Hasil Belajar Siswa Pemaknaan Temuan Pendidikan

dilakukan Hobri dan Susanto 2006 bahwa model Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas siswa.

4.2.1.3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Group Invvestigation dengan media video mengalami peningkatan. Pada saat sebelum dilakukan tindakan atau pra siklus, siswa yang mengalami ketuntasan hanya 20 dari 44 siswa atau dapat dikatakan 45,46 siswa mengalami ketuntasan dan 54,54 siswa tidak tuntas. Pada siklus I pertemuan 1 terjadi peningkatan, dari 44 siswa ada 15 atau 34,1 siswa yang tidak tuntas dan 29 atau 65,9 siswa tuntas. Nilai terendah pada pertemuan ini adalah 35 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 75. Padasiklus I pertemuan 1 ini, siswa sudah banyak mengalami peningkatan, sudah ada 29 siswayang tuntas atau di atas KKM yaitu 70. Namun, ketuntasan klasikal masih 65,9 dan masih belum memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu 85 sehingga perlu dilakukan penelitian yang selanjutnya. Pada siklus I pertemuan 2 terjadi peningkatan dari perteemuan 1. Dari 44 siswa, ada 11 atau 25 siswa yang tidak tuntas dan 33 siswa atau 75 siswa tuntas. Nilai terendah pada pertemuan ini adalah 40 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata yang diperoleh 78,18. Pada siklus I pertemuan 2 ini sudah terjadi peningkatan, sudah ada 33 siswa yang tuntas atau di atas KKM yaitu 70. Namun, ketuntasan klasikal masih 65,9 dan masih belum memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu 85 sehingga perlu dilakukan penelitian pada siklus selanjutnya. Pada siklus II pertemuan 1 terjadi peningkatan, dari 44 siswa ada 36 atau 18,19 siswa yang tidak tuntas dan 29 atau 65,9 siswa tuntas. Nilai terendah pada pertemuan ini adalah 45 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 80,11. Padasiklus II pertemuan 1 ini, siswa sudah banyak mengalami peningkatan, sudah ada 36 siswayang tuntas atau di atas KKM yaitu 70. Ketuntasan klasikal sudah 81,81 dan memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu 85 namun masih perlu dilakukan penelitian pada pertemuan selanjutnya untuk memastikan keberhasilan model ini. Pada siklus II pertemuan 2 terjadi peningkatan lagi dari pertemuan 1. Dari 44 siswa, ada 6 atau 13,64 siswa yang tidak tuntas dan 38 atau 86,36 siswa tuntas. Nilai terendah pada pertemuan ini adalah 45 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-rata yang diperoleh 85,68. Pada siklus II pertemuan 2 ini sudah terjadi peningkatan, sudah ada 38 siswa yang tuntas atau di atas KKM yaitu 70. Namun, ketuntasan klasikal sudah 85,68 dan memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu 85 sehingga tidak perlu melakukan penelitian yang selanjutnya atau dapat dikatakan penelitian ini berhenti sampai siklus II pertemuan 2 ini. Keberhasilan pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan tidak lepas dari penerapan model Group Investigation dengan media video dimana keunggulan model GI antara lain pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama, berinteraksi, berkomunikasi antar siswa dalam kelompok dan mengemukakan pendapatnya, serta memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran Beti:2012. . Hamdani 2011:90, menjelaskan bahwa metode pembelajaran ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan proses kelompok group process skill. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran IPA melalui model Group Investigation dengan media video pada siswa kelas VB SDN Tambakaji 04. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yogi Suciwardani dan BudiSetiyono 2011 bahwa model Group Investigation dengan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I sampai siklus II.

4.2.2. Implikasi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA VIDEO DI SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

0 6 317

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 SEMARANG

0 10 295

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA CROSSWORD PUZZLE PADA SISWAKELAS IV SDN PLALANGAN 04 SEMARANG

1 20 276

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

1 26 232

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 2 316

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04

0 7 298

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VB SD N WATES 01 KOTA SEMARANG

0 4 193

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)BERBANTUAN MEDIA VISUALSISWA KELAS VB SDN TAMBAKAJI 04KOTA SEMARANG

4 32 250

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas belajar ipa pada siswa kelas iv sd ne

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN SETRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Setrategi Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD N 01 Ngunut

0 1 13