f. Pemberian waktu berpikir. Setelah pertanyaan diberikan, berilah waktu untuk berpikr kepada siswa kurang lebih satu sampai lima menit, setelah itu guru
dapat memberi kesempatan menjawab bagi yang sudah siap, atau langsung menunjuk satu per satu kepada siswa.
g. Pemberian tuntunan. Bila siswa mengalami kesulitan untuk menjawab, guru dapat memberikan tuntunan, sehingga siswa memiliki gambaran jawaban yang
diharapkan.
2.1.4.3 Keterampilan Memberi Penguatan
Guru yang baik harus selalu memberikan penguatan, baik dalam penguatan verbal diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti seratus, bagus,
pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya, maupun nonverbal biasanya dilakukan dengangerak, isyarat, sentuhan, elusan, pendekatan, dan sebagainya,
Penguatan bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan yang baik sebagai suatu tindakan doringan sehingga perbuatan
tersebut terus diulang. Ada empat cara dalam memberikan penguatan menurut Usman 2011: 83, yaitu:
a. Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab bila tidak, akan kurang efektif.
b. Penguatan kepada kelompok. Misalnya apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru memperbolehkan kelas itu bermain bola voli
yang menjadi kegemarannya. c. Pemberian penguatan dengan segera. Penguatan seharusnya diberikan segera
setelah muncul tingkah laku atau respons siswa yang diharapkan.
d. Variasai dalam penggunaan. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena akan menimbulkan
kebosanan, dan lama kelamaan akan kurang efektif .
2.1.4.4 Keterampilan Mengadakan Variasi
Penggunaan variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa karena pembelajaran yang monoton,
dengan mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran diharapkan pembelajaran lebih bermakna dan optimal, sehingga siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, antuasiasisme serta penuh partisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Terdapat empat komponen variasi mengajar Suprihatiningrum, 2014: 67-70 sebagai berikut:
a. Variasi gaya mengajar. Guru perlu mengadakan variasi mengajar agar suasana pembelajaran tidak membosankan. Variasi gaya mengajar ini terdiri dari : 1
variasi suara, 2 penekanan, 3 pemberian waktu, 4 kontak pandang, 5 gerakan anggota badan, dan 6 pindah posisi.
b. Variasi media dan bahan ajar. Ada tiga jenis media pembelajaran menurut indra, yaitu:
1. Media pandang, seperti grafik, bgan, poster, spesimen, gambar, dan slide. 2. Media dengar, seperti rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi,
sosiodrama, telepon. 3. Media taktik, seperti penyusunan atau pembuatan model. Dengan media ini,
siswa berkesempatan untuk menyentuh dan memanipulasi benda.
c. Variasi interaksi. Ada dua jenis variasi interaksi yang terjadi di kelas, yaitu: 1. Guru aktif menjelaskan dan siswa mendengarkan
2. Siswa aktif secara bebas tanpa campur tangan dari guru atau guru hanya mengarahkan pembelajaran.
Dari kedua jenis variasi inetraksi, jenis yang kedua akan lebih baik, tetapi interaksi guru dan siswa proporsional.
d. Variasi metode mengajar. Variasi metode mengajar adalah beragamnya menggunaan cara guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa,
seperti penggunaan metode ceramah dengan tanya jawab, metode ceramah dengan diskusi, metode pemberian tugas dan demontrasi, dan sebagainya.
2.1.4.5 Keterampilan Menjelaskan