Karakteristik Responden Analisis Multivariat

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk dan Kepala Keluargadi KecamatanPayung Sekaki Tahun 2011 No Nama Kelurahan Jumlah penduduk Jumlah keluarga 1 2 3 4 Labuhbaru barat Labubaru timur Air hitam Tampan 24350 11552 7304 19840 4396 9079 1611 5760 Jumlah 73898 20846 Sumber : Kecamatan Payung Sekaki, 2010

4.2. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian, distribusi karakteristik responden, yaitu umur, pekerjaan dan pendidikan, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel4.2. KarakteristikResponden di Kecamatan Payung Sekaki KotaPekanbaru Tahun 2011 No. Variabel Penelitian Jumlah n Persentase 1. Umur Median 42 tahun 99 73,9 ≥ Median 42 tahun 35 26,1 Jumlah 134 100 2. Pekerjaan Swasta 53 39,6 Wiraswasta 37 27,6 PNS 39 29,1 Tidak Bekerja 5 3,7 Jumlah 134 100 3. Pendidikan SMP 29 21,6 SMA 61 45,5 AkademiPT 44 32,8 Jumlah 134 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat kita ketahui bahwa persentase umur responden tertinggi pada kelompok umur 42 tahun, yaitu 73,9 dibandingkan kelompok umur ≥42 tahun, yaitu 2626,1. Berdasarkan pekerjaan, persentase responden tertinggi pada swasta, yaitu 39,6, dibandingkan PNS yaitu 29,1, Wiraswasta 27,6 dan tidak bekerja 3,7. Berdasarkan pendidikan, persentase responden tertinggi pada pendidikan SMA, yaitu 45,5, dibandingkan AkademiPT yaitu 32,8, dan SMP yaitu 21,6.

4.3. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan dalam penelitian ini untuk melihat gambaran secara tunggal masing-masing variabel penelitian, baik variabel independen yaitu faktor situasional ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok dan kepemimpinan dan faktor personal kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi, dan perananserta variabel dependen partisipasi.

4.3.1. Faktor Situasional

Berdasarkan hasil penelitian dapat kita ketahui bahwa persentase ukuran kelompok dalam keluarga di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada ukuran keluarga yang baik ≤ 5 orang , yaitu 53,7, dibandingkan ukuran kelompok yang tidak baik, yaitu 46,3. Distribusi ukuran keluarga tersebut dapat kita lihat pada tabel di 4.3 di bawah ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Ukurandi Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. Ukuran kelompok Jumlah Orang 1. ≤ 5 orang 72 53,7 2. 5 orang 62 46,7 Jumlah 134 100 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4 di bawah ini, maka dapat kita simpulkan bahwa persentase ukuran kelompok di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada ukuran kelompok yang baik ≤ 5 orang , yaitu 53,7, dibandingkan ukuran kelompok yang tidak baik, yaitu 46,3. Pada umumnya anggota keluarga lebih banyak anak-anak yang berumur pra sekolah 3 tahun sampai 6tahun yaitu 60 . Hasil penelitian ini dapat kita lihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Ukuran Kelompokdalam Keluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. Kategori Ukuran Kelompok Jumlah Orang 1. Baik 72 53,7 2. Kurang Baik 62 46,3 Jumlah 134 100

4.3.1.1. Distribusi Jaringan Komunikasi

Pada tabel 4.5 di bawah ini, persentase responden yang menjawab “Ya” tertinggi pada pernyataan “Saat membahas upaya pengendalian demam berdarah dengue, melibatkan semua anggota keluarga” yaitu 55,2 dan terendah pada pernyataan “Masing-masing anggota keluarga merasa puas dengan keputusan yang Universitas Sumatera Utara dihasilkan dalam upaya pengendalian DBD”, yaitu 47,8. Persentase responden yang menjawab “Tidak” tertinggi pada pernyataan “Masing-masing anggota keluarga merasa puas dengan keputusan yang dihasilkan dalam upaya pengendalian DBD” yaitu 52,2 dan terendah pada pernyataan “Masing-masing anggota keluarga merasa puas dengan keputusan yang dihasilkan dalam upaya pengendalian DBD”, yaitu 47,8. Tabel4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jaringan Komunikasidalam Keluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No . Pernyataan Jaringan Komunikasi Ya Tidak Total N n 1. Pernah membicarakan upaya pengendalian demam berdarah dengue di rumah 66 49,3 68 50,7 134 100 2. Saat membahas upaya pengendalian demam berdarah dengue, melibatkan semua anggota keluarga 74 55,2 60 44,8 134 100 3. Meminta pendapatsaran dari anggota keluarga yang lain tentang cara pengendalian demam berdarah dengue 73 54,5 61 45,5 134 100 4. Saat membicarakan upaya pengendalian DBD BapakIbu memberikan kebebasan kepada setiap anggota keluarga untuk saling berkomunikasi 68 50,7 66 49,3 134 100 5. Saat membicarakan upaya pengendalian DBD setiap anggota keluarga mengemukakan pendapatnya 69 51,5 65 48,5 134 100 6. Masing-masing anggota keluarga merasa puas dengan keputusan yang dihasilkan dalam upaya pengendalian DBD 64 47,8 70 52,2 134 100 Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini, dapat kita simpulkan bahwa persentase jaringan komunikasi yang baik, yaitu 55,2, dibandingkan jaringan komunikasi yang kurang baik, yaitu 44,8.dalam keluarga di Kecamatan Payung Sekaki, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.6 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Jaringan KomunikasidalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota PekanbaruTahun 2011 No. Kategori Jaringan Komunikasi Jumlah Orang 1. Baik 74 55,2 2. Kurang Baik 60 44,8 Jumlah 134 100

4.3.1.2. Distribusi Kohesi Kelompok

Pada tabel 4.7 di bawah ini, persentase responden yang menjawab “Ya” tertinggi pada pernyataan “Tertarik jika salah satu anggota keluarga yang lain membahas tentang upaya pengendalian DBD” yaitu 54,5 dan terendah pada pernyataan “Anggota keluarga menanyakan informasi yang dibutuhkan tentang penanganan DBD kepada anggota keluarga yang lain tidak ada merasa malu dan takut dan Anggota keluarga saling mengingatkan apabila anggota keluarga lainnya melakukan tindakan yang menyebabkan berkembangnya nyamuk DBD seperti suka menggantung pakaian, membuang plastik atau botol sembarangan”, yaitu 49,3. Persentase responden yang menjawab “Tidak” tertinggi pada pernyataan “Anggota keluarga menanyakan informasi yang dibutuhkan tentang penanganan DBD kepada anggota keluarga yang lain tidak ada merasa malu dan takut dan Anggota keluarga saling mengingatkan apabila anggota keluarga lainnya melakukan tindakan yang menyebabkan berkembangnya nyamuk DBD seperti suka menggantung pakaian, membuang plastik atau botol sembarangan” yaitu 50,7 dan terendah pada Universitas Sumatera Utara pernyataan “Tertarik jika salah satu anggota keluarga yang lain membahas tentang upaya pengendalian DBD”, yaitu 45,5. Tabel 4.7. DistribusiResponden Berdasarkan Kohesi Kelompok Dalam Keluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No Pernyatan Kohesi Kelompok Ya Tidak Total n n n 1. Tertarik jika salah satu anggota keluarga yang lain membahas tentang upaya pengendalian DBD 73 54,5 61 45,5 134 100 2. Keluarga merencanakan kegiatan 3 M, apakah anggota keluarga yang lain menyetujuinya 68 50,7 66 49,3 134 100 3. Anggota keluarga menanyakan informasi yang dibutuhkan tentang penanganan DBD kepada anggota keluarga yang lain tidak ada merasa malu dan takut 66 49,3 68 50,7 134 100 4. Anggota keluarga saling mengingatkan apabila anggota keluarga lainnya melakukan tindakan yang menyebabkan berkembangnya nyamuk DBD seperti suka menggantung pakaian, membuang plastik atau botol sembarangan 66 49,3 68 50,7 134 100 Berdasarkan tabel 4.8 di bawah ini, dapat kita simpulkan bahwa persentase kohesi kelompok dalam keluarga di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada kohesi kelompokyang kurang baik, yaitu 53,7, dibandingkan kohesi kelompokyang baik, yaitu 46,3, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.8 berikut ini : Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kohesi Kelompok DalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. Kategori Kohesi Kelompok Jumlah Orang 1. Baik 62 46,3 2. Kurang Baik 72 53,7 Jumlah 134 100 Universitas Sumatera Utara

4.3.1.3. Distribusi Kepemimpinan

Pada tabel 4.9 di bawah ini, persentase responden yang menjawab “Ya” tertinggi pada pernyataan “Bapakibu memberi kebebasan penuh pada anggota keluarga dalam pengendalian DBD dan Bapakibu selalu menanyakan dan mengambil keputusan dalam pengendalian DBD bersama-sama anggota keluarga” yaitu 54,5 dan terendah pada pernyataan “Selalu mempertimbangkan pendapat anggota keluarga yang lain dalam pengendalian DBD tidak mengambil keputusan sendiri dan Dalam mengambil keputusan di keluarga BapakIbu membicarakan lebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain”, yaitu 51,5. Persentase responden yang menjawab “Tidak” tertinggi pada pernyataan “Selalu mempertimbangkan pendapat anggota keluarga yang lain dalam pengendalian DBD tidak mengambil keputusan sendiri dan Dalam mengambil keputusan di keluarga BapakIbu membicarakan lebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain” yaitu 48,5 dan terendah pada pernyataan “Selalu mempertimbangkan pendapat anggota keluarga yang lain dalam pengendalian DBD tidak mengambil keputusan sendiri dan Dalam mengambil keputusan di keluarga BapakIbu membicarakan lebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain”, yaitu 45,5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan KepemimpinandalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No Pernyataan Kepemimpinan Ya Tidak Total n n n 1. Selalu mempertimbangkan pendapat anggota keluarga yang lain dalam pengendalian DBD tidak mengambil keputusan sendiri 69 51,5 65 48,5 134 100 2. Dalam mengambil keputusan di keluarga BapakIbu membicarakan lebih dahulu dengan anggota keluarga yang lain 69 51,5 65 48,5 134 100 3. Bapakibu memberi kebebasan penuh pada anggota keluarga dalam pengendalian DBD 73 54,5 61 45,5 134 100 4. Bapakibu selalu menanyakan dan mengambil keputusan dalam pengendalian DBD bersama-sama anggota keluarga 73 54,5 61 45,5 134 100 Berdasarkan tabel 4.10 di bawah ini, dapat kita simpulkan bahwa persentase tertinggi kepemimpinan dalam keluargayang baik, yaitu 53 dibandingkan kepemimpin yang kurang baik, yaitu 47 di Kecamatan Payung Sekaki, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.10 di bawah ini : Tabel4.10.Distribusi Responden Berdasarkan Kategori KepemimpinandalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. Kategori Kepemimpinan Jumlah n 1. Baik 71 53 2. Kurang Baik 63 47 Jumlah 134 100 Universitas Sumatera Utara 4.3.2. Faktor Personal 4.3.2.1. Distribusi Kebutuhan Interpersonal Pada tabel 4.11 di bawah ini, persentase responden yang menjawab “Ya” tertinggi pada pernyataan “Anggota keluarga yang terlibat dalam kegiatan pengendalian DBD tersebut didorong juga oleh keinginan terciptanya keakraban dan kedekatan antar anggota keluarga” yaitu 50 dan terendah pada pernyataan “Dalam keluarga ada pembagian kerja untuk mengendalikan DBD”, yaitu 45,5. Persentase responden yang menjawab “Tidak” tertinggi pada pernyataan “Dalam keluarga ada pembagian kerja untuk mengendalikan DBD” yaitu 54,5 dan terendah pada pernyataan “Anggota keluarga yang terlibat dalam kegiatan pengendalian DBD tersebut didorong juga oleh keinginan terciptanya keakraban dan kedekatan antar anggota keluarga”, yaitu 50. Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kebutuhan InterpersonaldalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No Pernyataan Kebutuhan Interpersonal Ya Tidak Total n n n 1. Anggota keluarga ada keinginan untuk ikut terlibat dalam kegiatan pengendalian DBD di rumah 63 47 71 53 134 100 2. Anggota keluarga yang terlibat ada keinginan untuk mengatur kegiatan pengendalian DBD tersebut 63 47 71 53 134 100 3. Dalam keluarga ada pembagian kerja untuk mengendalikan DBD seperti menguras bak mandi, mengubur kaleng bekas, menutup tempat penampungan air 61 45,5 73 54,5 134 100 4. Anggota keluarga yang terlibat dalam kegiatan pengendalian DBD tersebut didorong juga oleh keinginan terciptanya keakraban dan kedekatan antar anggota keluarga 67 50 67 50 134 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.12 di bawah ini, dapat kita simpulkan bahwa persentase kebutuhan interpersonal dalam keluarga di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada kebutuhan interpersonalyang kurang baik, yaitu 53, dibandingkan kebutuhan interpersonalyangbaik, yaitu 47, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.12 di bawah ini : Tabel4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kebutuhan InterpersonaldalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. KategoriKebutuhan Interpersonal Jumlah Orang 1. Baik 63 47 2. Kurang Baik 71 53 Jumlah 134 100

4.3.2.2 Distribusi Tindak Komunikasi

Pada tabel 4.13 di bawah ini, persentase responden yang menjawab “Ya” tertinggi pada pernyataan “Anggota keluarga ada yang menyarankan tentang cara pengendalian DBD” yaitu 57,5 dan terendah pada pernyataan “Anggota keluarga ada yang memberikan informasi tentang pengendalian DBDberupa surat kabar, brosur, buku atau menuliskannya pada catatan tugas rumah tangga”, yaitu 50. Persentase responden yang menjawab “Tidak” tertinggi pada pernyataan “Anggota keluarga ada yang memberikan informasi tentang pengendalian DBD melalui surat kabar, brosur, buku atau menuliskannya pada catatan tugas rumah tangga” yaitu 50 dan terendah pada pernyataan “Anggota keluarga ada yang menyarankan tentang cara pengendalian DBD”, yaitu 42,5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Tindak Komunikasi dalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No Pernyataan Tindak Komunikasi Ya Tidak Total n n n 1. Anggota keluarga menyampaikan secara lisan melalui ucapan tentang cara pengendalian DBD 69 51,5 65 48,5 134 100 2. Anggota keluarga ada yang memberikan informasi tentang pengendalian DBDberupa surat kabar, brosur, buku atau menuliskannya pada catatan tugas rumah tangga 67 50 67 50 134 100 3. Jika anggota keluarga mengetahui tentang DBD, informasi tersebut disampaikan kepada anggota keluarga yang lain 69 51,5 65 48,5 134 100 4. Anggota keluarga ada yang menyarankan tentang cara pengendalian DBD 77 57,5 57 42,5 134 100 Berdasarkan tabel 4.14 di bawah ini, dapat kita simpulkan bahwa persentase tindak komunikasi dalan keluarga di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada tindak komunikasi yang kurang baik, yaitu 50,7, dibandingkan tindak komunikasi yangbaik, yaitu 49,3, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.14 di bawah ini : Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindak Komunikasi dalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. Kategori Tindak Komunikasi Jumlah Orang 1. Baik 66 49,3 2. Kurang Baik 68 50,7 Jumlah 134 100

4.3.2.3. Distribusi Peranan

Pada tabel 4.15 di bawah ini, persentase responden yang menjawab “Ya” tertinggi pada pernyataan “Anggota keluarga saling membantu dalam melaksanakan Universitas Sumatera Utara tugas pengendalian DBD, sehingga pekerjaan cepat selesai dan Anggota keluarga ada yang mendorong yang lainnya agar ikut dalam kegiatan pengendalian DBD di rumah” yaitu 55,2 dan terendah pada pernyataan “Anggota keluarga saling menghargaitidak saling merendahkantidak saling acuh dalam pelaksanaan tugas pengendalian DBD”, yaitu 47,8. Persentase responden yang menjawab “Tidak” tertinggi pada pernyataan “Anggota keluarga saling menghargaitidak saling merendahkantidak saling acuh dalam pelaksanaan tugas pengendalian DBD” yaitu 52,2 dan terendah pada pernyataan “Anggota keluarga saling membantu dalam melaksanakan tugas pengendalian DBD, sehingga pekerjaan cepat selesai dan Anggota keluarga ada yang mendorong yang lainnya agar ikut dalam kegiatan pengendalian DBD di rumah”, yaitu 44,8. Tabel 4.15.DistribusiResponden BerdasarkanPeranandalamKeluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No Pernyataan Peranan Ya Tidak Total n n n 1. Anggota keluarga saling membantu dalam melaksanakan tugas pengendalian DBD, sehingga pekerjaan cepat selesai 74 55,2 60 44,8 134 100 2. Anggota keluarga ada yang mendorong yang lainnya agar ikut dalam kegiatan pengendalian DBD di rumah 74 55,2 60 44,8 134 100 3. Anggota keluarga ada yang memuji respon positif hasil pekerjaan anggota keluarga lainnya sehingga timbul suasana kehangatan dalam keluarga 71 53 63 47 134 100 4. Anggota keluarga cenderung bersikap baik tidak membantahtidak selalu menolakmenentang dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dalam pengendalian DBD di rumah 67 50 67 50 134 100 5. Ada anggota keluarga yang memecahkan permasalahan , jika terjadi kesalahpahaman dalam pelaksanaan tugas pengendalian DBD 69 51,5 65 48,5 134 100 6. Anggota keluarga saling menghargaitidak saling merendahkantidak saling acuh dalam pelaksanaan tugas pengendalian DBD 64 47,8 70 52,2 134 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.16 di bawah ini, dapat kita simpulkan bahwa persentase peranan dalam keluarga di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada peranan yang baik, yaitu 52,2, dibandingkan peranan yang kurang baik, yaitu 47,8, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.16 di bawah ini : Tabel 4.16. DistribusiRespondenBerdasarkanKategoriPeranan dalam Keluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. Kategori Peranan Jumlah n 1. Baik 70 52,2 2. Kurang Baik 64 47,8 Jumlah 134 100

4.3.3. Partisipasi Keluarga

Pada tabel 4.17 di bawah ini, persentase responden yang menjawab “Ya” tertinggi pada pernyataan “Menutup wadah atau tempat penampungan air bersih dengan rapat” yaitu 41,8 dan terendah pada pernyataan “Membuang sampah pada tempatnya agar tidak terjadi tempat perindukan nyamuk DBD dan Meniadakan pakaian yang bergantungan atau menumpuk di kamar untuk menghindari beristirahatnya nyamuk penular DBD”, yaitu 36,6. Persentase responden yang menjawab “Tidak” tertinggi pada pernyataan “Membuang sampah pada tempatnya agar tidak terjadi tempat perindukan nyamuk DBD dan Meniadakan pakaian yang bergantungan atau menumpuk di kamar untuk menghindari beristirahatnya nyamuk penular DBD” yaitu 63,4 dan terendah pada pernyataan “Menutup wadah atau tempat penampungan air bersih dengan rapat”, yaitu 58,2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan PartisipasiKeluarga dalam Pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No . Pertanyaan Ya Tidak Total N n n 1. Menguras bak mandi di rumah satu kali dalam seminggu 54 40,3 80 59,7 134 100 2. Menutup wadah atau tempat penampungan air bersih dengan rapat 56 41,8 78 58,2 134 100 3. Selalu menanam atau meniadakan barang-barang bekas yang tidak terpakai yang dapat menampung air 52 38,8 82 61,2 134 100 4. Membuang sampah pada tempatnya agar tidak terjadi tempat perindukan nyamuk DBD 49 36,6 85 63,4 134 100 5. Membersihkan tempat perindukan nyamuk vas bunga, pot bunga, kaleng bekas satu minggu sekali 54 40,3 80 59,7 134 100 6. Meniadakan pakaian yang bergantungan atau menumpuk di kamar untuk menghindari beristirahatnya nyamuk penular DBD 49 36,6 85 63,4 134 100 Berdasarkan tabel 4.18 dibawah ini, dapat kita simpulkan bahwa persentase persentase partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 58,2, dibandingkan partisipasi yangbaik, yaitu 41,8, seperti yang dapat kita lihat pada tabel 4.18 di bawah ini : Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Partisipasi Keluarga dalam Pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 No. Kategori Partisipasi Jumlah orang 1. Baik 56 41,8 2. Kurang Baik 78 58,2 Jumlah 134 100 Universitas Sumatera Utara

4.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan dalam penelitian ini untuk melihat hubungan variabel variabel independen faktor situasional ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok dan kepemimpinan dan faktor personal kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi, dan perananserta variabel dependen partisipasi pada penelitian ini.Pada analisis ini, digunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95. Dalam analisis ini juga dilihat variabel independen mana yang masuk kriteria model analisis multivariate p0,25. 4.4.1. HubunganFaktor Situasional dengan Partisipasi Keluarga dalam Pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 Berdasarkan pada tabel 4.19 di bawah dapat diketahui bahwa persentase ukuran keluarga yang kurang baik dalam partisipasi keluarga tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 67,7 dibandingkan ukuran kelompok baik pada partisipasi kurang baik, yaitu 50 . Hasil uji chi square terdapat hubungan ukuran kelompok dengan Partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD p=0,038. Persentase jaringan komunikasi yang kurang baik dalam partisipasi keluarga tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 75 dibandingkan jaringan komunikasi baik 44,6 pada partisipasi kurang baik. Hasil uji chi quare terdapat hubungan jaringan komunikasi dengan Partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD p=000. Persentase kohesi kelompok yang kurang baik dalam partisipasi keluarga tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 66 dibandingkan kohesi kelompok kohesi kelompok baik pada partisipasi keluarga kurang baik 48,4 . Hasil uji chi square terdapat hubungan Universitas Sumatera Utara kohesi kelompok dengan partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD p=0,032. Persentase kepemimpinan yang kurang baik dalam partisipasi keluarga tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 73 dibandingkan dengan kepemimpinan baik pada partisipasi yang kurang baik 45,1 Hasil uji chi square terdapat hubungan kepemimpinan dengan partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD p=0,001. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat keseluruhan variabel memiliki nilaip 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara faktor situasional ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, kepemimpinan dengan variabel dependenpartisipasi keluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru tahun 2011. Selain itu, keseluruhan variabel juga masuk ke dalam model analisis multivariat karena memiliki nilai p 0,25. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat hubungan antara faktor situasional dengan partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD pada Tabel 4.19 dibawah ini: Tabel 4.19. HubunganFaktor Situasional dengan Partisipasi Keluarga dalam Pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota PekanbaruTahun 2011 Variabel Partisipasi Keluarga Jumlah P Kurang Baik Baik N n n Ukuran Keluarga Kurang Baik 42 67,7 20 32,3 62 100 0,038 Baik 36 50 36 50 72 100 Jaringan Komunikasi Kurang Baik 45 75 15 25 60 100 0,000 Baik 33 44,6 41 55,4 74 100 Universitas Sumatera Utara Kohesi Kelompok Kurang Baik 48 66,7 24 33,3 72 100 0,032 Baik 30 48,4 32 51,6 62 100 Kepemimpinan Kurang Baik 46 73 17 27 63 100 0,001 Baik 32 45,1 39 54,9 71 100

4.4.2. HubunganFaktor Personal

dengan Partisipasi Keluarga dalam Pengendalian DBD di Kecamatam Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 Berdasarkan pada tabel 4.20 di bawah dapat diketahui bahwa persentasekebutuhan interpersonal yang kurang baik dalam partisipasi keluarga tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 67,6 dibandingkan kebutuhan interpersonal baik pada partisipasi kurang baik, yaitu 47,6. Hasil uji chi square terdapat hubungan kebutuhan interpersonal dengan Partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD p=0,019. Persentasetindak komunikasi yang kurang baik dalam partisipasi keluarga tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 70,6 dibandingkan tindak komunikasi baik 45,5 pada partisipasi kurang baik. Hasil uji chi quare terdapat hubungan tindak komunikasi dengan Partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD p=003. Persentaseperananyang baik dalam partisipasi keluarga tertinggi pada partisipasi yang kurang baik, yaitu 70 dibandingkan peranan kurang baik 48,4 pada partisipasi keluarga kurang baik. Hasil uji chi square terdapat hubungan peranan dengan partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD p=0,004. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat keseluruhan variabel memiliki nilaip 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara faktor personalkebutuhan interpersonal, tindakan komunikasi, peranan dengan variabel Tabel 4.19. Lanjutan Universitas Sumatera Utara dependenpartisipasi keluarga di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru tahun 2011. Selain itu, keseluruhan variabel juga masuk ke dalam model analisis multivariat karena memiliki nilai p 0,25. Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat hubungan antara faktor personal dengan partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD pada Tabel 4.20 dibawah ini: Tabel 4.20. Hubungan Faktor Personal dengan Partisipasi Keluarga Dalam Pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 Variabel Partisipasi Keluarga Jumlah P Kurang Baik Baik n N n Kebutuhan Interpersonal Kurang Baik 48 67,6 23 32,4 71 100 0,019 Baik 30 47,6 33 52,4 63 100 Tindak Komunikasi Kurang Baik 48 70,6 20 2,4 68 100 0,003 Baik 30 45,5 36 54,5 66 100 Peranan Kurang Baik 29 45,3 35 54,7 64 100 0,004 Baik 49 70 21 30 70 100

4.5. Analisis Multivariat

Pada penelitian ini, variabel independen yang memenuhi kriteria kemaknaan statistik p 0,25dimasukkan ke dalam model, yaitu faktor situasional ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok dan kepemimpinan dan faktor personal kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi, dan peranan. Hasil dari Universitas Sumatera Utara analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini : Tabel 4.21. PengaruhFaktor Situasional dan Faktor Personaldengan Partisipasi Keluarga Dalam Pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011 Variabel Β Koef. Regresi S.E Wald P value Constant 0,201 0,372 18,591 0,000 Jaringan Komunikasi 3,604 0,390 10,830 0,001 Tindak Komunikasi 2,765 0,380 7,170 0,007 = Signifikan Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat diketahui ada dua variabel penelitian, yaitu jaringan komunikasidan tindak komunikasi yang memiliki pengaruh p 0,05 terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011. Berdasarkan hasil analisis multivariat di atas, maka dapat diketahui model persamaan regresi logistik adalah sebagai berikut : PY=0,201 + 3,604X1 + 2,765X2 Keterangan: Y = Partisipasi keluarga dalam penaggulangan DBD X1 = Jaringan komunikasi X2 = Tindak komunikasi Hasil persamaan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jika jaringan komunikasi X1 dan tindak komunikasi X2 ditingkatkan ke arah yang lebih baik, maka hal ini akan menyebabkan perubahan peluang peningkatan partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Universitas Sumatera Utara Pengujian hipotesis secara parsial melalui nilai P probability untuk menguji keberartian pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen , yaitu: a. Pengaruh variabel jaringan komunikasi terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda yang tercantum pada Tabel 4.19 di atas, untuk membuktikan apakah indikator jaringan komunikasi berpengaruh . Jika didapat nilai P0,05, maka akan terbukti jaringan komunikasi berpengaruh terhadap partisipasi keluarga. Pada penelitian ini diperoleh nilai P=0,001 atau P0,05, hal ini berarti bahwa jaringan komunikasi X1 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. b. Pengaruh variabel tindak komunikasi terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda yang tercantum pada Tabel 4.19 di atas, untuk membuktikan apakah indikator tindak komunikasi berpengaruh . Jika didapat nilai P0,05, maka akan terbukti tindak komunikasi berpengaruh terhadap partisipasi keluarga. Pada penelitian ini diperoleh nilai P=0,007 atau P0,05, hal ini berarti bahwa tindak komunikasi X2 berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru. Universitas Sumatera Utara c. Variabel dominan yang memiliki pengaruh paling besar terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBDadalah jaringan komunikasi, karena memiliki nilai koefisien regresi β yang paling besar, yaitu 3,604.Artinya keluarga yang memiliki jaringan komunikasi baik mempunyai peluang 3,604 kali untuk berpatisipasi dibandingkan dengan keluarga dengan jaringan komunikasi yang tidak baik. d. Konstanta 0,201 menyatakan bahwa jika tidak adavariabel jaringan komunikasi dan tindak komunikasi, maka partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaruhanya sebesar 0,201 20,1. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengendalian Demam Berdarah Dengue

Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD di Indonesia pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968. Di Indonesia, penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan masalah kesehatan masyarakat khususnya anggota kelompok keluarga yang belum dapat ditanggulangi. Hindra, 2003. Untuk mengurangi kasus DBD diharapkan ada peran serta dari masyarakat khususnya keluarga karena nyamuk mampu bertelur dalam jumlah yang cukup banyak sehingga pemberantasan sarang nyamuk dan pemerdayaan masyarakat khususnya keluarga yang menjadi sasaran utama ASEAN Dengue Day, ADD 2011 Dampak demam berdarah dengue DBD masih banyak menimbulkan kesakitan dan kematian yang tinggi serta menimbulkan berbagai masalah yang sangat merugikan keluarga baik ditinjau dari aspek sosial maupun ekonomi. Cara yang dianggap tepat untuk memberantas sarang nyamuk DBD atau untuk mencegah DBD adalah membasmi jentik Aedes aegypti dengan cara 3M M1: Menguras tempat penampungan air seperti bak airwc, tempayan, dan drum , M2 : Memberi tutup yang rapat pada tempat penampungan air; dan M3 : Mengubur atau menyingkirkan barang- barang bekas, sehingga tidak menjadi sarang atau tempat bertelur dan berkembang- biaknya nyamuk penular penyakit DBD dan ini sangat memerlukan partisipasi seluruh masyarakatkeluarga. Kegiatan 3M yang bertujuan untuk membasmi jentik Universitas Sumatera Utara