Teori Belajar Kognitif Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Group

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. 2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar. 3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah 4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar. 5. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan Baharudin dan Wahyuni, 2010:117.

2.1.5.2. Teori Belajar Kognitif

Menurut Suprijono 2009:22 dalam perspektif teori kognitif, belajar merupakan peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih nyata hampir dalam setiap peristiwa belajar. Perilaku individu bukan semata-mata respons terhadap yang ada melainkan yang lebih penting karena dorongan mental yang diatur oelh otaknya. Anni 2007:48 menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengenalan itu manusia mampu memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pada pandangan itu, teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur kognitif terutama unsur pikiran untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Menurut Piaget dalam Baharudin dan Wahyuni, 2010: 123, setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada satu tahap perkembangan tertentu akan muncul skema atau struktur tertentu yang keberhasilannya pada setiap tahap amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah : 1. Tahap Sensorimotor Perkembangan pada tahap sensorimotori terjadi dari usia 0 - 2 tahun. Dalam tahap ini, anak dapat sedikit memahami lingkungannya dengan jalan melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Mereka mengandalkan kemampuan sensorik serta motoriknya. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya. Misalnya dengan menendang-nendang dia tahu bahwa selimutnya akan bergeser darinya. 2. Tahap Operasional Perkembangan pada tahap praoperasional terjadi dari usia 2 - 7 tahun. Pada tahap ini anak mulai mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. 3. Tahap Konkrit Operasional Perkembangan tahap operasional konkrit berlangsung dari usia 7 - 11 tahun. Pada tahap ini anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa- peristiwa yang konkret dan mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk yang berbeda. 4. Tahap Formal Operasi Perkembangan tahap operasional formal terlihat pada usia 11 - 15 tahun. Pada tahap ini anak dapat berpikir dengan cara yang abstrak dan logis. Pemikiran lebih idealistik. Dari ulasan di atas, kedua teori yang mendasari model Group Investigation dengan media video adalah teori kontruktivisme dan teori belajar kognitif. Dalam model Group Investigation jelas terlihat bahwa siswa diberikan topik-topik yang nantinya akan dibangun melalui pengalamannya sendiri. Siswa harus dapat berpikir untuk menginvestigasi topik tersebut dengan pengetahuannya. Dengan dibantu media video, siswa dapat lebih mengkonstruksikan pengetahuannya. Selain itu dalam teori belajar kognitif, lebih menekan kan pada pemberfungsian pikiran siswa untuk memikirkan permasalahan dalam topik yang ada. Siswa SD merupakan tahap operasioanl konkret, yaitu pada usia 7-11 tahun. Dalam tahap ini siswa sudah mengetahi peristiwa-peristiwa yang konkret, dengan bantuan video siswa dapat melihat peristiwa-peristiwa yang tidak dapat mereka lihat secara langsung, sehingga siswa dapat menambah pengetahuannya.

2.1.6. Model Pembelajaran Group Investigation dengan Media Video

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN MEDIA VIDEO DI SDN TAMBAKAJI 04 KOTA SEMARANG

0 6 317

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 SEMARANG

0 10 295

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA CROSSWORD PUZZLE PADA SISWAKELAS IV SDN PLALANGAN 04 SEMARANG

1 20 276

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

1 26 232

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 2 316

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 04

0 7 298

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TPS BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VB SD N WATES 01 KOTA SEMARANG

0 4 193

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)BERBANTUAN MEDIA VISUALSISWA KELAS VB SDN TAMBAKAJI 04KOTA SEMARANG

4 32 250

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas belajar ipa pada siswa kelas iv sd ne

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN SETRATEGI GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Setrategi Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD N 01 Ngunut

0 1 13