kelompok makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok. Dalam kelompok yang kohesif, anggota merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi menjadi bebas,
lebih terbuka, dan lebih sering. Pada kelompok yang kohesifitasnya tinggi, para anggota terikat kuat dengan kelompoknya, maka mereka makin mudah melakukan
konformitas. Makin kohesif kelompok, makin mudah anggota-anggotanya tunduk pada norma kelompok, dan makin tidak toleran pada anggota yang devian Schachter,
1983.
5.2.4. Kepemimpinan
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat kita ketahui bahwa persentase kepemimpinan terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan
Payung Sekaki tertinggi pada kepemimpinan yang baik, yaitu 53. Kepala keluarga di Kecamatan Payung Sekaki memegang perannya sebagai pemegang
komandopemimpin dalam keluarganya. Dalam menjalankan perannya, kepala rumah tangga mampu mengorganisasikan anggota keluarganya dalam melaksanakan hal-hal
yang baik untuk keluarganya, termasuk kesehatan yaitu pencegahan penyakit. Pada umumnya kepala keluarga bersama-sama anggota keluarga saling bertukar pendapat
dan mendengarkan masukan-masukan tentang cara pengendaliannya. Kepemimpinan dari kepala keluarga bentuk komunikasi yang secara positif
memengaruhi kelompok keluarga untuk bergerak ke arah tujuan kelompok keluarga. Jika pemimpin atau kepala rumah tangga tidak memiliki jiwa
kepemimpinan yang baik, maka dia tidak akan mampu menggerakkan anggota
Universitas Sumatera Utara
keluarganya dengan baik. Hal ini terjadi juga dengan pengendalian DBD yang harus dilakukan bersama-sama. Maka usaha ini juga tidak akan berjalan efektif.
Fakta di lapangan yang ditemui oleh peneliti diperoleh kepala keluarga memberikan kebebasan penuh dalam upaya dan pengambilan keputusan terhadap
pencegahan dan pengendalian DBD. Namun, karena kurangnya informasi dari kepala keluarga mengenai pencegahan dan pengendalian DBD yang baik, menyebabkan
upaya ini menjadi tidak efektif atau dengan kata lain partisipasi anggota keluarga menjadi kurang baik. Selain hal di atas, kepala keluarga juga tidak memberikan
evaluasi terhadap apa yang dilakukan oleh anggota keluarganya. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p 0,05, artinya ada
hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan variabel dependen partisipasi di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru tahun 2011.
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling
menentukan kefektifan komunikasi kelompok. Klasifikasi gaya kepemimpinan yang klasik dilakukan oleh White danLippit 1960. Mereka mengklasifikasikan tiga gaya
kepemimpinan: otoriter; demokratis; dan laissez faire. Kepemimpinan otoriter ditandai dengan keputusan dan kebijakan yang seluruhnya ditentukan oleh pemimpin.
Kepemimpinan demokratis menampilkan pemimpin yang mendorong dan membantu anggota kelompok untuk membicarakan dan memutuskan semua kebijakan.
Kepemimpinan laissez faire memberikan kebebasan penuh bagi kelompok untuk
Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan individual dengan partisipasi dengan partisipasi pemimpin yang minimal.
5.3. Pengaruh Faktor Personal terhadap Partisipasi Keluarga 5.3.1. Kebutuhan Interpersonal