WACC = Cdebt x Debt percentage + Cequity x Equity percentage Dimana :
Cost of debt : Suku bunga Pinjaman
Debt percentage : Persentase pinjaman Investasi Cost of equity
: Suku bunga deposito Equity percentage : Persentase Investasi modal sendiri
3.4. Pemasaran
4
Pandangan umum mengenai pemasaran biasanya didasarkan atas asumsi bahwa kegiatan ekonomi itu secara luas dapat dibagi menjadi ke tiga kategori
primer yaitu produksi, pemasaran dan konsumsi. Mula-mula harus diciptakan barang-barang dan jasa-jasa sebelum bisa terjadi konsumsi oleh konsumen.
Menyediakan barang-barang ini dianggap merupakan peranan dari pemasaran. Jika peranan pemasaran dipandang demikian, maka pemasaran itu dapat
didefinisikan sebagai kegiatan menyampaikan barang-barang dan jasa-jasa dari produsen kepada konsumen.
Gambar 3.1. Aliran Proses Pemasaran
4
Rewoldt, Stewart H. Perencanaan dan Strategi Pemasaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1991.
PRODUKSI PEMASARAN
KONSUMEN
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran adalah proses dalam masyarakat, dengan mana struktur permintaan akan barang ekonomis dan jasa-jasa diantisipasi, diluaskan dan
dipenuhi melalui konsepsi, promosi, pertukaran, dan distribusi fisik dari barang- barang dan jasa-jasa tersebut. Fungsi pemasaran adalah mempelajari dan
menafsirkan kebutuhan dan perilaku konsumen dan menuntun semua kegiatan perusahaan untuk mencapai kepuasan konsumen.
Sekali kebutuhan dan kesukaan konsumen telah diketahui, maka pemasaran berperan membimbing pengembangan suatu produk atau jasa-jasa
sesuai dengan permintaan konsumen tersebut. Tujuan pokok dari proses pengembangan produk adalah menterjemahkan kebutuhan konsumen itu menjadi
produk fisik atau jasa-jasa yang berguna. Fungsi-fungsi yang lain dari perusahaan juga berperan dalam pengembangan produk. Akan tetapi ada peranan khusus dari
pemasaran untuk menjamin sesuainya produk atau jasa-jasa itu dengan kebutuhan dan kesukaan preference konsumen.
3.5. Perumahan
5
Pada hakikatnya manusia tidak pernah lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan tempat di mana manusia itu bernaung dan tinggal dalam
kehidupannya sehari-hari. Bagi manusia, tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar basic need disamping kebutuhannya akan pangan dan sandang.
5
Sastra M, Suparno dan Endy Marlina. Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Penerbit ANDI, Yogyakarta, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan di bidang yang berhubungan dengan tempat tinggal beserta saran dan prasarananya memang perlu mendapatkan prioritas mengingat tempat
tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar basic need manusia. Sudah selayaknya apabila untuk pembangunan perumahan dan pemukiman itu
pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan tentang perumahan dan permukiman yang dimaksudkan untuk memberikan arahan guide line bagi
pembangunan sektor perumahan dan permukiman. Undang-undang ini menyebutkan bahwa perumahan berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan, sedangkan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan
hutan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun kawasan pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Dalam lingkup pembangunan, masyarakat merupakan pelaku utama
pembangunan tersebut. Mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang pembangunan adalah kewajiban pemerintah. Untuk mewujudkan
kondisi yang betul-betul kondusif diperlukan satu kesatuan langkah antar kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah sehingga dapat saling menunjang, salaing
mengisi, serta saling melengkapi satu dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Darmatama Indonesia yang beralamat di Jalan Sisingamaraja No. 160 A Medan, Sumatera Utara. Sedangkan waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Agustus 2011.
4.2. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan berdasarkan sifatnya termasuk penelitian tindakan action research dimana penelitian dikembangkan bersama-sama antara
peneliti dan pengambil keputusan operasional yang diteliti tentang variabel- variabel yang digunakan untuk menentukan kebijakan dan pengembangan
6
Kerangka berpikir dalam penelitian adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta, observasi dan telaah kepustakaan. Uraian dalam
kerangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian secara logis. Kerangka pemikiran yang baik yaitu apabila mengidentifikasi
. Kemudian peneliti dan pengambilan keputusan bersama-sama menentukan
masalah dan membuat desain pelaksanaannya.
4.3. Kerangka Konseptual Penelitian
6
Sinulingga, Sukaria. Metode Penelitian. Penerbit USUpress, Medan, 2011.
Universitas Sumatera Utara