Lautan Sebagai Bagian dari Bumi
4. Lautan Sebagai Bagian dari Bumi
Lautan merupakan bagian terbesar dari bumi kita, sebagai tempat berkumpulnya air dan tempat bermuaranya aliran air dari daratan. Lautan menyimpan banyak karunia Allah berupa ikan dengan berbagai macam jenisnya, juga keindahan terumbu karang di beberapa tempat. Di lautan bisa dihasilkan mutiara yang indah sebagai perhiasan.
Lautan merupakan tempat berlayar bagi bahtera-bahtera, tempat bagi sebagian manusia mencari karuniaNya. Semua ini merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya. Allah swt berfirman dalam Al-Quran:
“Dan Dia telah menundukkan bahtera-bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya.” (QS Ibrahim, 14:32)
“Dan Dialah (Allah) yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan) dan Kami mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karuniaNya dan supaya kamu bersyukur” (QS. An Nahl, 16:14)
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat (kemurahan) Allah, supaya diperlihatkanNya kepadamu sebagian tanda-tanda (kekuasaan)Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.” (QS. Luqman, 31:31).
Bagi mereka yang berada diatas kapal atau bahtera yang berlayar di tengah lautan, betapa terasa kecilnya kita manusia di atas lautan yang demikian luas. Melihat ke depan yang ada air, menengok ke kiri ke kanan juga air, menengok ke belakang juga terlihat Bagi mereka yang berada diatas kapal atau bahtera yang berlayar di tengah lautan, betapa terasa kecilnya kita manusia di atas lautan yang demikian luas. Melihat ke depan yang ada air, menengok ke kiri ke kanan juga air, menengok ke belakang juga terlihat
Air yang seperti lautan pernah didatangkan Allah ke daratan di masa perjuangan Nabi Nuh, tat kala sebagian besar kaumnya menentang dan mendustakan kebesaran Allah. Maka Allah datangkan banjir bandang yang menenggelamkan mereka. Sebagian kecil kaumnya sekitar 40 orang Allah selamatkan dengan menaiki perahu yang telah disiapkan oleh Nabi Nuh As, sebagaimana firmanNya.
“Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan. Dan Kami ciptakan untuk mereka yang mereka kendarai yang seperti bahtera itu. Dan jika Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan. Kecuali karena rahmat daripada Kami, dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu.” (QS. Yaasiin, 36:41-44)
Fakta lain mengenai lautan dapat kita baca pada beberapa ayat, yang menunjukkan suatu fenomena khusus, yakni bahwa air lautan yang asin dengan air sungai-sungai besar yang tawar tidak dapat bercampur seketika.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (bersampingan), yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit. Dia jadikan anatara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (QS. Al-Furqaan, 25:53)
“Dan tidak sama (antara) dua laut, Yang ini tawar segar sedap diminum, dan yang ini asin lagi pahit. Dan masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya.” (QS. Faathir, 35:12)
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (QS. Ar-Rahmaan, 55 : 20-22)
Harun Yahya, memberikan penjelasan pada ayat terakhir di atas, ditekankan bahwa dua badan air bertemu, tetapi tidak saling bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga airnya akan saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan. Misalnya, meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia secara fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini karena di antara keduanya terdapat batas. Batas ini adalah gaya yang disebut “tegangan permukaan”.