2.1.12 Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Problem Based Learning Suprihatiningrum, 2014: 215-216 adalah suatu model pembelajaran, yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada
suatu masalah, kemudian diikuti proses pencarian informasi yang bersifat student centered. Barr dan Tagg dalam Huda, 2013: 271 menyatakan bahwa Problem
Based Learning merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran.
Ibrahim dan Nur dalam Putra, 2013 : 73-74 menyatakan ciri-ciri dari Probem Based Learning, yaitu:
a pengajuan pertanyaan atau masalah. Model Problem Based Learning mengorganisasikan pengajaran dengan masalah yang nyatadan sesuai dengan
pengalaman keseharian siswa. b berfokus pada keterkaitan antardisiplin ilmu. Masalah dan solusi pemecahan
masalah yang diusulkan tidak hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu, tetapi dapat ditinjau dari berbagsi disiplin ilmu.
c penyelidikan autentik. Model Problem Based Learning mengharuskan siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah melalui analisis masalah, observasi,
maupun eksperimen. d menghasilkan produk atau karya yang kemudian dipamerkan. Model Problem
Based Learning menuntut siswa menghasilkan poduk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak guna menjelaskan atau mewakili penyelesaian masalah
yang ditemukan, kemudian memamerkan produk tersebut.
e kerja sama. Model Problem Based Learning dicirikan oleh siswa yang bekerja sama secara berpasangan maupun kelompok kecil guna memberikan motivasi
sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir melalui tukar pendapat seta berbagai penemuan.
Menurut Rusman 2014: 242 tujuan Problem Based Learning yaitu: a membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan
masalah b belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam
pengalaman nyata c menjadi para siswa yang otonom
Arends dalam Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 91-93 menyebutkan langkah- langkah pembelajaran dalam Problem Based Learning, yaitu:
Fase 1 : Memberikan orientasi suatu masalah pada siswa Langkah ini guru mengkomunikasikan dengan jelas tujuan pembelajaran,
membangun sikap positif terhadap pembelajaran tersebut, dan mendiskripsikan sesuatu yang diharapkan untuk dilakukan oleh siswa.
Fase 2: Mengorganisasi siswa untuk meneliti Guru mengembangkan keterampilan kolaborasi antara siswa dan membantu untuk
mengivestigasi masalah secara bersama-sama. Dalam langkah ini guru membantu siswa merencanakan tugas investigasi dan pelaporan yang dapat dilakukan dengan
membentuk tim-tim studi dan perencanaan kooperatif. Fase 3: Mendampingi dalam penyelidikan sendiri maupun kelompok
Guru mendampingi siswa dalam melaksanakan penyelidikan baik sendiri maupun kelompok dengan cara mengumpulkan data dan melakukan percobaan serta
mengembangkan hipotesis, menjelaskan dan memberi solusi. Fase 4: Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Hasil akhir dari model Problem Based Learning yaitu suatu karya yang dapat dilaporkan. Laporan berisi tentang permasalahan, tujuan permasalahan, alternatif
pemecahan masalah yang dapat berupa laporan tertulis, program komputer, maupun presentasi multimedia.
Fase 5: Analisis dan evaluasi dari proses pemecahan masalah Guru membimbing siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir
siswa dalam melakukan investigasi suatu permasalahan dan kemampuan intelektual yang digunakan.
Ibrahim dan Nur dan Ismail dalam Rusman, 2014: 243 mengemukakan langkah- langkah Problem Based Learning adalah sbagai berikut.
Fase 1 : Orietasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah. Fase 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Fase 3: Membimbing pengalaman individualkelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah. Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu siswa untuk berbagi tugas dengan teman.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan dan proses yang siswa gunakan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanan model
Problem Based Learning melalui lima fase. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan tahap-tahap yang dijabarkan oleh Arends.
Kelebihan dari penggunaan model Problem Based Learning adalah sebagai berikut.
a. siswa lebih memahami konsep yang diajarkan lantaran ia yang menemukan konsep tersebut,
b. melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi,
c. pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna,
d. siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran, karena masalah-masalah yang diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata. Hal ini bisa
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajarinya,
e. menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu member aspirasi dan menerima pendapat orang lain, serta menanamkan sikap sosial yang positif
dengan siswa lainnya, f. pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan,
g. Problem Based Learning diyakini pula dapat menumbuh-kembangkan kemampuan kreativitas siswa, baik secara individual maupun kelompok,
karena hampir disetiap langkah menuntut keaktifan siswa Putra, 2013: 82-83.
2.1.13 Media Pembelajaran Audiovisual