INDONESIAKU SAYANG
A. INDONESIAKU SAYANG
Jika kita mencermati perkembangan bangsa dan negara Indonesia, kita akan mengelus dada. Sebagai anak bangsa kita semua prihatin atas situasi dan kondisi negara Indonesia tercinta, yang kian terpuruk dengan krisis multidimensi yang sepertinya tak kunjung berakhir.
Kaum muslimin di negeri ini adalah mayoritas, sehingga bisa dikatakan, keadaan bangsa dan negara Indonesia merupakan cerminan dari kwalitas ummat Islam. Kwalitas ummat Islam secara personal dari sisi kinerja, sikap, pola pikir, keyakinan, nilai dan juga identitasnya, maupun kwalitas umat Islam secara komunal.
Indonesia dahulu dikenal sebagai negera yang kaya dengan sumberdaya alam yang berlimpah. Negeri dengan 17 ribu pulau dengan luas mencapai 1,3 % luas bumi ini memiliki keindahan alam. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah baik di daratan maupun di lautan. Memiliki pesisir terpanjang di dunia, yaitu 81 ribu km atau 14 % dari seluruh pesisir dunia dengan potensi kandungan ikan 6,2 juta ton/tahun. Memiliki hutan tropis terbesar di Asia Pasific, yakni seluas 152 juta hektar yang kaya akan flora dan fauna. Kekayaan tambang seperti emas di Papua termasuk yang terbesar di dunia. Jadangan minyak 97 miliar barrel dengan produksi 1,2 juta barrel perhari.
Namun bagaimana keadaan Indonesia saat ini? Reformasi tidak begitu saja menghasilkan perubahan yang signifikan. Bahkan setelah 10 tahun reformasi sejak turunnya rezim orde baru, pimpinan mantan Presiden Soeharto, menunjukkan bahwa Indonesia masih belum mampu keluar dari krisis yang berkepanjangan.
Kenapa bisa demikian? Dalam Al-Qur’an Allah menggambarkan sebuah negeri yang berlimpah namun kemudian menjadi terpuruk karena warganya banyak berbuat maksiat. “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian [841] kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl, 16:112)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman bahwa kerusakan di daratan dan di lautan adalah diakibatkan oleh olah tangan manusia sebagaimana bisa dilihat dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum, 30:41)
Melihat kenyataan yang demikian ini, kita harus mengakui kelemahan dan kekurangan ummat Islam sat ini. Ini semua merupakan peringatan agar ummat Islam mau berubah menjadi lebih baik, meninggalkan kemaksiatan, semakin mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan dengan meningkatkan iman dan ketaqwaan. Lebih dari itu, Melihat kenyataan yang demikian ini, kita harus mengakui kelemahan dan kekurangan ummat Islam sat ini. Ini semua merupakan peringatan agar ummat Islam mau berubah menjadi lebih baik, meninggalkan kemaksiatan, semakin mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan dengan meningkatkan iman dan ketaqwaan. Lebih dari itu,
C. ISLAM SEBAGAI SISTEM KEHIDUPAN Langkah awal perubahan ummar Islam adalah dengan upaya meluruskan kembali
pola pikir kita sebagai seorang muslim, perlunya mengembalikan cara pandang kita terhadap Islam dan selanjutnya menggunakan paradigma Islam dalam memandang kehidupan dan dalam memandang dunia ini secara holistic. Inilah yang bisa kita lakukan secara personal, yang kelak dengan adanya individu-individu muslim yang memiliki pola pikir sama, visi yang sama, misi dan orientasi yang sama, maka akan terbentuk masyarakat muslim yang akan mampu membawa Islam sebagai system kehidupan.
Islam merupakan sebuah system kehidupan bisa dipahami melalui kerangka dasar atau essensi Islam, yang meliputi system aqidah, syariah dan akhlak. Aqidah adalah suatu system keyakinan, power penggerak dalam menjalani system syariah . Aqidah Islam meletakkan landasan pada konsepsi tauhid, mengesakan Tuhan, Allah Swt. Memahami Allah dengan pendekatan eksistensiNya, yang memiliki karakteristik Absolute, distinct dan unique. Menumbuhkan keimanan kuat pada setiap pribadi muslim. Aqidah Islam dengan konsepsi tauhid adalah bersumber dari kalimat tauhid Laa ilaaha illallah. Tidak tuhan selain Allah. Juga diiringi kalimat “Muhammadur Rasulullah” sebagai bentuk pengakuan akan kerasulan Mumhammad Saw. Dua kalimat syahadat ini adalah kekuatan yang luar biasa sebagai modal dalam pribadi-pribadi muslim untuk mendorong terlaksananya syariah Islam.
Untuk menumbuhkan keimanan, disamping memahami karakteris tik Allah yang absolute, distinct dan unique, juga dengan mengenal dan memahami Allah lewat ciptaanNya. Cara pandang Islam tentang alam semesta, memberi pengetahuan pada kita tentang ciptaan Allah berupa alam ghoib yang memang kita yakini keberadaannya. Keyakinan akan adanya alam ghoib seperti malaikat, syaitan, surga, neraka, akhirat dan sebagainya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keimanan kepada Allah Swt.
Demikian juga cara pandang Islam tentang alam semesta memberikan pengetahuan tentang penciptaan alam semesta, fenomena alam, karakteristik alam. Dengan memahami alam semesta juga semakin menguatkan keimanan kita kepada Allah Swt. Iman dengan ma’rifatullah (mengenal Allah) dan ma’rifatu fi khaqillah (mengenal ciptaan Allah) adalah iman yang didasari ilmu. Keimanan yang demikian adalah iman yang tak tergoyahkan.
Sedangkan akhlak adalah perwujudan aqidah Islam dalam bentuk perilaku keseharian yang lahir dengan nilai-nilai keilahian. Jika aqidah Islam didasarkan pada konsepsi tauhid, maka akhlaq Islam tumbuh berdasarkan konsepsi ‘adl (adil), ‘arif (bijaksana), rahman (kasih), rahim (saying), hub (cinta) dan nilai-nilai keilahian lainnya. Akhlaq Islam adalah cerminan dari asmaul husna, nama-nama yang baik dari Allah Swt.
Akhlaq Islam juga akan bisa ditumbuhkan dengan mengenalia diri sendiri. Cara pandang Islam tentang manusia memberikan pemahaman dan pengetahuan kita tentang diri sendiri. Ma’rifatul Insan (mengenal diri manusia) dimulai dengan memahami proses penciptaan manusia, karakteristinya, bagaimana menjadi insan kamil (manusia sempurna) dan memilih jalan ketaqwaan dalam kehidupan di dunia ini.
Memahami manusia dari sisi yang dalam (inner power) yaitu potensi hati (qolb) akan mengantarkan nya kepada perilaku yang mulia yang bersumber dari hati nurani. Selanjutnya mengurangi atau bahkan menghilangkan ego-ego negative, menghilangkan penyakit-penyakit hati seperti marah, dendam, iri, dengki, cinta dunia dan takut mati. Dari sinilah munculnya akhlaq Islam, Akhlaq Qur’ani yang merupakan akhlaq yang mulia.
Dengan kekuatan system aqidah dan akhlaq Islam inilah, syariah Islam dapat dilaksanakan secara harmonis. System syariah adalah tata aturan, etika dan hokum- hukum Islam yang holistic, menyeluruh, menyangkut sub system politik, ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, sains dan teknologi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai individu, keluarga dan masyarakat, berbangsa dan bernegara dengan tujuan untuk mewujudkan sebuah dunia yang damai, indah, penuh keberkahan dan keberlimpahan dalam rahmat Allah swt.