P K
Anak Kalimat Induk Kalimat
Dari contoh di atas ditegaskan bahwa induk kalimat berada di akhir kalimat dan anak kalimat berada di awal kalimat. Hal ini menunjukkan bahwa
latar belakang sosial mencakup struktur keluarga dan lingkungan budaya memungkinkan terjadinya perbedaan serius dalam pemerolehan bahasa anak
Vygotsky, 1978 dalam
http:psikonseling.blogspot.com201101faktor- perkembangan-bahasa-anak.html. Pendapat Vygotsky ini adalah
semakin tinggi tingkat interaksi sosial sebuah keluarga, semakin besar peluang anggota keluarga anak
memperoleh bahasa. Sebaliknya semakin rendah tingkat interaksi sosial sebuah keluarga, semakin kecil pula peluang anggota keluarga anak memperoleh
bahasa. Hal lain yang turut berpengaruh adalah status sosial. Anak yang berasal
Universitas Sumatera Utara
dari golongan status sosial ekonomi rendah menunjukkan perkembangan kosakatanya lebih sedikit sesuai dengan keadaan keluarganya.
Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang dapat dipahami orang lain sebagai anggota kelompok. Anak yang mampu
berkomunikasi dengan baik akan diterima lebih baik oleh kelompok sosial dan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk memerankan kepemimpinannya,
dibandingkan dengan anak yang kurang mampu berkomunikasi atau takut menggunakannya.
4.3.4 Faktor Keturunan 4.3.4.1 Zuwicyi