b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. g. Mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran untuk memperoleh pengalaman belajar berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model Problem Based Learning dengan media audiovisual adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan diri dalam mengikuti pelajaran 2. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru
3. Siswa menemukan konsep berdasarkan masalah 4. Siswa secara kelompok melakukan penyelidikan mencari solusi dari
permasalahan 5. Siswa mempresentasikan hasil kerja
6. Siswa memperhatikan tayangan audiovisual 7. Siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah terhadap tayangan audiovisual
8. Siswa mengerjakan evaluasi
2.1.6 Iklim Pembelajaran
Dalam kegiatan pengelolaan kelas memperhatikan pula iklim pembelajaran. Iklim pembelajaran adalah suasana yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung,
dan interaksi antara guru-siswa-siswa, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Belajar akan berlangsung secara efektif dalam situasi yang kondusif. Situasi yang
kondusif artinya tempat pembelajaran berlangsung harus bersih, nyaman, tenang, serta penuh dengan rasa saling mempercayai, sehingga menimbulkan rasa aman
bagi pebelajar dan pembelajar. Dalam kondisi ini, siswa akan aktif bertanya dan mengerjakan tugas dan mengungkapkan pendapat Depdiknas, 2004:33.
Dalam penciptaan iklim pembelajaran yang menunjang, guru harus memperhatikan kondisi dan situasi belajar mengajar. Hal pertama yang perlu
diperhatikan yaitu kondisi fisik. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa
dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Yang kedua adalah kondisi sosio-emosinal, karena mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap proses pembelajaran, kegairahan siswa dan keefektifan tercapainya tujuan pembelajaran. Yang ketiga yaitu kondisi organisasional, kegiatan rutin
yang secara organisasional dilakukan baik pada tingkat kelas maupun pada tingkat sekolah akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang
baik Ekosiswoyo, 2002:66-89. Kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika faktor-faktor
yang mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah iklim belajar yang kondusif
dan optimal. Iklim belajar yang kondusif atau optimal berkaitan dengan pengaturan orang dan barang. Misalnya, pengaturan tempat duduk siswa yang
sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung, ruangan kelas yang bersih dan
terang, alat pelajaran menarik atau hubungan guru-siswa dan siswa-siswa yang sehat dan akrab Anitah, 2010:8.34.
Selain itu, menurut Sardiman 2012:169 untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku
siswanya agar tidak merusak suasana kelas. Guru harus dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menghentikan tingkah laku anak yang mengganggu, seperti
ramai, nakal, mengantuk atau mengganggu teman yang lain. Indikator iklim pembelajaran dalam pembelajaran IPA menggunakan model
Problem Based Learning dengan media audiovisual adalah sebagai berikut: 1. Suasana belajar yang kondusif dalam berkelompok
2. Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru
2.1.7 Kualitas Media Pembelajaran