8 Membedakan sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat
diperbarui 9
Menjelaskan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui
10 Menyebutkan kegiatan-kegiatan manusia yang dapat merusak bumi
11 Menjelaskan dampak kegiatan manusia yang dapat merusak bumi
12 Mendeskripsikan cara menangani kegiatan-kegiatan manusia yang dapat
merusak bumi Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah siswa mendapat nilai
di atas ketuntasan individual yaitu 70 yang sesuai dengan KKM SDN Tambakaji 04 dan ketuntasan klasikal sebesar 80.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku sesorang karena proses belajar dan pembelajaran.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik memang tidak berlangsung cepat, namun memerlukan waktu yang relative lama tergantung dari masing-masing individu.
Karena hasil belajar diperoleh dari proses belajar individu itu sendiri. Hasil belajar yang baik meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang baik pula.
2.2. Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penerapan model Group Investigation dengan media video dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran IPA. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan Witri Rahmi 2012 dari Universitas Riau dengan judul “Penggunaan Model Group Investigation untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Kelas VIII di MT s Muhammadiyah Pekanbaru”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktifitas guru pada siklus I mencapai 47,5, aktifitas siswa mencapai 50,4, sedangkan minat belajar mencapai 50,6. Pada
siklus II aktifitas gurumeningkat 65, aktifitas belajar siswa 89,6, sedangkan minat belajar meningkat menjadi 88,9. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan
bahwa terjadi peningkatan minat belajar siswadalam pelajaran IPS dikelas VIII MTs Muhammadiyah Pekanbaru dengan menggunakan metode group
investigation. Penelitian lain yang dilakukan Yogi Suciwardayani dan Budi Setiyono
2011 dengan judul “Penggunaan Model Group Investigation dengan Strategi Inquiri
dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Kelas V SD” mengalami peningkatan hasil belajar. Dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa
pada siklus I belum dapat mencapai ketuntasan yaitu 65,2, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 72, nilai rata-rata kelas ini sudah mencapai
kriteria ketuntasan minimal, meskipun demikian peneliti melanjutkan siklus untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat
menjadi 78,7. Penelitian yang dilakukan I Made Swarika Aryanta dan Yohanes Subali
dengan judul “Peningkatan Kualitas Proses Belajar dan Hasil Belajar Sejarah
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas VII
h
, Semester 2 SMP PGRI 5 Denpasar Tahun Pelajaran 20092010”.
Data mengenai hasil belajar dengan tes individu, memperlihatkan dengan jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus. Dari rerata
70,9 dengan daya serap 70,9 dan ketuntasan belajar 69 yang tergolong dalam klasifikasi cukup baik pada siklus I. Pada siklus II mencapai rerata 73,1 dengan
daya serap 73,1 dan ketuntasan belajar mencapai 100 dan tergolong dalam klasifikasi baik. Dengan demikian pada siklus II terjadi peningkatan rerata sebesar
3,10, daya serap 2,2, dan seluruh siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM mata pelajaran IPS Sejarah.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Taufiq Hidayat Adiputra dari Universitas Negeri Semarang tahun 2012 dengan judul “Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPS melalui model TPS Think Pair Share dengan Media Video pada Siswa Kelas VA SD Negeri Tambakaji 05 Semarang
”. Dari hasil penelitian di atas, pada siklus I, II, dan III menunjukkan adanya peningkatan keterampilan
guru, aktivitas ssiwa, dan hasil belajar. Peningkatan keterampilan guru pada siklus I sebesar 23, siklus 2 sebesar 28, siklus 3 sebesar 31. Skor rata-rata aktivitas siswa
juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 13,3, siklus II sebesar 17,1 dan siklus III sebesar 17,9. Presentase hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan, dari data awal sebesar 37,5, siklus I sebesar 66,67, siklus II sebesar 79,2, siklus III sebesar 91,67.
Berdasarkan beberapa penelitaian yang relevan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Selanjutnya peneliti akan menggunakannya sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
2.3. Kerangka Berpikir