ada di lingkungan. IPA sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasilproduk yang disebut sebagai proses ilmiah. Ketiga, IPA
sebagai sikap merupakan Sikap yang harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai sikap yang harus dimiliki oleh ilmuan dalam melakukan
penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Sikap ilmiah itu dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran IPA pada saat
mengikuti diskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan. Keempat, IPA sebagai teknologi merupakan pengembangan dari
komponen sebelumnya, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA mengandung empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur tesebut
diharapkan mucul dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran yang utuh dan muncul rasa ingin tahu dalam memecahkan masalah
melalui metode ilmiah.
2.1.11 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Hardini dan Puspitasari 2012: 150 menyatakan pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA di SDMI dan SMPMTs
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Menurut
Wisudawati dan Suistyowati2014: 27 Pembelajaran IPA meliputi pembelajaran
proses dan produk IPA. Objek proses belajar IPA adalah kerja ilmiahprosedur, sedangkan objek produk IPA adalah pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif IPA. Dalam kegiatan pembelajaran IPA agar kemampuan berpikir dan
keterampilan proses dapat tercapai maka disesuaikai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Menurut Piaget dalam Budiningsih, 2008: 36-40
proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif
menjadi empat yaitu: 1. Tahap sensorimotor umur 0-2 tahun
Ciri pokok perkembangan tahap sensorimotor berdasarkan tindakan dan dilakukan langkah demi langkah. Kemampuan yang dimiliki antara lain:
a. Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek di sekitarnya
b. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara c. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama
d. Memperhatikan objek sebagai hal tetap, lalu ingin merubah tempatnya 2. Tahap preoperasional umur 2-78 tahun
Ciri pokok tahap ini pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu
preoperasional dan intuitif.
Preoperasionalumur 2-4 tahun anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya walupun masih sederhana. Karakteristik tahap ini
adalah: a. Self counternya sangat menonjol
b. Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok
c. Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar
d. Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan
Tahap inttuitifumur 4-7 atau 8 tahun anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Karakteristik tahap ini adalah:
a. Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya
b. Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks
c. Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide d. Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar
3. Tahap operasional kongkret umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan
aturan-aturan yang jelas dan logis dan ditandai adanya reversible atau kekelakalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya
dengan benda-benda yang bersifat konkret.
4. Tahap operasional formal umur 1112-18 tahun Ciri pokok perkembangan yahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak
dan logis dengan meng gunakan pola berpikir “kemungkinan”. Pada tahap ini
kondisi berpikir anak sudah dapat: a. Bekerja secara efektif dan sistematis
b. Menganalisis secara kombinasi c. Berpikir secara proporsional
d. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses
sains. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
Menurut Haryono2013: 45-49 Jenis-jenis keterampilan proses IPA adalah: 1. Mengamati. Mengamati adalah kegiatan yang melibatkan satu atau lebih alat
indra. Pada tahap ini seseorang belajar mengumpulkan petunjuk. Hasil dari pengamatan disebut fakta.
2. MenggolongkamMengklasifikasi. Menggolongkan adalah memilah berbagai obyek danatau peristiwa berdasarkan persamaan sifat khususnya, sehingga
diperoleh kelompok sejenis dari obyek atau peristiwa yang dimaksud. 3. Mengukur. Mengukur adalah kegiatan membandingkan benda yang diukur
dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan mengukur memerlukan alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur.
4. Mengkomunikasikan. Mengkomunikasikan adalah kegiatan menyampaiakan perolehan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk audio,
visual, danatau audio visual. 5. Menginterpretasi data. Menginterpretasi adalah memberi makna pada data
yang diperoleh dari pengamatan karena data tidak berarti apa-apa sebelum diartikan.
6. Memprediksi. Memprediksi adalah menduka sesuatu yang akan terjadi berdasarkan pola-pola peristiwa atau fakta yang sudah terjadi.
7. Menggunakan alat. Menggunakan alat adalah kegiatan merangkai dan menggunakan alat-alat untuk kegiatan pengujian atau percobaaneksperimen.
8. Melakukan percobaan. Melakukan percobaan adalah keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep,
dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.
9. Menyimpulkan. Menyimpulkan adalah memutuskan keadaan suatu objek berdasarkan fakta, konsep, prinsip yang diketahui.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang disesuaikan dengan perkembangan siswa, menerapkan keterampilan proses dan mencakup semua
komponen hakikat IPA maka tujuan IPA yang dikehendaki pada kurikulum dapat tercapai. Lebih khususnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA yang
diharapkan.
2.1.12 Model Pembelajaran Problem Based Learning