Fase ’Alaqah

2. Fase ’Alaqah

Alaqah merupakan fase penciptaan manusia setelah fase nutfah. Dr. Syarif Kaff Al- Ghazaali menjelaskan, perkembangan kesempurnaan ’alaqah itu melalui tahapan- tahapan berupa seperti cacing yang berenang di dalam air,dan bergantung/menempel di dinding rahim dengan tali umbilicus dan gumpalan darah (’alaqah) tersebut terstruktur di dalam ruang darah dalam bentuk memanjang dan terhitung tanpa adanya gerakan dan kelihatan seperti darah yang membeku.

Maurice Bucaille menerjemahkan kata ’alaqah dengan : ”sesuatu yang melekat” Arti ini menurutnya sesuai sekali dengan penamaan sains modern. Dalam beberapa terjemahan Al-Qur’an, ’alaqah ini diartikan sebagai ”gumpalan darah”, meski bukan makna yang sebenarnya, namun menyerupai gumpalan darah.

Kata alaqah bisa kita jumpai dalam Al-Quran pada Surat Al-Mu’minun (23) ayat 14 sebagai berikut.

“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah …” (QS. Al-Mu’minun, 23:14) Kata ’alaqah juga bisa kita temukan pada ayat-ayat di bawah ini. “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. Al-‘Alaq, 96:23) “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka

(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu “ (QS. Al-Hajj, 22:5)

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah …” (QS. Al-Mu’min, 40:67)

Dalam fase alaqah ini, ada beberapa perubahan yang menonjol atas perilaku ovum, Izzuddin mengemukakan, ada temuan baru pada perilaku ovum yang telah dibuahi selama fase ini. Setelah morula blastula (ovum yang dibuahi beserta sel-selnya yang membuahi) sampai ke dalam rahim, perilaku ovum berubah. Kemudian terjadi perubahan-perubahan kompleks, salah satu perubahan terpentingnya adalah blastula berusaha menggantung pada selaput rahim dengan cara meleburkan sel-selnya untuk membuka lubang kecil, tempat ia akan bergantung atau menempel. Tugas ini dilakukan oleh sel-sel sekunder dari blastula (terbagi menjadi sel-sel) dan dibantu dengan melepaskan enzim tertentu mencairkan jaring selaput rongga pada rahim. Sel-sel inilah yang membentuk jenjot yang nantinya akan menjadi inti plasenta pertama.

Selanjutnya Izzuddin menulis, secara keseluruhan blastula (zygot) bertugas menempel pada dinding rahim karena nutrisinya atau kehidupannya sangat bergantung pada dinding rahim tersebut. Peristiwa tersebut merupakan titik perubahan yang disebut khusus oleh Al-Quran meskipun kisah penciptaaan manusia dalam Al-Quran sangat ringkas. Kemudian ’alaqah masuk ke dalam selaput rahim hingga bercampur dan menyatu dengan sempurna seolah-olah ia berada dalam sebuah roti yang seluruh sisinya dikelilingi selaput rahim yang ketebalannya selalu bertambah, terutama di tempat ’alaqah Selanjutnya Izzuddin menulis, secara keseluruhan blastula (zygot) bertugas menempel pada dinding rahim karena nutrisinya atau kehidupannya sangat bergantung pada dinding rahim tersebut. Peristiwa tersebut merupakan titik perubahan yang disebut khusus oleh Al-Quran meskipun kisah penciptaaan manusia dalam Al-Quran sangat ringkas. Kemudian ’alaqah masuk ke dalam selaput rahim hingga bercampur dan menyatu dengan sempurna seolah-olah ia berada dalam sebuah roti yang seluruh sisinya dikelilingi selaput rahim yang ketebalannya selalu bertambah, terutama di tempat ’alaqah

Ketika ovum telah stabil melaksanakan tugasnya, dimulailah tugas kedua bagi sel-sel sekunder untuk melaksanakan implantasi (pelekatan embrio pada dinding rahim) pada trofoblas (bagian dari plasenta) dengan melepaskan hormon HCG (Human Choronic Gonodotrophin) yang secara berkelanjutan akan memberikan perintah pada ovum- tepatnya pada bagian badan kuning (Corpus Luteum untuk terus-menerus melepaskan hormon progesteron.

Pelepasan hormon yang terakhir ini secara berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting karena hormon tersebut akan mendorong selaput rahim saling merekat.Jika hormon ini terputus akan menyebabkan kerusakan selaput rahim dan usaha yang telah dilakukan oleh ’alaqah akan sia-sia, sebagaimana terjadi pada akhir masa menstruasi ketika tidak terjadi proses pembuahan ovum.

Selama hormon progesteron berada dalam darah, indung telur berhenti melepaskan ovum-ovum baru karena hal itu tidak akan bermanfaat selama masa kehamilan, bahkan akan menyebabkan bahaya apabila proses pembuahan telah terjadi. Oleh karena itu, muatan yang lebih belakang senantiasa mengetahui muatan yang didepannya yang prosesnya belum sempurna.Kemudian pada sisa minggu fase itu ’alaqah mempersiapkan diri untuk fase mudhgah.

Oleh karena itu, pada minggu kedua ini,’alaqah mulai berubah dari gumpalan yang terdiri atas sel-sel menjadi susunan dengan dua tingkat yang terpisah dan masing-masing berbeda.Susunan ini disebut teblet ganda.

Jika pada minggu kedua blastula telah terpisah menjadi sel inti dan sel sekunder, pada minggu ketiga terdapat hal baru, yaitu memperdalam perbedaan tugas di antara dua macam sel tersebut.Setelah melalui proses yang rumit,pada sel inti muncul tiga tingkatan sel terbentuk dan disebut dengan kertas janin (Embryonal plate). Kemudian kertas janin ini membentuk sel-sel bayi.

a. Lapisan luar (Ekteoderm) akan membentuk lapisan dan jaringan saraf.

b. Lapisan tengah (Mesoderm) akan membentuk susunan tulang, otot, saluran sistem kemih, dan peredaran darah.

c. Lapisan dalam akan membentuk sistem pencernaan dan sistem suplementernya serta sistem pernapasan. Sedangkan sel-sel sekunder yang sampai ke lapisan sel dalam bersama dengan selaput rahim akan memberikan unsur-unsur permulaan yang nantinya akan menjadi tali pusar.

Dokumen yang terkait

FAKTOR–FAKTOR YANG MENJADI DAYA TARIK PENYIAR RADIO MAKOBU FM (Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2003 UMM)

0 72 2

MOTIVASI MENJADI COSPLAYER

1 33 13

DISKRIMINASI PEREMPUAN MUSLIM DALAM IMPLEMENTASI CIVIL RIGHT ACT 1964 DI AMERIKA SERIKAT

0 34 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAGIAN PELINTINGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK KRETEK DI KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK

0 17 55

Judul penelitian adalah: PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN LAKI-LAKI MENJADI WARIA (Decision Making Process Becomes Male Transvestites)

1 43 18

JUMLAH DANA DAN KREDIT DARI BANK TABUNGAN MENJADI BANK UMUM PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) CABANG DENPASAR

3 91 12

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK KAMPANYE “PALESTINA 194” SEBAGAI UPAYA PALESTINA UNTUK MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENJADI ANGGOTA PENUH PERSERIKATAN BANGSA

0 18 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 PADANGRATU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 30 41

TINJAUAN TENTANG ALASAN PERUBAHAN KEBIASAAN NYIRIH MENJADI MEROKOK DI KALANGAN IBU-IBU DI DUSUN TRIMO HARJO II KELURAHAN BUMI HARJO KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

3 73 70