24
2.1.2. Persepsi
2.1.2.1. Pengertian Persepsi
Robbins 2007 mendenifisikan persepsi sebagai suatu proses yang ditempuh individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan individu agar
memberikan makna bagi lingkungan. Meskipun persepsi sangat dipengaruhi oleh pengobyekan indra maka dalam proses ini dapat terjadi penyaringan kognitif atau
terjadi modifikasi data. Kotler dan Amstrong 2009 mendefinisikan bahwa persepsi adalah proses
seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenal dunia. Persepsi tidak hanya
tergantung pada rangsangan fisik tapi juga pada rangsangan yang berhubugan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses perolehan informasi oleh individu melalui alat indera yang kemudian
diinterpretasikan individu sehingga memberikan makna bagi lingkungan. Proses menginterpretasikan ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan juga
proses belajar individu.
2.1.2.2. Proses Pembentukan Persepsi
Proses pembentukan persepsi antara satu individu dengan individu lain berbeda-beda. Pembentukan persepsi tergantung pada berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal seperti pengalaman, keinginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan, maupun faktor eksternal, seperti:
lingkungan keluarga , masyarakat, sekolah, faktor sosial budaya, lingkungan fisik dan hayati dimana seseorang itu bertempat tinggal.
25 Luthas 2006 mengatakan bahwa ada tiga mekanisme pembentukan
persepsi yaitu selectivity, closure, dan interpretation. Dimana proses selectivity terjadi apabila seseorang menerima pesan maka akan berlangsung proses
penyeleksian pesan yang dianggap penting dan tidak penting yang diperoleh dengan cara menyimpulkan dan menafsirkan pesan, proses closure akan
menyeleksi hasil kesimpulan kemudian disusun suatu kesatuan kumpulan pesan atau stimuli dan yang terkhir interpretation terjadi bila pesan tersebut
diinterpretasikan atau penafsiran pola stimulus secara menyeluruh ke dalam lingkungan individu.
Menurut Kotler Amstrong 2009, seseorang dapat membentuk persepsi yang berbeda-beda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam
proses pemerintah indera, yaitu: 1. Perhatian selektif, yaitu kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian
besar informasi yang dihadapi, sehingga membuat para marketer harus bekerja sangat keras untuk menarik perhatian konsumen. Pesan marketer akan hilang
diberikan pada orang-orang yang tidak berada dalam pasaran produk. 2. Distorsi
selektif, yaitu
menguraikan kecenderungan
orang untuk
menginterpretasi informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah diyakini.
3. Retensi selektif, yaitu kecenderungan untuk mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan individu. Karena perhatian, distorsi dan
retensi selektif, para marketer harus bekerja keras menyampaikan pesan. Menurut David Krech dalam Sunyoto 2012, presepsi seseorang
dipengaruhi oleh : a frame of reference yaitu kerangka pengetahuan yang
26 dimiliki yang diperoleh dari pendidikan, pengamatan atau bacaan; b field of
experience, yaitu pengalaman yang telah dialami yang tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Pembentukan persepsi sangat dipengaruhi oleh informasi
atau rangsangan yang pertama kali diperolehnya. Pengalaman pertama yang tidak menyenangkan pada pelayanan rumah sakit atau informasi yang tidak benar
mengenai rumah sakit akan berpengaruh terhadap pembentukan persepsi seorang terhadap kebutuhan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang menurut Robbins 2007 adalah :
1. Faktor internal yang meliputi pengalaman, kebutuhan saat ini, nilai yang dianut dan ekspetasi atas pengharapan.
2. Faktor eksternal yang meliputi penampilan produk, sifat stimulus dan situasi lingkungan.
2.1.2.3. Persepsi Pasien terhadap Bauran Pemasaran