Tindak Komunikasi Pengaruh Faktor Personal terhadap Partisipasi Keluarga 1. Kebutuhan Interpersonal

Orientatation, menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut: 1 Ingin masuk menjadi bagian kelompok inclusion. 2 Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis control. 3 Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain. Sama halnya dengan pengendalian DBD, jika seseorang anggota keluarga tidak memiliki rasa kebutuhan akan keluarga itu, maka dia tidak akan perduli dengan yang terjadi dengan keluarganya. Maka dia tidak akan berusaha untuk melakukan kegiatan pengendalian DBD. Alasan yang mendasari seseorang masuk ke dalam suatu kelompok keluarga yang didorong oleh keinginan inclusion, mengendalikan anggota keluarga control dan keinginan memperoleh keakraban emosional dari anggota keluarga affection dalam melakukan pengendalian DBD. Hal inilah yang disebut dengan kebutuhan interpersonal. Jika kebutuhan ini kecil, maka anggota keluarga tersebut juga tidak akan peduli dengan hal-hal yang terjadi di keluarganya.

5.3.2. Tindak Komunikasi

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa persentase persentase tindak komunikasi terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki tertinggi pada tindak komunikasi yang kurang baik, yaitu 50,7. Terkadang, kesibukan dengan pekerjaan maupun dengan tugas-tugasnya membuat proses komunikasi antar anggota keluarga menjadi tidak efektif. Intensitas pertemuan yang kurang membuat komunikasi antar anggota keluarga menjadi jarang terjadi. Universitas Sumatera Utara Upaya dari setiap anggota kelompok keluarga untuk menyampaikan atau menerima informasi secara lisan verbal atau tulisan nonverbal yang dapat berupa pernyataan, pertanyaan, pendapat atau isyarat adalah tindak komunikasi. Jika upaya penyampaian tersebut tidak baik, maka informasi akan terputus hanya pada satu anggota keluarga tersebut. Akhirnya, upaya tersebut tidak tercapai. Fakta di lapangan yang diperoleh peneliti anggota keluarga ada yang menyarankan tentang cara pengendalian DBD kepada anggota keluarga yang lain. Namun, karena kurang pahamnya anggota keluarga dalam cara pengendalian DBD kurang mendalam karena memperoleh informasi yang seadanya saja. Sehingga anggota keluarga menjadi kurang berminat untuk ikut serta secara aktif dalam pengendalian DBD. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p 0,05, artinya ada hubungan yang signifikan antara tindak komunikasi dengan variabel dependen partisipasi di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru tahun 2011. Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima informasi secara verbal maupun nonverbal. Robert Bales 1950 mengembangkan sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi, yang kemudian dikenal sebagai Interaction Process Analysis IPA. Di fase inilah terjadi penyampaian informasi mengenai tata cara pengendalian DBD. Berdasarkan tabel 4.19 didiketahui variabel tindak komunikasi yang memiliki pengaruh p 0,05 terhadap partisipasi keluarga dalam pengendalian DBD di Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2011. Universitas Sumatera Utara

5.3.3. Peranan