15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, kita tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar dan pembelajaran. Kedua kegiatan tersebut saling berhubungan dan saling
melengkapi dalam melaksanakan kegiatan belajara mengajar di kelas. Adapun konsep belajar dan pembelajaran akan dikaji dalam pengertian dibawah ini:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya mmerupakan kegiatan belajar. Tidak mungkin kita dapat melakukan
sesuatu tanpa didahului proses belajar terlebih dahulu. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku bagi setiap individu dan belajar itu mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting didalam perkembanagan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan menguasai konsep dasar belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktifitas belajar itu
memegang peranan penting dalam proses psikologis. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan
belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting didalam perkembangan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi belajar, diantaranya:
Belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru,
artinya pengetahuan dibentuk oleh individu sendiri, kemudian individu tersebut melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya, sehingga pengetahuan
semakin berkembang. Hamdani, 2010:71 Konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu :
a. Belajar berkaitan erat dengan perubahan perilaku. Perilaku tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku tertentu, seperti menulis, membaca, berhitung dan berbagai tindakan dalam suatu pembelajaran
b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Anni, dkk,
2009: 82-84 Belajar merupakan suatu aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perilaku tersebut
bersifat secara relatif konstan dan tidak berbekas. Winkel, 1996:53 Menurut Sudjana 2008:28, belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah
proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.
Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak
mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Siddiq, 2008:1.3
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku yang berlangsung dalam interaksi individu
dengan lingkungannya yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat dari berbagai pengalaman. Belajar merupakan proses interaksi individu dengan
lingkungan, dimana lingkungan dijadikan sebagai sumber belajar, dengan adanya interaksi dengan lingkungan dan siswa memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar sehingga dapat menghasilkan perubahan perilaku yaitu yang semula siswa tidak tahu menjadi tahu. Dalam pembelajaran IPA materi energi panas dan energi
bunyi, siswa diminta untuk mengamati dan mempraktekkan langsung berinteraksi langsung dengan lingkungan tentang energi panas dan energi bunyi,
misalnya siswa diminta untuk membakar besi, hal itu merupakan contoh penerapan dari perpindahan panas secara konduksi, dengan demikian siswa
memperoleh pengetahuan baru dari hasil pengalamannya. Dalam belajar harus memperhatikan prinsip-prinsip belajar yang sudah disebutkan agar apa yang kita
harapkan dapat tercapai secara maksimal. Model pembelajaran inkuiri dengan media audiovisal pada pembelajaran
IPA didukung oleh teori-teori belajar sebagai berikut: Lapono, dkk 2008:3-34 menyebutkan terdapat empat jenis teori belajar
yang dikemukakan oleh para ahli yakni teori belajar behaviorisme, teori belajar
kognitivisme, teori belajar konstruktivisme, dan teori belajar humanisme. Dalam penelitian ini didasari oleh teori belajar konstruktivisme dan teori belajar
humanisme, dengan penjelasan sebagai berikut: a.
Teori Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses pembelajar secara
aktif mengkonstruksi atau membangun gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru didasarkan atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa lalu atau ada
pada saat itu. Den gan kata lain, ”belajar melibatkan konstruksi pengetahuan
seseorang dari pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri”. Tasker dalam Lapono, dkk, 2008:1-28 mengemukakan tiga penekanan dalam teori
konstruktivisme. Pertama, pengetahuan tidak diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif peserta didik. Kedua, fungsi kognisi bersifat
adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.
Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler dalam Lapono, 2008:1-29 mengajukan beberapa saran yang berkaitan
dengan rancangan pembelajaran, sebagai berikut: 1 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa
sendiri, 2 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif, 3 memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru, 4 memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta
didik, 5 mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka, dan 6 menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Adapun penerapan dalam penelitian ini ialah peserta didik secara aktif melakukan diskusi dengan kelompok dan mengemukakan pendapat serta
tanggapan. Dari hal tersebut, pemikiran dan interaksi sosial peserta didik terbangun dan semakin berkembang.
b. Teori Belajar Humanisme
Menurut Lapono 2008:1.34 berpendapat bahwa teori belajar humanisme memandang kegiatan belajar merupakan kegiatan yang
melibatkan potensi psikis yang bersifat kognitif, afektif, dan konatif. Dalam prsktik pembelajaran, pendekatan humanistik mengkombinasikan metode
pembelajaran individual dan kelompok kecil. Demikian pula hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan social emosional lebih penting
dibandingkan dengan hasil pendidikan yang bersifat akademik. Oleh karena itu apabila kondisi pendidikan itu dapat terjadi, maka peserta didik akan
menjadi pembelajaran swa arah self-directed learners dan proses belajar akan menjadi sangat bermakna bagi peserta didik.
Berdasarkan pemaparan teori tersebut, pembelajaran melalui model pembelajaran inkuiri dengan media audiovisual dilandasi teori belajar
kontruktivisme dan humanism. Karena dalam pembelajaran tersebut siswa dirangsang untuk membangun dan mengembangkan pengetahuan serta
kemampuan berinteraksi dalam kelompok sehingga menciptakan pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat menemukan sendiri pemecahan masalah dari permasalahan yang ada.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran