Model Pembelajaran Inkuiri KAJIAN TEORI

IPA serta diterapkan model pembelajaran inofatif yaitu model pembelajaran inkuiri.

2.1.7 Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan dalam mata pelajaran IPA. Model pembelajaran inkuiri lebih menekankan siswa untuk berfikir kritis, karena dalam model pembelajaran inkuiri siswa mampu mengidentifikasi masalah, mampu melakukan percobaan untuk mendapatkan informasi, sampai siswa mampu membuat kesimpulan. Untuk melakukan hal-hal tersebut, siswa harus mampu berfikir kritis untuk mendapatkan hasil atau kebenaran yang ilmiah. Menurut Hamdani 2010:182, pembelajaran inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan. Sasaran utama model inkuiri adalah mengembangkan penguasaan pengetahuan yang merupakan hasil dari pengolahan data atau informasi. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Menurut Schmidt dalam Ahmadi, 2010:85, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry 1993 mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu Haury, 1993. Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulan bahwa, model pembelajaran inkuiri merupakn salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk mencari informasi atau memecahkan suatu masalah secara kritis dan ilmiah melalui observasi atau percobaan yang diawali dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Jadi dalam pembelajaran Inkuiri siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa belajar menemukan permasalahan dan jawaban dari permasalahan yang diajukan sendiri, siswa bertindak sebagai subjek pembelajaran sedangkan gurunya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Proses belajar mengajar dengan model inkuiri menurut Kuslan dan Stone dalam Ahmadi, 2010:104 ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1 menggunakan keterampilan proses, 2 jawab yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu, 3 siswa berhasyarat untuk menemukan pemecahan masalah, 4 suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri, 5 hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau eksperimen, 6 para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data mengadakan pengamatan, membacamenggunakan sumber lain, 7 siswa melakukan penelitian secara individukelompok untuk menguji hipotesis tersebut, 8 siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan. Berdasarkan ciri-ciri model pembelajaran inkuiri diatas, guru berusaha membimbing melatih dan membiasakan siswa terampil berpikir karena mereka mengalami keterlibatan secara mental maupun secara fisik seperti terampil menggunakan alat, terampil, untuk merangkai peralatan percobaan dan sebagainya. Pelatihan dan pembiasaan siswa untuk terampil berfikir dan terampil secara fisik tersebut merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih besar yaitu tercapainya keterampilan proses ilmiah sekaligus terbentuknya sikap ilmiah disamping penguasaan konsep, prinsip, hukum dan teori. Menurut Hamdani 2010:182 adapun manfaat dari model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan ide atau gagasan yang dimilikinya sehingga hal itu dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah, b siswa mulai diajarkan untuk menganalisis dan mencari kebenaran dari suatu masalah yang sedang dibahas, mampu berfikir sistematis, terarah, dan mempunyai tujuan yang jelas, c siswa mampu berfikir induktif, deduktif, dan empiris rasional sehingga hal ini akan menyebabkan siswa memiliki kemampuan dalam penalaran formal yang baik. Kelebihan dari model pembelajaran inkuiri antara lain: a. pengetahuan itu bertahan lama atau dapat diingat dalam waktu lama dan lebih mudah diingat apabila dibandingkan dengan pengetahuan yang dipelajari dengan cara-cara lain, b. hasil belajar mempunyai efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya. Dengan kata lain, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dijadikan milik kognitif seseorang lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru, c. secara menyeluruh, meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas. Tujuan dari model pembelajaran Inkuiri antara lain: Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya, Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pelajarannya Melatih peserta didik dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya, memberi pengalaman belajar seumur hidup. Agar penerapan strategi inkuiri dapat berhasil dengan baik, maka guru perlu memahami beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam merancang inkuiri seperti yang disarankan oleh Keffer dalam Ahmadi, 2010:117, antara lain sebagai berikut: 1. Siswa harus dihadapkan dengan masalah-masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan dan sumbernya bisa dari siswa sendiri maupun dari guru. Pada tahap awal, masalah yang akan dipecahkan sebaiknya terstruktur, tidak open ended yang tidak dapat dipecahkan. 2. Siswa harus diberi keyakinan bahwa mereka dapat menyelesaikan masalahnya. Dalam hal ini guru harus menjadi fasilitator dan motivator bagi siswa. Siswa mungkin akan merasa kesulitan dan merasa putus asa saat mengalami hambatan jika tidak dibantu guru. 3. Siswa harus memiliki informasi awal tentang masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, guru harus berperan dalam memberikan informasi pendukung baik dengan cara melibatkan siswa bekerja bersama guru atau diberikan saran tentang sumber-sumber dan wujud informasi yang dibutuhkan dan dapat dicari dan diperolehnya sendiri. 4. Siswa harus diberikan kesempatan melakukan sendiri dan mengevaluasi hasil kegiatannya. Guru memonitor kegiatan siswa dan memberi bantuan jika siswa betul-betul sudah tidak mampu memecahkan masalahnya. 5. Siswa diberikan waktu cukup untuk bekerja dengan pendekatan baru secara individual maupun berkelompok dan perlu diberikan contoh yang tepat dan agar dapat membedakan contoh salah yang berkaitan dengan masalah. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan kembali bahwa pembelajaran inkuiri lebih menekankan cara siswa berfikir kritis terhadap suatu masalah. Siswa diajarkan untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, mengurangi ketergantungan siswa terhadap gurunya. Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, siswa akan lebih mengingat dan memahami materi pelajaran yang disampaiakan guru karena pengetahuan yang didapatkan bersifat tahan lama. Dalam upaya menanamkan konsep, tidak hanya cukup dengan ceramah saja. Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat aktif dalam menemukan konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru. Menurut Sanjaya 2006:202 langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah sebagai berikut: 1 Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa 2 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. 3 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. b. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki karena dalam rumusan masalah yang dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. c. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berfikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu lahir. d. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. dalam model pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adaah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. f. Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Banyaknya data yang diperoleh seringkali menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan. Dari uraian diatas, dapat dijabarkan kembali bahwa sintaks model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut: a. Menyajikan masalah yang berkaitan dengan materi b. Membimbing siswa dalam pembentukan kelompok c. Membimbing siswa dalam membuat hipotesis d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan e. Membantu siswa dalam menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan f. Membimbing siswa dalam melakukan percobaan g. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan Adapun model pembelajaran yang mendukung model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran kooperatif.

2.1.8 Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 SEMARANG

3 21 265

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 31 348

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

0 8 306

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TALKING STICK DENGAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

1 12 227

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL INKUIRI BERBASIS AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TAMBAKAJI 03 SEMARANG

0 8 296

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN MODEL INKUIRI BERBANTUKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 KOTA SEMARANG

0 8 543

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

0 14 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 4 332

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN AUDIOVISUAL SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 01 KOTA SEMARANG

1 17 287