Manfaat Binatang Ternak
1. Manfaat Binatang Ternak
Allah menciptakan binatang ternak dengan berbagai manfaat bagi manusia. Dengan bulu dan kulit binatang tersebut dapat digunakan sebagai pakaian bagi manusia, juga untuk selimut di saat dingin menyentuh tubuhnya, maka bulu dan kulit binatang tersebut akan menghangatkannya. Binatang ternak yang telah ditetapkan kekhalalannya juga menjadi makanan bagi manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran.
”Dan Dia menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.” (QS. An- Nahl, 16:5)
Dan pada binatang ternak, Allah menjadikan air susu yang dapat diminum untuk membuat segar dan sehat tubuhnya. Dengan kesehatan yang Allah berikan, manusia dapat melakukan berbagai macam aktivitas dalam kehidupannya.
”Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang terdapat dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS. An-Nahl, 16:66)
Mengenai air susu yang dihasilkan oleh binatang ternak dalam ayat di atas, Mourice Bucaille menguraikan, zat-zat yang pokok yang menjamin makanan sesuatu organisme datng dari transformasi kimia yang terjadi sepanjang anggota-anggota pencernakan, zat- zat itu timbul; unsur-unsur yang terdapat dalam usus. Jika unsur-unsur dalam usus itu sudah sampai waktunya untuk bertransformasi, unsur-unsur itu menembus kulit-kulit usus dan mengarah ke alat-alat sirkulasi . Perpindahan ini terjadi dengan dua cara: cara langsung dengan dinamakan ”saluran-saluran Lymphatique” atau cara tidak langsung dengan melalui pintu sirkulasi yang akan menyempaikan kepada lever (hati) tempat unsur-unsur itu mengalami perobahan. Dari hati, unsur-unsur itu menuju ke sirkulasi umum. Dengan cara ini, semua zat diedarkan dengan peredaran darah.
Unsur-unsur susu itu keluar dari kelenjar-kelenjar penyusuan yang mendapat bahan dari kunyahan makanan-makanan yang dibawa oleh darah yang beredar. Jadi darah itu bertindak sebagai pengumpul dan pembawa bahan-bahan yang berasal dari makanan untuk dijadikan bahan bagi kelenjar-kelenjar penyusuan yang menghasilkan susu dan dibawa anggota-anggota lain.
Dal hal ini semuanya bermula dari adanya isi usus dan dinding usus. Pemikiran yang jitu ini sesuai dengan hasil-hasil penyelidikan kimia dan psikologi pencernaan. Hal ini tak diketahui orang pada zaman Nabi Muhammad, dan hanya baru diketahui pada zaman modern. Adapun peredaran darah, baru saja diketemukan oleh Harvey, yakni 10 abad sesudah Al-Quran diwahyukan. (DR. Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern, Buulan Bintang, Jakarta, 1978)
Binatang ternak juga dapat berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat mengangkut manusia dan barang bawaannya dari suatu tempat di wilayah tertentu menuju tempat di wilayah yang lain, dari suatu kota yang satu ke kota yang lain, bahkan dari negara yang satu ke negara yang lain. Kita mengenal binatang unta yang menjadi alat transportasi bagi para pedagang di daerah padang pasir, timur tengah pada zaman dahulu. Binatang gajah juga menjadi alat transportasi di daerah-daerah pegunungan dan hutan-hutan yang tak ada jalan aspal. Kuda juga merupakan binatang untuk transportasi yang bisa mengangkut kereta penumpang maupun kereta barang. Allah berfirman dalam Al-Quran.
”Allah-lah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan, Dan (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu, dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera.” (QS. Al- Mu’min, 40:79-80)