Siklus Air di Bumi

3. Siklus Air di Bumi

Air merupakan sumber kehidupan. Di bumi, Allah ciptakan air untuk kepentingan kehidupan manusia. Dengan air itu, manusia dapat meminumnya dan menggunakannya untuk berbagai keperluan, mandi, mencuci, menyiram tanaman dan untuk menghidupkan tanah pertanian. Air juga dibutuhkan untuk binatang ternak maupun hewan-hewan liar yang ada di hutan. Allah juga ciptakan sungai-sungai dan lautan. Selanjutnya Allah mengatur sedemikian rupa siklus air agar dapat memenuhi kebutuhan di daratan, tersimpan di wilayah hutan-hutan di pegunungan, mengalirkannya lewat sungai-sungai di permukaan bumi maupun di dalam perut bumi dan selanjutnya kembali mencapai lautan.

”Ia menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai dengan ukuran, dan Kami menghidupkan dengan itu daerah yang sudah mati.” (QS. Az-Zukhruf, 43:11)

Harun Yahya menguraikan, ukuran yang dimaksud adalah berkaitan dengan air yang menguap dari bumi dengan air hujan yang jatuh selalu memiliki ukuran yang sama. Diperkirakan, dalam satu detik, 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini sama dengan curah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu detik. Ini berarti bahwa air beredar terus menerus di suatu daur yang seimbang menurut suatu ”ukuran” yang pasti.

Pembentukan hujan di permukaan bumi, sebagai hasil peneletian atas fenomena alam, menurut sain modern berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, ”bahan baku” hujan naik ke udara. Lalu awan terbentuk dan akhirnya turunlah curahan hujan.

Allah swt menginformasikan proses terjadinya hujan dan siklus air ini dalam Al- Quran sebagai berikut :

”Dialah Allah Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan, lalu Ia membentangkan di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal- gumpal, lalu kau lihat air hujan keluar dari celah-celahnya, maka bila Ia menurunkannya kepada siapa saja dari hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, merekapun bergembira ria.” (QS Ar-Ruum, 30:48)

Harun Yahya, menguraikan penjelasan tiga tahap sebagaimana ayat diatas sebagai berikut:

Gelembung-gelembung udara yang tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan yang pecah terus menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut ”perangkap air”. Tahap Kedua : ” ....dan yang menggerakkan awan, lalu Ia membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal...” Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan Gelembung-gelembung udara yang tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan yang pecah terus menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut ”perangkap air”. Tahap Kedua : ” ....dan yang menggerakkan awan, lalu Ia membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal...” Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan

Air hujan yang turun ke tanah, sebagian akan disedot oleh tumbuh-tumbuhan, dengan transpirasinya mengembalikan sebagian air hujan ke atmosfir. Sebagian lain dari air tersebut meresap ke dalam tanah, dan dari tanah itu sebagian menuju danau-danau atau lautan dengan melalui saluran dan sungai-sungai yang ada atau terus masuk lebih ke dalam pada tanah untuk kembali lagi ke permukaan bumi berupa sumber-sumber air atau air mancur. Demikian seterusnya air yang ada dipermukaan bumi, di danau atau di lautan kembali naik ke atmosfir dalam bentuk uap atau partikel-partikel air yang kemudian membentuk gumpalan awan dan akhirnya menjadi hujan yang turun ke bumi.

Inilah fakta yang dapat kita lihat dan secara jelas telah diinformasikan Allah lewat firman-firmanNya secara jelas.

Dokumen yang terkait

FAKTOR–FAKTOR YANG MENJADI DAYA TARIK PENYIAR RADIO MAKOBU FM (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2003 UMM)

0 72 2

MOTIVASI MENJADI COSPLAYER

1 33 13

DISKRIMINASI PEREMPUAN MUSLIM DALAM IMPLEMENTASI CIVIL RIGHT ACT 1964 DI AMERIKA SERIKAT

0 34 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PELINTINGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK

0 17 55

Judul penelitian adalah: PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN LAKI-LAKI MENJADI WARIA (Decision Making Process Becomes Male Transvestites)

1 43 18

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA

0 18 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 PADANGRATU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 30 41

TINJAUAN TENTANG ALASAN PERUBAHAN KEBIASAAN NYIRIH MENJADI MEROKOK DI KALANGAN IBU-IBU DI DUSUN TRIMO HARJO II KELURAHAN BUMI HARJO KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

3 73 70