2.1.2.4. Hakikat Pembelajaran
Proses pembelajaran sangat berkaitan dengan proses belajar. Dengan adanya proses pembelajaran, maka individu akan melakukan proses belajar yang
dapat menentukan hasil belajarnya. Individu yang dimaksud adalah peserta didik yang memperoleh proses pembelajaran dari seorang guru. Menurut Winataputra
2007:1.18 pembelajaran merupakan kegiatan untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh
karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisisasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan
pembelajaran berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut.
Pembelajaran juga berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan
proses yang bersifat individual, mengubah pengalaman dari lingkungannya dan outputnya berupa hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik. Dalam proses komunikasi itu dapat dilakukan secara
verbal atau dapat pula secara nonverbal, seperti penggunaan media dalam pembelajaran
Rifa‟i, 2009:193. Guru dan peserta didik sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran.
Guru membelajarkan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Trianto 2011: 17 juga menyebutkan bahwa, pembelajaran secara simpel dapat
juga diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari kedua makna ini jelas terlihat bahwa
pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik di mana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada
suatu target yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat Achmad Sugandi 2007:8-9, pembelajaran
merupakan terjemahan dari kata ”instruction”. Pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang
ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam berbentuk ingatan jangka panjang. Pembelajaran juga dapat
diartikan sebagai seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa dalam memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan.
Beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut: Menurut teori behavioristik, pembelajaran merupakan usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus lingkungan dengan tingkah laku si belajar.
a. Menurut teori kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan
kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.
b. Menurut teori humanistik, pembelajaran memberikan kebebasan kepada si
belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai minat dan kemampuannya.
Menurut Darsono dalam Hamdani, 2011:23 aliran behavioristik pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan
menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Dari beberapa ulasan tentang hakikat pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses perubahan baik itu perubahan dalam segi kognitif, afektif, maupun psikomotornya dari yang semula
tidak tahu menjadi tahu, atau dari yang kurang baik menjadi baik. Dalam suatu pembelajaran, siswa yang menjadi pokoknya, guru sebagai fasilitator harus
membimbing siswa untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang baik. Dengan komunikasi yang intens, maka proses pembelajaran itu akan berjalan optimal
sehingga hasil belajar siswa juga maksimal.
2.1.3. Model Pembelajaran Group Investigation