SEBELUM TERJADINYA MANUSIA
B. SEBELUM TERJADINYA MANUSIA
Sebelum diciptakannya Adam sebagai manusia, bagaimana Allah mempersiapkan bahan dasar penciptaan manusia ini? Al-Quran menginformasikan bahwa alam semesta ini diawali dengan ketiadaan, lalu Allah menjadikannya ada. Demikian pula manusia awalnya tidak ada, lalu Allah ciptakan manusia ini untuk hadir di alam dunia.
Manusia pada mulanya tidak dikenal atau tanpa sebutan, sebagaimana firman Allah. ”Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum
merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. Al-Insaan, 76:1) Dan penciptaan manusia ini melalui beberapa tingkatan atau tahapan. Allah berfirman
dalam Al-Quran sebagai berikut. ”Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan
kejadian.” (QS. Nuh, 71:14)
Tingkatan awal, sebelum diciptakannya Adam, manusia diciptakan dari bahan tanah dengan berbagai istilah seperti turab, thin, hamain, thin lazib, shal-shal kal fakhkhar.
Penciptaan manusia dari turab, dapat kita temukan pada ayat berikut. ”Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah menciptakan Adam dari turab (tanah), kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran, 3:59)
Manusia diciptakan Allah bahan dasarnya dari turab (tanah) atau tanah yang berupa zat organik (CH) atau carbon.
Penciptaan manusia dari thiin, kita dapatkan pada ayat berikut :
”Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari thiin (tanah). Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajdah, 32:7-8)
Allah menciptakan manusia dari thiin, yakni dari tanah yang bercampur dengan zat air atau hidrogenium. Zat ini merupakan salah satu pembentuk zat hidup.
Penciptaan manusia dari hamain ditunjukkan pada ayat 15:26. ”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr, 15:26) ”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (QS. Al-Hijr, 15:28)
Hamain adalah zat lemas atau Nitrogen, yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Penciptaan manusia dari thin lazib, bisa kita dapatkan dalam Al-Quran ayat 37:11. ”Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh
kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari laazib ( tanah liat).” (QS. Ash-Shaaffaat, 37:11)
Allah menciptakan manusia dari lazib yang artinya tanah liat, yang mengandung unsur- unsur zat besi. Zat ini terdiri diantaranya adalah dari Fe, Mn, Ca. Si, Pb.
Penciptaan manusia dari shal-shal disebutkan dalam Al-Quran sebagai berikut. “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar” (QS, Ar-Rahman, 55:14) Allah mencipatakan manusia dari shal-shal yang artinya adalah tanah yang berupa zat
pembakar (O2). Jika seluruh zat-zat pembentuk manusia tersebut kita formaulasikan, terbentuk zat-zat pembentuk hidup yang merupakan causa formatif. Dan ternyata ini merupakan rumus dari asam amino, sebagai pembentuk zat hidup itu sendiri. Dari zat-zat yang merupakan pembentuk kehidupan itulah manusia diciptakan, yaitu dari turab, thin, hamain, thin lazib, shal-shal kal fakhkhar. Inilah bahan-bahan dasar pembentuk manusia yang Allah ciptakan.
Muhammad Izzuddin Taufiq, dalam bukunya ”Dalil Anfus Al-Quran dan Embriologi, Ayat-ayat tentang Penciptaan Manusia” menyatakan, ayat-ayat Al-Quran yang menyebutkan penciptaan Adam (dari tanah-pen) dengan beberapa sifat yang berbeda, sebenarnya menunjukkan pada satu penciptaan yang mempunyai beberapa fase sehingga antara ayat yang satu dan yang lainnya tidak bertentangan.
Menurut Izzuddin, sebagian mufassir berijtihad dalam menentukan urutan ayat yang menyebutkan penciptaan Adam. Mereka membagi penciptaannya menjadi tujuh tahap berikut.
1. Al-Quran menyebutkan bahwa Adam diciptakan min turab (dari tanah). Hal ini menunjukkan pada awal penciptaannya.
2. Adam diciptakan min thin (dari tanah) menunjukkan campuran antara turab (tanah) dan air.
3. Adam diciptakan min hama’ masnun (dari lumpur hitam) menunjukkan tanah yang berubah karena pengaruh udara.
4. Adam diciptakan min thin lazib (dari tanah liat) menunjukkan tanah yang telah siap menerima bentuk.
5. Adam diciptakan min shalshalin min hama’ masnun (dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam) menunjukkan kekeringannya.
6. Adam diciptakan min shalshalin kal fakhar (dari tanah kering seperti tembikar) menunjukkan bahwa ia telah melewati fase pembakaran sehingga menjadi seperti tembikar.
7. Setelah melewati enam fase tersebut, Allah memberitahukan bahwa fase yang terakhir adalah peniupan roh ke dalamnya. Dengan demikian, sempurnalah penciptaannya. (Muhammad Izzuddin Taufiq, dalam bukunya ”Dalil Anfus Al-Quran dan Embriologi, Ayat-ayat tentang Penciptaan Manusia”, Terjemahan, Tiga Serangkai, Solo, 2006)