86 yang harus dipatuhi berupa pedoman etika pomosi rumah sakit oleh Perhimpunan
Seluruh Rumah Sakit Indonesi dalam PP PERSI nomor 47 tahun 2006. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, mereka menyebutkan
bahwa kurang mengetahui jika RSUD Majenang telah melakukan promosi di bidang kesehatan. Namun ada responden yang mengatakan bahwa pihak rumah
sakit telah melakukan upaya promosi kesehatan dan bekerja sama dengan pihak puskesmas. Maka dari itu, pihak rumah sakit harus meningkatkan upaya promosi
kesehatan agar masyarakat luas mengetahui keberadaan dan fasilitas pelayanan yang ada.
Sejumlah upaya promosi telah dilakukan oleh bagian marketing RSUD Majenang melalui media elektronik, media cetak dan internet jejaring sosial.
Dari upaya tersebut menghasilkan sebagian besar pasien 71,9 memiliki persepsi baik terhadap promosi RSUD Majenang. Upaya promosi oleh RSUD
Majenang, misalnya dapat dilakukan dengan cara public relation. Public relation adalah upaya komunikasi menyeluruh suatu rumah sakit untuk mempengaruhi
persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap rumah sakit Supriyanto dan Ernawaty, 2010.
5.1.4. Pengaruh pesepsi pasien tentang bauran pemasaran tempat terhadap
keputusan pasien rawat jalan memilih layanan kesehatan di RSUD Majenang
Pada penelitian ini, persepsi pasien tentang tempat merupakan salah satu bauran pemasaran yang diduga berhubungan dengan keputusan pasien memilih
layanan kesehatan. Pada uji bivariat diketahui pasien yang memilih lebih banyak pada kelompok yang memiliki persepsi tempat baik 86,0 dibandingkan
87 kelompok pasien yang memiliki persepsi kurang baik 14,0. Sedangkan pasien
yang tidak memilih lebih banyak pada kelompok yang memiliki persepsi baik 51,4 dibandingkan kelompok pasien yang memiliki persepsi kurang baik
48,6. Hasil perhitungan uji chi-square diperoleh nilai p value sebesar 0,001
0,05, sehingga Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara persepsi
bauran pemasaran tempat terhadap keputusan pasien rawat jalan memilih layanan kesehatan di RSUD Majenang. Penelitian ini didukung dengan penelitian oleh
Cahya Nurlia et al 2012 nilai p value=0,001, namun berbada dengan penelitian yang dilakukan oleh Delsa Dezolla 2012 nilai p value=0,172, menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi tempat dengan keputusan memilih berobat di Poliklinik Ambun Pagi RSUP DR.M.Djamil pada
tahun 2012. Tempat merupakan unsur bauran pemasaran yang merupakan gabungan
antara lokasi dan saluran distribusi Lupiyoadi, 2006. Bagi pasien, tempat merupakan kenyamanan atau kemudahan pasien untuk melakukan akses dan
memperoleh layanan rumah sakit yang terkait dengan lokasi yang strategis, fasilitas, sistem rujukan dan lainnya. Persepsi pasien baik atau kurang baik tentang
tempat dapat dipengaruhi oleh penilaian pasien terhadap kemudahan dalam mencari ruang poliklinik, ketersediaan fasilitas penunjang kebutuhan pasien
seperti kantin, ATM, fasilitas lain di lingkungan sekitar klinik serta ketersediaan fasilitas untuk parkir kendaraan bermotor yang cukup luas dan aman.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada responden, mereka menyebutkan bahwa tempat rumah sakit sangat terjangkau karena berada di jalur
88 utama transportasi umum. Namun ada yang menyatakan bahwa tempat di ruang
tunggu kurang memadai. Hal ini disebabkan jumlah tempat duduk di ruang tunggu setiap poli terkadang tidak sebanding dengan jumlah pasien yang cukup banyak
pada hari-hari tertentu. Karena dari hasil analisis bivariat bauran pemasaran tempat dengan
keputusan pasien, maka pihak rumah sakit harus melakukan upaya untuk mengatasi bauran pemasaran tempat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengelola tempat parkir untuk kendaraan beroda empat, karena sering terjadi ledakan pengunjung. Selain itu juga menambah jumlah tempat duduk di ruang
tunggu pada setiap poli,
5.1.5. Pengaruh pesepsi pasien tentang bauran pemasaran orang terhadap