Pendidikan Rumah Tangga
3. Pendidikan Rumah Tangga
Dalam sebuah rumah tangga Islam, disamping iman kepada Allah, taat pada Allah dan RasulNya, seorang anak harus berbakti kepada kedua orang tuanya. Allah perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, yang telah merawat dan mendidiknya sejak kecil hingga dewasa, para orang tua telah banyak berkorban untuk kebaikan dan kebahagian bagi anak-anaknya. Allah berfirman dalam Al-Quran.
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu.” (QS. Luqman, 31:14)
Islam juga mengatur tata tertib dalam rumah tangga, hubungan antara anak dan ibu bapaknya, dengan budak-budak yang dimilikinya dan pengaturan hubungan laki-laki dan perempuan. Diantara tata tertib yang dijelaskan dalam Al-Quran adalah pengaturan untuk meminta izin bagi budak-budak laki-laki dan wanita, juga bagi orang-orang yang belum baligh, ketika mereka harus bertemu untuk suatu keperluan. Allah berfirman.
”Hai orang-orang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu) hari, yaitu sebelum sembahyang subuh, ketika kamu meninggalkan pakaian (luar),u fi tengah hari dan setelah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur, 24:58)
”Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta izin seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nuur, 24:59)
Bagi putra dan putri keluarga muslim yang telah mencapai usia baligh, mereka juga harus menjaga pandangan dan memelihara kehormatan dirinya, menutup auratnya agar senantiasa menjadi orang-orang yang suci dari kemaksiatan pergaulan dengan lawan jenisnya. Bagi wanita muslim harus menutupkan kerudung (jilbab) ke dadanya, kecuali kepada para laki-laki muhrim, atau yang haram untuk menikah dengannya.
”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An- Nuur, 24:30)
”Katakanlah kepada wanita yang beriman, ”Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara lelaki mereka, atau putra saudara lelaki mereka, atau putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki yang tidak punya keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur, 24:31)
Keseluruhan ini dimaksudkan untuk menjaga diri dari kemaksiatan. Allah juga memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk menjauhkan diri dari perbuatan zina, yang merupakan suatu dosa, suatu perbuatan yang keji, sebagaimana firmanNya.
”Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah sebuah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’, 17:32)