Penyebaran Nyamuk Aedes Aegypti Variasi Musiman Nyamuk Aedes Aegypti Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti

betina dapat mencapai 2-3 bulan. Setiap bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur itu di tempat yang kering tanpa air dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2°c sampai -42°C, dan bila tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya maka telur dapat menetes lebih cepat Depkes. RI, 2005.

2.5.2. Tempat Potensial Bagi Penularan Demam Berdarah Dengue

Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Antara lain: 1. Wilayah yang banyak kasus endemis. 2. Tempat-tempat umum yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain sekolah, rumah sakit, pertokoan dan lainnya. 3. Pemukiman baru di pinggir kota dikarenakan di lokasi ini penduduknya berasal dari berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi asal Depkes RI, 2005.

2.5.3. Penyebaran Nyamuk Aedes Aegypti

Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100 meter, namun secara pasif mialnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih jauh. Aedes Aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis. Di Indonesia nyamuk ini tersebar luas baik di rumah-rumah maupun di tempat-tempat umum. Universitas Sumatera Utara Nyamuk ini dapat hidup dan berkembangbiak sampai ketinggian kurang lebih 1000 meter dari permukaan air laut. Di atas ketinggian 1000 meter tidak dapat berkembangbiak, karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah. Sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk tersebut Depkes RI, 2005.

2.5.4. Variasi Musiman Nyamuk Aedes Aegypti

Pada musim hujan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang pada musim kemarau tidak terisi air mulai terisi oleh air, telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas, selain itu pada musim hujan semakin banyak tempat penampungan air ilmiah yang berisi air hujan dan dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk ini. Oleh karena itu, pada musim hujan populasi Aedes Aegypti meningkat. Bertambahnya populasi nyamuk ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan penularan penyakit DBD Depkes RI, 2005.

2.5.5. Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes Aegypti ditemukan hampir di semua daerah perkotaan di daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara. Akhir-akhir ini juga ditemukan di daerah pendesaan, akibat penyebaran penduduktempat pemukiman baru dan sistem transportasi yang lancar. Aedes Aegypti sangat berperan dalam penularan penyakit DBD karena hidupnya berada di dalam dan di sekitar rumah penduduk. Nyamuk ini sangat senang berkembangbiak di tempat penampungan air karena tempat itu tidak terkena siar matahari langsung. Nyamuk ini tidak dapat hidup dan berkembangbiak di daerah yang berhubungan langsung dengan tanah. Jenis Universitas Sumatera Utara tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Tempat-tempat penampungan wadah air di dalam atau di sekitar rumah tangga, rumah ibadah, bangunan pabrik, sekolah, dan tempat-tempat umum lainnya, sperti drum, tangki, tempayang dan lain-lain. Biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari pemukiman penduduk tersebut. b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum burung, vas bunga, dan barang-barang bekas yang dapat menampung air. c. Tempat penampungan air yang alamiah seperti pelepah daun, tempurung kelapa dan lain-lain Hindra. 2004.

2.5.6. Pengendalian Demam Berdarah Dengue