ADAM SEBAGAI MANUSIA PERTAMA

C. ADAM SEBAGAI MANUSIA PERTAMA

Adam adalah manusia pertama yang Allah ciptakan secara langsung tanpa didahului oleh seorang ayah maupun ibu. Proses penciptaan Adam ini tidak sebagaimana proses penciptaan manusia di dalam rahim ibunya, yang nanti kita akan kaji juga. Dari tanah yang mengandung unsur-unsur zat kehidupan sebagaimana tersebut diatas, Adam diciptakan. Kemudian Allah menyempurnakan kejadiannya dan selanjutnya Allah perintahkan para malaikat untuk bersujud pada Adam, sebagaimana diinformasikan dalam Al-Quran.

”Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama,” (QS. Al-Hijr, 15:29-30)

Perintah Allah kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam adalah sebagai bentuk penghormatan, suatu kemuliaan yang Allah berikan bagi Adam dan anak cucunya yang diamanahi tugas untuk menjadi khalifah di muka bumi. Tugas khalifah ini diberikan kepada manusia, yaitu Adam dan anak cucunya, bukan diberikan kepada para malaikat. Kehendak dan qudratullah ini juga dibarengi dengan membekali manusia dengan potensi khusus, yakni akal, hawa nafsu, di samping adanya hati, dimana potensi ini tidak diberikan kepada para malaikat. Jika manusia mampu mengemban tugas kekhalifahan ini, maka dia bahkan akan memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding malaikat.

Untuk dapat menjalankan tugas tersebut, Allah swt juga mengajarkan ilmu pengetahuan kepada Adam, dengan mengajarkan nama-nama benda seluruhnya yang ada di sekitar Adam, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran.

”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (QS. Al-Baqarah, 2:31-32)

Dr H. Yunahar Ilyas, Lc, MA menjelaskan dalam bukunya ”Kisah Para Rasul, Tafsir Al-Quran Tematis” bahwa Al-Quran tidak menyebut kan nama-nama apa saja yang diajarkan Allah swt kepada Adam. Al-Quran hanya menekankan seluruhnya yaitu seluruh nama-nama. Karena tidak disebutkan nama-nama apa saja yang diajarkan itu, maka para mufassir menyebutkan beragam nama. Ada yang mengatakan Allah mengajarkan kepada Adam tentang manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bumi, laut, gunung, langit, bintang- bintang, nama-nama malaikat dan lain sebagainya.

Dapat juga dipahami bahwa yang diajarkan kepada Nabi Adam adalah ilmu pengetahuan, karena pada hakekatnya ilmu pengetahuan adalah pengenalan terhadap nama-nama segala sesuatu lengkap dengan sifat dan fungsinya. Allah swt membekali Adam dengan ilmu pengetahuan supaya dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah di atas permukaan bumi. Dan untuk anak cucu Adam kemudian Allah memberinya potensi untuk mengetahui segala sesuatu dengan menggunakan hati nurani, panca indra, akal pikiran dan ditambah lagi, bimbingan dari Allah swt melalui para nabi dan rasulNya. (Dr

H. Yunahar Ilyas, Lc, MA, Kisah Para Rasul, Tafsir Al-Quran Tematis, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, 2006) Untuk menemani Adam, Allah ciptakan seorang pasangan baginya. Allah ciptakan seorang istri dari dirinya sendiri, sebagaimana firman Allah.

”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada

keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS. An-Nisa, 4:1)

Penciptaan Hawa oleh Allah untuk Adam dimaksudkan juga agar dia merasa tentram kepadanya, saling merasakan kasih sayang diantara keduanya. Allah berfirman dalam Al- Quran.

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ruum, 30:21)

Demikianlah, Allah ciptakan Adam dan Hawa untuk berdiam di sorga, menikmati makanan yang telah Allah sediakan. Namun Allah juga memberikan larangan kepada Demikianlah, Allah ciptakan Adam dan Hawa untuk berdiam di sorga, menikmati makanan yang telah Allah sediakan. Namun Allah juga memberikan larangan kepada

Adanya larangan yang ada di sorga itu, membuat syetan segera berusaha mendekati dan membujuk Adam dan Hawa dengan ucapan yang indah dan menjanjikan. Sebagaimana diinformasikan dalam Al-Quran.

”Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)." Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua" (QS. Al-A’raaf, 7:20-21)

Mengenai ayat tersebut, Yunahar menjelaskan, menurut godaan syaitan, Allah melarang mereka berdua memakan buah pohon itu karena Allah tidak ingin keduanya menjadi malaikat dan kekal di dalam sorga buat selama-lamanya. Untuk meyakinkan Adam dan Hawa syaitan bersumpah bahwa dia tidak punya kepentingan apa-apa dengan larangan itu. Dia hanya memberikan nasehat untuk kepentingan mereka berdua. Cara syaitan ini kemudian banyak ditiru oleh para pengikutnya, termasuk dari kalangan manusia sendiri. Para penggoda akan menggunakan kata-kata yang manis, janji yang muluk-muluk. Tidak ada orang yang berterus terang mengatakan ingin menjerumuskan seseorang, karena kalau cara demikian yang dilakukan tentu tidak akan ada yang mau mengikuti.

Godaan syaitan rupanya berhasil, Adam dan Hawa terbujuk juga untuk memakan buah pohon itu. Mereka lupa dengan firman Allah yang sudah tegas-tegas melarang mereka mendekati, apalagi memakan buah pohon itu. Inilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh umat manusia terhadap larangan Allah swt. Begitulah kelemahan manusia, begitu banyak yang dihalalkan oleh Allah swt, justru tetap menginginkan yang dilarangNya. Dari begitu banyak buah-buahan yang ada di sorga, Allah hanya melarang memakan satu macam buah saja, tetapi justru itu yang dilanggar Adam dan Hawa. (Dr H. Yunahar Ilyas, Lc, MA, Kisah Para Rasul, Tafsir Al-Quran Tematis, Suara Muhammadiyah, Yogyakarta, 2006)

Adam dan Hawa akhirnya diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan sorga, turun ke bumi, akibat tergoda oleh bujuk rayu syaitan. Dan Allah menyatakan, bahwa syaitan merupakan musuh bagi Adam dan anak cucunya. Allah berfirman dalam Al-Quran.

”Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." (QS. Al-Baqarah, 2:36)

Menyadari akan kesalahannya, Adam dan Hawa pun memohon ampun pada Allah, bertaubat. Mereka telah melanggar larangan Allah, mereka telah menganiaya diri sendiri, dan jika Allah tidak mengampuni mereka, maka sesungguhnya mereka termasuk orang- orang yang merugi. Karena kesungguhan mereka untuk bertaubat, Allahpun menerima taubat mereka. Sebagaimana ditunjukkan dalam Al-Quran.

”Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al- Baqarah, 2:37)

Dokumen yang terkait

FAKTOR–FAKTOR YANG MENJADI DAYA TARIK PENYIAR RADIO MAKOBU FM (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2003 UMM)

0 72 2

MOTIVASI MENJADI COSPLAYER

1 33 13

DISKRIMINASI PEREMPUAN MUSLIM DALAM IMPLEMENTASI CIVIL RIGHT ACT 1964 DI AMERIKA SERIKAT

0 34 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PELINTINGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK

0 17 55

Judul penelitian adalah: PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN LAKI-LAKI MENJADI WARIA (Decision Making Process Becomes Male Transvestites)

1 43 18

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA

0 18 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 PADANGRATU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 30 41

TINJAUAN TENTANG ALASAN PERUBAHAN KEBIASAAN NYIRIH MENJADI MEROKOK DI KALANGAN IBU-IBU DI DUSUN TRIMO HARJO II KELURAHAN BUMI HARJO KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

3 73 70