34 3. Pelayanan rujukan referral service yakni hanya melayani pasien yang
dirujuk oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang
merujuk. 4. Pelayanan bedah jalan ambulatory surgery service yakni yang memberikan
pelayanan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama. Salah satu cara utama mendeferensikan pelayanan jasa kesehatan termasuk
pelayanan rawat jalan adalah memberikan jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas, lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi
atau melebihi harapan pasien tentang mutu pelayanan yang diterimanya. Setelah menerima jasa pelayanan kesehatan, pasien akan membandingkan jasa yang
dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dirasakan tidak sesuai dengan jasa yang diharapkan, maka pasien tidak puas dan akhirnya tidak akan
loyal kepada rumah sakit. Namun jika jasa yang dirasakan memenuhi atau bahkan melebihi harapan pasien maka pasien akan puas dan tetap bersedia menjalin
hubungan jangka panjang dengan rumah sakit serta menjadi pasien yang loyal kepada rumah sakit.
2.1.5. Rumah Sakit
2.1.6.1. Pengertian Rumah Sakit
Berdasarkan jenis usahanya, rumah sakit merupakan salah suatu sarana di bidang kesehatan yang memberikan pelayanan baik di bidang medis maupun non
medis dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai organisasi nirlaba, rumah sakit umum berusaha memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan
35 semaksimal mungkin kepada masyarakat. Hal ini merupakan salah satu bagian
dan fungsi rumah sakit. Pengertian Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340MenkesPerIII2010 adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat Permenkes No.340 tahun 2010. Kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi di atas adalah bahwa rumah
sakit mempunyai fungsi memberikan pelayanan medis dan para medis juga sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medis dan para medis serta
tempat penelitian dan pengembangan ilmu teknologi di bidang kesehatan dan tujuannya didirikannya rumah sakit adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam bidang kesehatan Supriyanto dan Ernawaty, 2010:31. Menurut UU No.44 tahun 2009, rumah sakit mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan: 2. Perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan
ketiga sesuai kebutuhan medis; 3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; 4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
36
2.1.6.2. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dang pengelolaan. Adapun klasifikasinya sebagai
berikut: 1. Penggolongan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanannya :
a. Rumah Sakit Umum : memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang
dan jenis penyakit.
b. Rumah Sakit Khusus : memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
jenis penyakit, dan kekhususan lainnya. 2. Penggolongan rumah sakit berdasarkan penyelenggaranya :
a. Rumah Sakit Pemerintah adalah rumah sakit yang dimiliki dan diselenggarakan oleh Departement Kesehatan, Pemerintah Daerah, ABRI
dan BUMN.
b. Rumah Sakit Swasta, adalah rumah sakit yang dimiliki dan diselenggarakan oleh yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum dan badan hukum
lain yang bersifat sosial.
3. Penggolongan rumah sakit berdasarkan perbedaan tingkat, menurut
kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan, yaitu : a. Rumah sakit kelas A
Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokteran Spesialis dan Subspesialis luas sehingga oleh perintah
37 ditetapkan sebagai tempat rujukan tertinggi Top Referral Hospital atau
bisa juga disebut sebagai Rumah Sakit Pusat. b. Rumah sakit kelas B
Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokteran Spesialis dan Subspesialis terbatas Rumah Sakit ini didirikan di
setiap Ibukota Provinsi yang mampu menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit tingkat Kabupaten.
c. Rumah sakit kelas C Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan
Kedokteran Spesialis terbatas. Rumah Sakit tipe C didirikan di setiap Ibukota Kabupaten Regency Hospital yang mampu menampung pelayanan
rujukan dan Puskesmas. d. Rumah sakit kelas D
Merupakan Rumah Sakit yang hanya bersifat transisi dengan hanya memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan Kedokteran Umum dan
gigi. Rumah sakit tipe D ini mampu menampung rujukan yang berasal dari Puskesmas.
38
2.2. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan kerangka penelitian.
Gambar 2.9 Kerangka Teori
Sumber : Fajar Laksana 2008, Kotler dan Keller 2012, Robbins 2007, Sunyoto 2012, Supriyanto dan Ernawaty 2010.
Aspek bauran pemasaran 7 P Rumah Sakit
1. Product
jasapelayanan yang ditawarkan di pasar
2. Price biaya yang harus dikeluarkan
pasien untuk mendapat pelayanan 3. Promotion
kegiatan penyampaian pesan- pesan RS kepada konsumen
4. Place Tempat pelayanan kesehatan yang
diberikan 5. People
Pemberi jasa: job oriented dan customer oriented
6. Process Proses pemberian layanan
7. Physical Evidence bukti fisik layanan
Output
Keputusan pasien memilih layanan
kesehatan
Persepsi pasien terhadap bauran
pemasaran nilai produk dan
pelayanan yang diterima di poli
rawat jalan Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi :
1. Umur 2. Tingkat
pendidikan 3. Pekerjaan
4. Sosial ekonomi harapan
dan kebutuhan